Suwandi, satpam BNI di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mendapat penghargaan dari Plt. Bupati Jepara, Dian Kristiandi, karena telah bersikap tegas terhadap seorang laki-laki tidak bermasker yang ingin masuk ke bilik ATM. Video aksi Suwandi itu viral di sosial media.
Sebelumnya, satpam BCA menjadi trending topic. Akun @BanyuSadewa yang mengawalinya dengan cuitan disertai unggahan foto satpam BCA: "Cowok berseragam paling baik, ramah dan perhatian itu pokoknya cuman Satpam BCA!"
Baca juga: (R)evolusi ATM BCA
Karena menyinggung orang berseragam, cuitan itu agaknya terkait video viral sebelumnya, yaitu seorang anggota polisi, Bripda GAP, yang berkata: "Pacar kamu ganteng? Kaya? Bisa gini ga? (mengokang senjata)." Akibatnya, Bripda GAP diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya. Tak terima telah di-viralkan, Bripda GAP melaporkan akun @kapansarjana_ yang mengunggah video pertama kali, ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Barangkali belum banyak yang tahu kalau sejarah Satpam berhubungan dengan kepolisian. Pendirinya adalah Kapolri Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang menjabat 1978–1982. Gagasannya berawal dari keterbatasan jumlah polisi dalam menjaga keamanan.
"Awaloedin Djamin berpikiran bahwa polisi yang jumlahnya terbatas tidak mungkin menjaga daerah pertokoan dan perkantoran. Maka ia mengusulkan adanya Satpam (satuan pengamanan) yang dibiayai oleh kantor tertentu namun latihan dasarnya diberikan oleh pihak kepolisian," tulis sejarawan Asvi Warman Adam dalam Menguak Misteri Sejarah.
Baca juga: Jenderal Polisi (Purn) Awaloedin Djamin: Soekanto Bapak Polisi Kita
Dalam memoarnya, Pengalaman Seorang Perwira Polri, Awaloedin Djamin menjelaskan, untuk menggalang partisipasi masyarakat, Polri dengan dukungan Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) mencanangkan sistem Kamtibmas Swakarsa termasuk keamanan lingkungan (Siskamling).
“Pola ini saya susun dengan jelas, untuk daerah pedesaan dan daerah perkotaan, untuk kawasan permukiman dan lingkungan usaha serta perkantoran," kata Awaloedin.
Setelah penelitian dan studi perbandingan, Awaloedin mengeluarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: SKEP/126/XII/1980 tanggal 30 Desember 1980 tentang Pola Pembinaan Satpam.
"Saya bentuk Satpam (satuan pengamanan), terjemahan dari security guards," kata Awaloedin. "[Namun] Lahirnya Satpam ini tidak begitu mulus. Sebelumnya, sudah ada beberapa perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengamanan, yang umumnya dipimpin oleh purnawirawan Pati [perwira tinggi] ABRI."
Awaloedin menetapkan Satpam merupakan tanggung jawab perusahaan atau instansi yang bersangkutan, serta didaftar, dilatih, dan dibina oleh Polri. Bagi Awaloedin, pembentukan Satpam juga untuk menghindari pengalaman yang terjadi di negara lain.
"Di Jepang misalnya, terdapat Yakuza yang memaksakan perlindungan bagi pengusaha-pengusaha. Demikian pula permulaan mafia di Amerika Serikat," kata Awaloedin.
Baca juga: Nick Zapetti Raja Mafia Amerika di Jepang
Pada tahap persiapan, dalam suatu acara di Mabak (Markas Besar Angkatan Kepolisian), Kepala Perbekalan Umum Brigjen Polisi Drs. Basiroen Nugroho, memperagakan berbagai contoh seragam Satpam. Awaloedin memutuskan seragam Satpam: biru-biru untuk lapangan dan biru-putih untuk lingkungan gedung perusahaan. Pada lengan harus ditempeli nama perusahaan dan wilayah Polri tempatnya bertugas.
Segera setelah Surat Keputusan Kapolri keluar jumlah anggota Satpam meningkat menjadi 30.000 di seluruh Indonesia. Wadah profesi Satpam, Asosiasi Manajer Sekuriti Indonesia (AMSI), terbentuk pada 9 Juli 2001 di Jakarta. Dalam perkembangannya, AMSI berubah menjadi Asosiasi Profesi Sekuriti Indonesia (APSI) pada 1 November 2018.
Pada hari ulang tahun Satpam yang ke-13 tanggal 30 Desember 1993, dalam suatu acara di Mabak, Kapolri Letjen Polisi Drs. Banurusman mengukuhkan Awaloedin Djamin sebagai Bapak Satpam Indonesia.
Awaloedin Djamin meninggal dunia pada 31 Januari 2019.