- M.F. Mukhti
- 30 Sep 2011
- 3 menit membaca
Diperbarui: 6 hari yang lalu
LUKA menimbulkan rasa sakit. Ia harus diobati. Selama proses penyembuhan, orang yang terluka tetap harus berani menanggung rasa sakit, hingga luka itu benar-benar hilang. Pun demikian dengan suatu negara yang mengalami trauma (luka). Betapapun sakitnya, mereka harus melewatinya.
Maria, anak seorang polisi yang jadi eksekutor para tapol 1965 di SoE, kota kecil 100 km timur Kupang, Nusa Tenggara Timur, meyakininya. Baginya, proses penyembuhan trauma kolektif akibat G30S bakal memakan waktu dan melewati jalan berliku. Tapi, “jalan panjang untuk penyembuhan itu perlu dan harus diperjuangkan,” ujarnya.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












