- M.F. Mukhti
- 27 Feb 2012
- 3 menit membaca
Diperbarui: 2 hari yang lalu
BANTEN, 1670-an. Sebuah junk besar asal Tiongkok mendarat di pelabuhan dengan membawa 10 ton emas, benang, sutra, uang kepeng, dan produk-produk mewah lainnya. Junk itu merupakan bagian dari rombongan junk besar milik “raja kapal” asal Tiongkok, Koxinga atau Guo Xing-ye. Dia adalah konglomerat Tiongkok pendukung Dinasti Ming yang lari ke Taiwan dan mendirikan basis bagi simpatisan anti-Dinasti Qing.
Orang-orang Belanda, yang mendukung Dinasti Qing setelah menggulingkan Dinasti Ming, memusuhi Koxinga. Namun junk Koxinga bisa mendarat lantaran pembelaan Kaytsu, syahbandar dan orang kepercayaan Sultan Ageng Tirtayasa, dan jaminan dari Kyai Ngabehi Cakradana (Tantseko), mantan bawahan Kaytsu.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












