Miris, Nasib Bandara Internasional Pertama di Indonesia
Kondisi menyedihkan dari bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional. Dulu terkenal kini hanya menjadi tempat penampungan hewan kurban nan angker.
Bandar Udara (Bandara) Kemayoran, Jakarta, resmi berdiri pada 8 Juli 1940. Inilah bandara pertama untuk pelayanan penerbangan internasional di Indonesia. Selama beroperasi, bandara ini sangat terkenal.
Komik Tin-Tin karangan Herge, seniman asal Belgia, yang terkenal itu menyebut Bandara Kemayoran dalam seri Flight 714 to Sydney. Seri ini menceritakan perjalanan Tin-Tin, tokoh utama komik, dari London menuju Sydney untuk mengikuti kongres Astronotika Internasional. Dia pergi bersama Kapten Haddock, Profesor Calculus, dan anjingnya Snowy.
Mereka transit di Bandara Kemayoran, lalu beralih maskapai. Dari Qantas Boeing 707 penerbangan 714 ke pesawat pribadi milik miliuner Lazslo Carriedas. Mereka berpetualang ke Pulau Bompa, wilayah Sondonesia. Tin-Tin adalah komik laris pada masanya dan terjual di hampir 50 negara. Dengan demikian nama bandara yang pernah menggelar acara ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina, tersebut semakin dikenal luas.
Kemayoran, nama tempat bandara ini berdiri, sebelumnya hanyalah tanah lapang dan rawa yang dimiliki oleh Isaac de l'Ostal de Saint-Martin (1629—1696), salah satu Mayor dalam Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC). Tak heran jika nama wilayah ini merujuk pada pangkatnya, Mayoran. Hingga awal abad ke-20, kondisi Kemayoran pun masih berupa rawa dan persawahan.
Baca juga: Akhir Bandara Kemayoran
Pemerintah Kolonial mengubah wilayah ini jadi bandara pada 1934. Bandara mulai beroperasi pada 1940. Pengelolaan bandara ini dipercayakan kepada Koniklijk Nederlansch-Indischa Luchtvaart Maatschappij sampai masa pendudukan Jepang. Bandara Kemayoran menjadi saksi bisu sejarah kehadiran pesawat berbadan lebar generasi awal seperti Boeing 747 seri 200, DC-10, dan Airbus A-300.
Cerita bersejarah lainnya adalah ketika Sukarno, Hatta, dan Radjiman yang baru mendarat dari Vietnam pada 14 Agustus 1945 sudah ditunggu para pemuda untuk segera merencanakan kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah pada sekutu.
Untuk mempercantik Bandara Kemayoran, Sukarno yang memang menyukai seni berpikir tentang perlunya tambahan ornamen khas bangsa Indonesia di bandara itu. Akhirnya pada 1957, Sukarno memerintahkan para seniman yang tergabung dalam organisasi Seniman Indonesia Muda atau SIM yang bermarkas di Yogyakarta untuk membuat berbagai karya relief di Bandara Kemayoran.
Bandara Kemayoran mulai jarang digunakan ketika Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng beroperasi pada 1982. Bandara Kemayoran resmi ditutup pada 1985. Setelah itu, kondisi bandara kian memprihatinkan. Dari luar pagar saja terlihat jelas bahwa bangunan ini sudah tidak terurus. Cat mengelupas dan sejumlah ruangan hancur hingga terkesan angker.
“Beberapa kali yang datang kesini kesurupan, memang sekarang serem apalagi kalau malam, mangkanya kalo kesini harus permisi atau jangan melakukan hal yang aneh-aneh," ujar Ahmad (43), pekerja Dinas Kebersihan yang sudah puluhan tahun bekerja di daerah bandara. Menjelang Idul Adha, bandara menjadi tempat tempat penampunan hewan kurban seperti sapi dan kambing.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar