Sisi Jenaka Jenderal Nasution dan Sang Nyonya
Cerita ringan antara Pak Nas dan Ibu Nas. Terkuak pengakuan Nasution hampir menangkap istrinya sendiri.
Jenderal Abdul Haris Nasution, yang menjabat ketua MPRS, sekali waktu berkunjung ke penjara Tangerang meninjau para tahanan politik (tapol) yang dikaryakan. Dalam rombongannya, turut serta sang istri Yohana Sunarti. Ketika mengamat-amati para tapol, Ibu Sunarti tiba-tiba berteriak ke arah rombongan suaminya.
“Papi, papi, sini deh,” serunya. “Ada PKI Arab.”
Tapol berdarah Arab bernama Hadi itu hanya bisa nyengir belaka sambil berbisik ke kawanan tapol lain, Tuba bin Abdurahim. “Sialan gue jadi tontonan PKI Arab,” gerutunya.
Tuba masih ingat peristiwa kocak itu terjadi pada suatu hari tahun 1967. Namun, menurutnya, tiada kesan kebencian yang ditampilkan Ibu Sunarti. Ia hanya terperanjat melihat sesosok berperawakan Arab yang menjadi simpatisan PKI,” kata Pak Tuba, eks tapol anggota Pemuda Rakyat kepada Historia.ID.
Kebersamaan Nasution dengan istrinya kerap menyita perhatian. Letjen Gatot Subroto pernah meledek Nasution yang selalu membawa sang istri dalam kunjungan ke luar negeri. Waktu itu, Nasution menjabat Kepala Staf Angkatan darat (KSAD) sedangkan Gatot adalah wakilnya. Karakter keduanya memang saling bertolak belakang. Nasution tipikal perwira serius yang correct sementara Gatot lebih senang bergurau dan blak-blakan. Meski demikian, persahabatan mereka telah terjalin sejak masa Perang Kemerdekaan.
Sekali waktu, rombongan Nasution bersiap-siap di Bandara Kemayoran guna melakukan perjalanan ke luar negeri. Tetiba, Gatot Subroto yang ikut serta, menangkap sesuatu yang ganjil. Dia panggil Kolonel Isa Edris, ajudan Nasution, lalu ditanya.
“Soldat (prajurit), buat apa si Batak itu bawa-bawa ‘rantang’?” celetuk Gatot.
Awalnya, Isa Edris belum paham perihal "rantang" yang dimaksud Gatot Subroto. Namun, beberapa saat kemudian, dia mengerti bahwa Gatot sedang menyindir Nasution. "Rantang" yang disebut-sebut Gatot merujuk pada Nyonya Nasution alias Yohana Sunarti yang ikut dalam rombongan.
“Orang mau ke luar negeri mencari kesegaran, kok, bawa-bawa ‘rantang’,” kata Gatot seperti dituturkan ulang Bakri A.G. Tianlean, asisten pribadi Nasution, dalam Suka Duka 28 Tahun Mengabdi bersama Jenderal AH. Nasution.
Nasution yang dikenal kaku, tapi di hadapan Sunarti, bisa berguyon juga. Dalam memoarnya Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 1: Kenangan Masa Muda, Nasution mengisahkan Sunarti di masa revolusi tahun 1945 pernah bergabung dengan organisasi kepemudaan Pemuda Republik Indonesia (PRI) sambil tetap aktif di pos Palang Merah Indonesia (PMI). Menurut Nasution, tidak ada nama yang paling laku dewasa itu, kecuali kata Republik, termasuk di kalangan pemuda-pemudi. Tapi, Sunarti hanya sebentar di RPI. Dia lebih memilih untuk berkegiatan di PMI saja.
Baca juga: Kesaksian Anggota Tjakrabirawa Menjemput AH Nasution
PRI yang semula tanpa warna kepartaian, oleh kelompok sosialis kemudian diubah menjadi cikal bakal Pemuda Sosialis (Pesindo). Ketika pemberontakan PKI di Madiun pecah tahun 1948, banyak anak Pesindo yang ditangkap oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Nasution sendiri merupakan panglima Divisi Siliwangi yang berperan dalam menumpas gerakan PKI di Madiun. Pangkatnya masih kolonel saat itu.
Bertahun-tahun setelah hidup bersama sebagai pasangan suami istri, Nasution pernah menggoda Sunarti. “Kalau dahulu kau tidak keluar, terpaksa kau saya tangkap,” katanya sembari bercanda.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar