Jalan Pintas Menuju Harta, Tahta, dan Wanita
Masih muda sudah kaya raya. Sayangnya sekelompok anak muda ini meraihnya dengan cara tipu-tipu yang tak patut ditiru.
ISI benak Dean Karny (Taron Egerton) sekonyong-konyong disesaki peluang saat bertemu Joe Hunt (Ansel Elgort), teman lama semasa SMA, di sebuah kafe elit di WeHo (West Hollywood), California, 9 Juli 1983. Dean yang hanya berbisnis mobil punya mimpi untuk jadi lebih kaya dengan memanfaatkan kecemerlangan otak Joe, teman yang dianggapnya paling cerdas namun kurang beruntung nasibnya.
Begitu cara sutradara James Cox membuka adegan dalam film Billionaire Boys Club. Adegan pertemuan Joe-Dean membuka kisah sekumpulan mahasiswa yang menjadi kaya raya secepat kilat dengan ide brilian tapi jatuh dalam sekejap mata yang jadi inti cerita film.
Film berdurasi 108 menit ini mentas berkat produksi Armory Films. Debut rilisnya pada 17 Juli 2018 bukan melalui bioskop-bioskop, melainkan via VOD (Video on Demand). Rencananya, film baru akan tayang di bioskop pada 17 Agustus 2018 lewat distributor Vertical Entertainment.
Film ini seolah me-remake kisah serupa dengan judul yang sama karya sutradara Marvin J. Chomsky yang terbit 8 November 1987. Bedanya, karya Chomsky berdurasi 200 menit dan hanya ditayangkan lewat stasiun televisi NBC.
Cepat Kaya Berakhir Derita
Sineas muda James Cox menuangkan kisah nyata sekumpulan mahasiswa yang membentuk sebuah firma investasi dan tentang bagaimana Joseph Henry Gamsky alias Joe Hunt yang hidupnya melesat dalam sekejap dari kondisi pas-pasan.
Dari pertemuan Dean dan Joe di WeHo, tercetus ide untuk bermitra dan mendirikan firma investasi dengan nama BBC di tahun yang sama. Nama BBC terinspirasi dari Bombay Bicycle Club, sebuah klub dan restoran elit yang semasa SMA selalu jadi impian Dean untuk bisa jadi anggotanya. Joe langsung menyetujuinya karena dia harus memiliki harta agar bisa menggapai tahta dan wanita. “Di Amerika, uang sama dengan respek,” ujar Dean yang memancing gairah Joe.
The Bombay Bicycle Club yang menjadi inspirasi nama firma BBC
Kunci untuk menjalankan bisnis mereka: meracik Skema Ponzi, skema tipu-tipu ala MLM (multi-level marketing) yang digagas tahun 1919 oleh penipu ulung bernama Charles Ponzi. Jika Ponzi memulainya dengan manipulasi investasi kupon perangko mahal, BBC start dengan investasi mobil BMW. Mereka membelinya dengan harga murah di negara asal, Jerman, untuk kemudian dijual lagi dengan harga berkali-kali lipat di Amerika.
Untuk modal awal, Dean menarik investasi dari teman-teman kuliahnya yang tajir di Harvard School for Boys (kini Harvard Westlake School, Los Angeles). Mereka semua berusia 30 tahun ke bawah dan anak-anak konglomerat yang acap bingung bagaimana menghabiskan uang jajan dari orangtua. Dana merekalah yang digunakan untuk membeli BMW-BMW itu selain suntikan investasi dari pengusaha ternama, Ron Levin (Kevin Spacey).
Bisnis investasi mereka sukses besar. Saking besarnya laba, Joe sampai berani membeli perusahaan tambang batubara di Chicago yang nyaris bangkrut, Cogenco Energy, seharga USD250 juta. Dengan harta itu, Joe dan Dean merengkuh tahta dan wanita. Joe sendiri meraih mimpi pribadinya untuk bisa menjalin cinta dengan gadis dambaannya, Sydney Evans (Emma Roberts).
Terus mengalirnya investasi-investasi baru mengubah gaya hidup mereka. Nyaris setiap hari berpesta.
Lucunya, BBC sebagai perusahaan penipu justru memulai kehancurannya dari kena tipu. Ron Levin mengerjai Joe dkk. dengan cek kosong. Rencana BBC ingin menjalankan Cogenco dengan investasi dari Ron jadi berantakan. Gara-gara itu Ron dibunuh bodyguard Joe, Tim Pitt (Bokeem Woodbine), setelah diancam Joe untuk memberi cek asli senilai USD1,5 juta, pada 6 Juni 1984.
Sempat bangkit dengan memanfaatkan pertemanan mereka dengan Reza ‘Izzy’ Eslaminia, putra Hedayat Eslaminia, eks-pejabat Shah Iran yang mencari suaka ke Amerika, BBC ambruk lagi gara-gara pembunuhan Hedayat oleh Dean Karny. Cox menutup kisah para pendiri BBC dengan drama nan apik.
Fakta Film BBC
Sutradara Cox jelas telah meriset film seri dengan judul sama yang ditayangkan NBC pada 1987. Benang merahnya, Cox mengikutsertakan Judd Nelson, pemeran Joe Hunt di film 1987. Di film 2018, Nelson memerankan Ryan Hunt, ayah Joe Hunt.
Judd Nelson memerankan Joe Hunt di edisi 1987 dan memerankan Ryan Hunt di film 2018
Namun, sebagai film yang berhubungan dengan sejarah, film ini jelas tak bebas dari “terpeleset” soal fakta. Contoh, percintaan Joe Hunt dengan Sydney Evans. Faktanya, tulis Hype edisi 27 Juli 2018, tokoh Sydney tak pernah ada. Karakter dan penampilan Sydney sengaja dibuat mirip penyanyi Debbie Harry demi menguatkan suasana 1980-an. Pun begitu dengan tokoh Quintana Bisset (Suki Waterhouse) sebagai pacar Dean Karny.
Baca juga:
Mahaguru Investasi Tipu-Tipu
Umrah Bodong Ala Ponzi
Asal-Usul si Kocak Deadpool
Horor Sadis Keluarga Pengabdi Iblis
Tambahkan komentar
Belum ada komentar