top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Menteri Cantengan

Kisah seorang menteri Indonesia yang  menghadiri sebuah perundingan internasional dengan mengenakan sandal.

25 Mei 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio.

SOEBANDRIO barangkali satu-satunya menteri luar negeri yang memakai sandal dalam suatu  perundingan formal bilateral. Ceritanya bermula ketika Soebandrio berangkat ke Amerika Serikat pada 18 Juli 1962. Presiden Sukarno mengutus Soebandrio berunding dengan pihak Belanda agar menyerahkan wilayah Irian Barat.


“Sudah jelas Presiden Sukarno berulang-ulang berkata bahwa: ‘Penyerahan kekuasaan Irian Barat harus berlangsung pada tahun 1962, sebelum ayam jantan berkokok tahun 1963’,” kenang Soebandrio dalam Meluruskan Sejarah Perjuangan Irian Barat.


Soebandrio memimpin delegasi Indonesia. Turut mendampinginya  Letnan Jendral Hidayat Martaatmadja dan Juru Bicara Depertemen Luar Negeri, Ganis Harsono. Sementara pihak Belanda diwakili oleh Herman van Rooijen, duta besar Belanda untuk PBB.


Setibanya di Washington D.C., Soebandrio tak segera menunaikan amanat sang presiden. Perundingan itu molor dan baru terlaksana seminggu kemudian. Tempat perundingan sedianya diselenggarkan di Wisma Hunstland, masuk kota Middleburg yang tidak jauh dari Washington. Namun kali ini harus diselenggarakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington. Apa yang terjadi?


“Tanggal 25 Juli 1962 van Rooijen datang ke Kedutaan Besar Indonesia di Washington, guna melaksanakan perundingan kedua. Saya pada waktu itu menderita infeksi luka, hampir tidak dapat berjalan. Syukur bahwa van Rooijen bersedia datang ke Kedutaan Besar Indonesia,” tutur Soebandrio.


Informasi mengenai luka yang dialami oleh Menteri Soebandrio itu termuat dalam warta Suluh Indonesia, 27 Juli 1962. Diberitakan bahwa pada 24 Juli, Subandrio menjalani operasi kecil pada jempol kakinya yang terkena infeksi kuku. Infeksi ini bagi orang awam lazim disebut dengan penyakit cantengan. Gejala cantengan adalah bengkak pada ujung kuku jari yang biasanya bernanah. Akibat kondisi fisiknya tersebut, Subandrio jalan tertatih-tatih.  Soebandrio pun terpaksa harus mengenakan sendal saat perundingan berlangsung di hadapan delegasi Belanda dan kelompok mediator dari Amerika Serikat.


Beruntunglah, van Rooijen - yang merupakan "lawan" Soebandrio - berbaik hati untuk mau bertandang ke markas Indonesia. Perundingan yang akan menentukan masa depan wilayah yang kini bernama Papua itu pun dapat dilanjutkan. Perundingan berjalan alot dan sengit yang berakhir dengan kemenangan bagi Indonesia.  


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page