top of page

Sejarah Indonesia

Alex Kawilarang Anak Mami

Alex Kawilarang Anak Mami

Pemberani dan kharismatik di medan perang. Tapi ketika berhadapan dengan sang bunda, dia menjadi anak tersayang.

25 Februari 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Alexander Evert Kawilarang. Ilustrasi: Betaria/Historia.

Alexander Evert Kawilarang atau lebih dikenal dengan nama Alex Kawilarang dikenal sebagai komandan kharismatik di berbagai palagan. Kemampuan tempurnya telah terasah sejak menjadi taruna Akademi Militer Kerajaan Belanda (KMA) di Bandung. Alex dikenal piawai main anggar, jago lempar pisau, dan ahli senapan. Jebolan KMA angkatan 1941 ini lulus dengan predikat mengaggumkan kendati dirinya tergolong taruna bumiputra.


“Saya mendapat nilai yang bagus. Malahan yang mendapat tanda istimewa sebagai satu-satunya di seluruh KMA yang lulus dengan predikat: “ahli segala senjata” (meester in all wapens),” kenang Kawilarang dalam otobiografinyaA.E. Kawilarang untuk Sang Merah Putih yang disusun Ramadhan K.H.


Dalam usianya yang masih terbilang muda (28 tahun) Alex telah menjadi panglima untuk Teritorium I/Sumatra Utara (kini Kodam I/Bukit Barisan). Wilayah operasi yang dibawahi Kawilarang meliputi Aceh, Sumatra Timur, dan Tapanuli.  Salah satu peran terpenting Kawilarang adalah menyelesaikan pertikaian para perwira setempat yang melibatkan Mayor Bedjo dan Mayor Liberty Malau. Terhitung sejak akhir 1948 sampai awal 1950, Alex Kawilarang bertugas di Sumatra Utara.  


Di balik wibawa dan keberaniannya di medan tempur, siapa sangka jika Alex menjadi penurut bila berhadapan dengan sang ibu, Nelly Betsy Mogot-Kawilarang. Ya, Alex Kawilarang ternyata “anak mami”. Kisah ini terjadi ketika Alex menjadi Panglima Teritorium VII/Indonesia Timur (kini Kodam XIV/Hasanuddin) pada 1950.


Sekali waktu, Alex mengajak ajudannya, Andi Muhammad Jusuf menginap di kediamannya di Makassar. Turut pula Letnan Satu Rais Abin, perwira urusan personel dan logistik dari pasukan Batalion 706 Kopas C Sunda Kecil. Rais Abin saat itu sedang bertugas di Makassar.  

“Kawilarang sangat dicinta para prajuritnya. Dia sangat memuja dan menyegani ibunya,” ujar Rais Abin dalam memoarnya Mission Accomplished yang disusun Dasman Djamaluddin.


Jusuf dan Rais Abin merupakan perokok. Sewaktu menginap di rumah Alex, mereka pun  tidak sungkan merokok di kamar. Namun keduanya tidak mengetahui bahwa Nyonya Nelly, ibunya Kawilarang akan datang berkunjung. Besoknya, Kawilarang memerika kamar yang ditempati Jusuf dan Rais Abin. Tempat itu disterilisasi dari asap ataupun puntung rokok.   

“Jangan ada asbak,” kata Kawilarang, “Mami akan datang.”


Meski diatur seperti itu, Rais Abin justru menghormati pribadi Kawilarang. Dia melihat betapa Kawilarang sangat hormat dan patuh kepada ibunya. Ketika ibunya datang berkunjung, situasi rumah pun aman terkendali.


“Terhadap ibunya, kami lihat ia hampir seperti anak kecil,” kenang Rais Abin.  


Setelah purnatugas dari jabatan Panglima Teritorium VII, Kawilarang bertugas di Jawa Barat sebagai Panglima Teritoium III/Jawa Barat (kini Kodam III/Siliwangi). Kemudian Kawilarang bertugas sebagai Atase Militer Republik Indonesia untuk Amerika Serikat. Reputasi cemerlang Kawilarang pudar setelah mendapat cap panglima pembangkang karena terlibat dalam pemberontakan Permesta. Padahal, sewaktu menjadi Panglima di Jawa Barat, Kawilarang punya jasa merintis pembentukan korps pasukan elite TNI yang kita kenal hari ini dengan nama Kopassus.     

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page