top of page

Sejarah Indonesia

Perkawinan Perjuangan

Perkawinan Perjuangan AH Nasution

Kisah asmara AH Nasution dan Yohana Sunarti pada masa Perang Kemerdekaan.

23 Mei 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

AH Nasution dan keluarga. (Repro Memenuhi Panggilan Tugas).

Diperbarui: 30 Mei

ADA kesenangan di balik kesulitan. Hal itulah yang kerap dialami muda-mudi di masa Perang Kemerdekaan. Kendati hari-hari mereka disibukkan dengan tugas perjuangan, termasuk bertempur di berbagai palagan, bukan berarti kebutuhan dasar seperti asmara atau berumahtangga mesti berhenti.


Seringkali urusan asmara dijadikan bahan hiburan oleh kelompok pejuang entah lewat candaan, saling ledek, atau saling menjahili. Sewaktu menjabat sebagai panglima Divisi Siliwangi, Kolonel AH Nasution pernah mengerjai kepala stafnya, Letkol Askari.


Kejahilan Nasution, sapaan akrab Nasution, berlangsung saat dia berkunjung ke Purwakarta, tempat markas staf berada. Saat itu, Nasution mengajak Yohana Sunarti kekasihnya, dan Ine Kawilarang. Ine merupakan sahabat Yohana sekaligus kekasih Askari. “Askari ini kawin dengan adiknya Alex Kawilarang,” tulis Abdul Halim dalam Di Antara Hempasan dan Benturan: Kenang-Kenangan Dr. Abdul Halim, 1942-1950.


Nasution sengaja tak memberitahu Askari bahwa dia mengajak Ine. Maka begitu mobil yang membawa mereka tiba di markas, Nasution langsung memerintahkan Ine agar tetap di mobil. Nasution dan Yohana masuk ke kantor. Askari sedang sibuk membereskan urusan staf ketika Nasution tiba. Beberapa saat kemudian, Nasution sengaja meminta Askari mengambilkan dokumen-dokumennya di mobil yang disebutnya tertinggal. “Kepala staf cukup ‘kaget’ rupanya, karena menemukan ‘dokumen’ yang khusus, yang sudah lama tidak sempat bertemu,” tulis Nasution dalam Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 1.


Namun, asmara seringkali menjadi motivasi bagi para muda-mudi dalam Perang Kemerdekaan. “Tentu pula sebagai pemuda, saya selalu gembira kalau pergi ke front Bandung Selatan, sebagai front yang terpenting dewasa itu di daerah Bandung. Pasti saya mampir ke Ciwidey, tempat Sunarti. Ia masih tetap menjadi anggota pos PMI-nya yang mengungsi dari Bandung ke kota kecamatan ini. Juga kalau saya bepergian ke brigade-brigade di Sukabumi, maka saya singgah 1-2 hari di sini,” ujar Nasution.

Sunarti yang dimaksud Nasution adalah Yohana Sunarti, anak tokoh PNI Jawa Barat Gondokusumo. Hubungannya dengan Nasution kemudian berlanjut ke jenjang pernikahan pada 30 Mei 1947. Revolusi hampir membuyarkan pernikahan yang telah direncanakan jauh hari itu. Pasalnya, tepat pada hari pernikahan itu Panglima Besar Soedirman memerintahkan seluruh tentara di Jawa konsinyering karena info dari Jakarta mengatakan Belanda akan doorstoot antara lain dari Bogor ke Sukabumi.


Akibatnya, kata Nasution, “Saya sendiri datang terlambat dari Tasikmalaya, sehingga ketika datang tengah hari tanggal 29 Mei menghadapi wajah Sunarti yang membayangkan kekesalan dan penyesalan di depan tamu-tamu yang telah ramai. Saya minta maaf.”


Nasution mengistilahkan pernikahannya dengan “Perkawinan Perjuangan”. “Perkawinan perjuangan sudah banyak terjadi di waktu itu. ‘Kawin perjuangan’, karena praktis tak mungkin hidup berumah tangga, jadi sang istri harus ikut kesatuan atau staf sebagaimana adanya,” ujarnya.


Nasution mengalami itu justru lebih telat dibanding banyak bawahannya. “Sebagai ‘Bapak’ sudah berkali-kali saya ‘ikut’ mengawinkan komandan-komandan bawahan, yang rasanya janggal sekali, karena saya masih bujangan,” kata Nasution.


Izin nikah paling diingat Nasution adalah izin yang diajukan Mayor Kusno Utomo, komandan Resimen 4. Dengan berpenampilan tak lazim seperti biasa dia berpakaian alakadar, pada suatu hari Kusno menghadap Nasution. “Melaporkan, saya akan kawin,” kata Kusno.


“Selamat,” jawab Nasution.


“Minta bantuan biaya,” kata Kusno menimpali. Keduanya pun langsung terpingkal bersama usai laporan itu.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page