top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Kisah Anjing Piaraan Sukarno

Anjing jadi jadiah persahabatan dari orang Belanda yang belajar bahasa Jawa. Jadi teman pelipur lara Bung Karno selama pengasingan di Bengkulu.

5 Mei 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Bung Karno bersama Si Ketuk Kuning. (Repro Fatmawati: Catatan Kecil Bersama Bung Karno).

BIDUK rumah tangga Bung Karno goyah sewaktu masa pengasingannya di Bengkulu. Dia kerap bersitegang dengan istrinya Inggit karena kehadiran Fatmawati, gadis yang mondok di rumah mereka. Konflik suami-istri itu membuat hari-hari di rumah terasa hampa.


Dalam otobiografinya, Sukarno mengakui kegalauan hatinya.Untuk melegakan batin, Sukarno mencari keasyikan dengan bekerja. Mulai dari mengerjakan rencana rumah untuk rakyat, aktif dalam organisasi Muhammadiyah, hingga mengajar bahasa Jawa.  


“Akupun menerima calon menantu dari Residen sebagai murid dalam pelajaran bahasa Jawa, karena dia bekerja sebagai asisten kebun di suatu perkebunan teh dan para pekerjanya berasal dari Jawa,” kata Sukarno kepada Cindy Adams dalam otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.


Jimmy, demikian Sukarno memanggil sahabat Belanda nya yang asisten kebun teh itu, berguru kepada Sukarno karena hanya orang buangan itulah yang menguasai bahasa Jawa.


Namun menurut L.G.M Jacquet dalam bukunya Aflossing van de Wacht, sejatinya Jimmy memiliki nama asli: Jaap Kruisweg. Pada 1939, Jacquet bertugas sebagai aspiran kontelir bertepatan dengan pengasingan Sukarno di Bengkulu. Sebagai pejabat kolonial, Jacquet tentu mengenal secara pribadi baik Sukarno maupun Jimmy alias Jaap Kruisweg.


“Berkat kesan-kesan yang dituliskan seorang pejabat kolonial, kita beroleh pemandangan tentang kehidupan, pikiran, dan sifat Sukarno pada masa itu,” tulis Rosihan Anwar dalam Musim Berganti: Sekilas Sejarah Indonesia 1925—1950.


Ketika Jimmy hendak menikah dengan putri Residen Hooykaas, Sukarno diminta sebagai saksi. Akan tetapi, Residen Hooykaas lah yang menolak permintaan itu. Seraya meminta maaf, Hooykaas mengatakan, “Tidak mungkin seorang tawanan utama negeri ini menjadi wali dalam perkawinan anak saya.”


Meskipun demikian, Hooykaas mengundang Sukarno untuk menghadiri upacara pernikahan Jimmy dan putrinya. Menurut Rosihan, Jacquet mempunyai foto resepsi pernikahan tersebut. Dalam potret itu, dapat dikenali dengan jelas sosok Sukarno.


Selama setahun, Sukarno memberi pelajaran bahasa Jawa tanpa memungut bayaran. Sebagai ucapan terimakasih, Jimmy menghadiahi Sukarno dengan dua ekor anjing jenis Dachshaund. Sukarno begitu menyayangi sepasang piaraannya ini sampai dibawa tidur bersama kala malam.


“Aku memanggilnya dengan mengetuk-ngetukkan lidahku. ‘Tuktuktuk’ dan karena aku tidak pernah memberinya nama, lalu binatang-binatang ini dikenal sebagai ‘Ketuk Satu’ dan Ketuk Dua,” kenang Sukarno.  


Fatmawati dalam Catatan Kecil Bersama Bung Karno membedakan Ketuk Satu dan Ketuk Dua dari warnanya. Seekor berwarna hitam sedangkan seekor lagi berwarna kuning. Dua piaraan tersebut pernah dijadikan oleh Sukarno untuk menyentil kaum beragama yang kolot dan konservatif.


Dalam Pandji Islam edisi Maulid April 1940, Sukarno membuka tulisannya dengan kejadian Ratna Djuami yang berteriak panik karena salah satu Ketuk itu menjilati air dalam panci. Sukarno lantas meminta anak angkatnya itu untuk membuang air lalu mencuci panci bersih-bersih dengan sabun dan kreolin. Ratna terheran-heran dengan amanat Sukarno sambil menerangkan perintah Nabi bahwa yang najis harus dibasuh tujuh kali, diantaranya satu kali dengan tanah.


“Ratna, di zaman Nabi belum ada sabun dan kreolin! Nabi tidak bisa memerintahkan orang memakai sabun dan kreolin,” demikian tamsil Sukarno dalam artikelnya bertajuk “Masyarakat Onta dan Masyarakat Kapal Udara.“


Masa pengasingan Sukarno di Bengkulu berakhir seturut dengan pendudukan tentara Jepang. Sukarno dikembalikan ke Batavia. Tidak lupa, dua anjing itu dibawa serta merantau ke Jawa.


“Ternyata Bung Karno selamat sampai di Jawa, tak ketinggalan kedua ekor anjingnya,” kenang Fatmawati.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Teqball, dari Mana Asalnya?

Teqball, dari Mana Asalnya?

Permainan anyar yang lahir dari pengalaman eks-pesepakbola Hungaria. Menyebar begitu pesat ke berbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia.
Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

He was Sukarno's confidant in the fight for West Irian. He traveled the world to “fight” in the diplomatic arena, but that journey almost ended tragically.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Wanita Perkasa Pembela Jelata

Wanita Perkasa Pembela Jelata

S.K. Trimurti pejuang perempuan yang komplet, disegani kawan maupun lawan. Dia seorang pendidik, wartawan, pengarang, politisi, dan menteri perburuhan pertama.
Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha hiburan malam yang mengorbitkan banyak penyanyi beken ini mengalami kejadian aneh saat menunaikan ibadah haji.
bottom of page