top of page

Sejarah Indonesia

Pengelolaan Zakat Fitrah Masa Kolonial

Pemerintah kolonial enggan campur tangan dalam pengumpulan dan pengelolaan fitrah. Mendorong tumbuhnya transparansi dan akuntabilitas lembaga zakat.

13 Mei 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Muhammadiyah Bagian Penoeloeng Kesengsaraan Oemoem (PKO). (Twitter @muhammadiyah).

Diperbarui: 28 Okt

PADA tiap pengujung bulan Ramadan, umat Islam mempunyai kewajiban menunaikan zakat fitrah. Bentuknya berupa makanan pokok dengan ukuran 2,5 kilogram atau uang dengan nilai yang sama sebesar makanan pokok tersebut. Umat Islam di Indonesia bisa menyerahkan zakat fitrah langsung kepada delapan golongan penerimanya (mustahik) atau melalui lembaga pengelola dan penyalur zakat pemerintah dan swasta. Tapi pada masa kolonial keadaannya berbeda. Pemerintah kolonial tak ikut campur dalam pengumpulan dan pengelolaannya.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page