Masuk Daftar
My Getplus

Pabrik Senjata di Banten

Pejuang di Banten membuat sendiri senjata api untuk melawan Belanda.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 22 Sep 2018
Pabrik minyak kelapa Mexolie di Rangkasbitung, Banten, yang kemudian dijadikan tempat pembuatan senjata. (Tropenmuseum/Wikipedia).

SENJATA api sangat penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan (1945-1949). Untuk memenuhi kebutuhan senjata, selain merampas dari tentara Jepang dan Belanda, para pejuang Indonesia juga membuat sendiri senjatanya.

Untuk wilayah Banten, pembuatan senjata api dilakukan di pabrik minyak kelapa peninggalan Belanda: Mex Olie (Maatschappij tot exploitatie van Oliefabrieken) di Rangkasbitung.

Baca juga: Bagaimana rakyat Banten menyambut Proklamasi Kemerdekaan?

Advertising
Advertising

“Ini perlu disebut. Sebab, pabrik ini bukan hanya memproduksi minyak kelapa melainkan juga senjata, khususnya mortir dan granat berikut alat pelontarnya, dan bom-bom tarik serta ranjau darat,” tulis Matia Madjiah dalam Kisah Seorang Dokter Gerilya dalam Revolusi Kemerdekaan di Banten.

Dokter gerilya yang dimaksud adalah Satrio, dokter Divisi I Banten. Matia Madjiah sendiri dipindahkan dari Bandung Selatan ke Banten untuk membantu dr. Satrio sebagai komandan peleton kesehatan dengan pangkat letnan muda.

Pembuatan senjata itu berada di bawah pengawasan Mayor Widagdo, kepala bagian Persenjataan Brigade Tirtayasa. Mayor Widagdo ini belakangan terkenal sebagai "Hantu Jembatan" karena banyak menghancurkan jalan dan jembatan-jembatan penting ketika Belanda melancarkan agresi militer kedua.

Baca juga: Inilah peralatan perang yang dibuat sendiri untuk melawan Belanda

Sayangnya, mortir hasil berdikari ini tidak dilengkapi dengan alat pengontrol dan tidak diketahui pasti sampai sejauh mana jangkauan daya tembaknya.

“Karena tidak memiliki peralatan pengontrol, maka dalam pemakaiannya beberapa kali terjadi pelurunya tidak terlontar, tapi meletus di dalam tabung,” tulis Halwany Michrob dan A. Mudjahid Chudari dalam Catatan Masa Lalu Banten.

Biasanya, seperti di daerah-daerah lain yang membuat senjata, tabung mortir itu terbuat dari tiang listrik. Meskipun demikian, para prajurit cukup bangga memilikinya. “Mortir itu sedikit banyak dapat menaikkan gengsi pasukan dan menambah semangat prajurit,” kata Matia Madjiah.

TAG

Perjuangan-Kemerdekaan Sejarah-Banten sejarah banten pabrik senjata

ARTIKEL TERKAIT

Yang Tersisa dari Saksi Bisu Romusha di Bayah Martir Letnan Kadir dan Seloroh Kopral Panamo Pertempuran Berdarah di Bukit Mardinding Putra Betawi dalam Pusaran Revolusi Indonesia Pekerja Seks dalam Pusaran Revolusi Indonesia Pemberontakan untuk Memulihkan Kesultanan Banten Kala Sukarno Berlindung di Rumah Purbodiningrat Barisan Srikandi dalam Perjuangan Kemerdekaan Penyergapan Tentara Belanda di Tanah Karo Moestopo Sang Jenderal Nyentrik