- Bonnie Triyana
- 8 Feb 2013
- 2 menit membaca
Diperbarui: 6 Mei
ANG Yan Goan masih ingat betul sesosok pemuda tegap necis berkopiah hitam yang pernah datang ke kantornya di redaksi koran Sin Po, di bilangan Asemka, Jakarta Pusat (dulu: Batavia). Pemuda itu selalu berkobar-kobar bila membicarakan cita-citanya untuk memerdekakan bangsanya. Yan Goan sangat terkesan dan secara sukarela membantu pemuda bersemangat itu untuk mencapai cita-citanya. Kelak, bertahun kemudian, pemuda bernama Sukarno itu dipilih menjadi presiden pertama Republik Indonesia.
Nukilan kisah tersebut tercatat di dalam memoar Ang Jan Goan, pemimpin redaksi dan kemudian direktur penerbitan koran Sin Po. Sebuah memoar yang banyak menceritakan tentang suka-duka hidup sebagai warga Tionghoa di Indonesia. Termasuk kisah duka saat harus meninggalkan Indonesia karena pergolakan politik 1965.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.










