Masuk Daftar
My Getplus

Misteri Enrique de Malacca

Enrique de Malacca disebut sebagai orang pertama yang mengelilingi bumi. Diklaim berasal dari Sumatera, Malaka, Maluku, hingga Filipina.

Oleh: Andri Setiawan | 09 Apr 2021
Ilustrasi potret Enrique de Malacca. (Betaria Sarulina/Historia).

Pada 1521, Ferdinand Magellan terbunuh dalam perlawanan Mactan di Filipina. Peristiwa ini membuat penjelajah Portugis yang membelot ke Spanyol ini gagal mengelilingi bumi. Padahal jika berhasil mencapai Malaka, ia akan menjadi orang pertama yang mengelilingi bumi. Sementara itu, orang pertama yang disebut telah mengelilingi bumi justru seorang budak Magellan: Enrique de Malacca.

Sosok Enrique muncul dalam catatan Antonio Pigafetta, ilmuan Italia yang turut dalam penjelajahan Magellan. Dalam The First Voyage around the World (1519– 1522) An Account of Magellan’s Expedition (Theodore J. Cachey Jr., Ed.), Pigafetta belum menyebut nama Enrique. Ia menyebutnya sebagai seorang budak.

Budak ini pertama disebut dalam catatan pada 28 Maret 1521 ketika mereka tiba di sebuah pulau di Filipina. Kala itu kapal Magellan didekati oleh sebuah perahu yang berisi delapan orang lokal. Mereka ternyata bisa berkomunikasi dengan budak Magellan. Pigafetta juga menyebut budak itu berasal dari Sumatera.

Advertising
Advertising

Baca juga: Inilah Tiga Orang Jawa yang Membahayakan Portugis

“Seorang budak milik kapten jenderal yang merupakan penduduk asli Sumatera, yang dulu bernama Taprobane, berbicara kepada mereka, dan mereka segera memahaminya,” tulis Pigafetta.

Budak dari Sumatera ini beberapa kali juga disebut sebagai penerjemah. Ia membantu Magellan berkomunikasi dengan orang lokal serta menjadi utusan untuk menemui penguasa lokal.

Pada 27 April 1521, Magellan terbunuh oleh panah beracun saat menyerang Pulau Mactan. Dengan ini, ia telah gagal mengelilingi bumi. Sementara itu, hari di mana Magellan terbunuh, Pigafetta kembali menyebut si budak sekaligus penerjemah itu. Kali ini dengan nama: Enrique.

“Karena penerjemah kami, Enrique namanya, terluka ringan, dia tidak mau pergi ke darat lagi untuk memenuhi kebutuhan kami, tetapi selalu berada di bawah selimut tebal; oleh karena itu, Duarte Barbosa, komandan kapal, berteriak kepadanya dan mengatakan kepadanya bahwa meskipun tuannya, sang kapten, sudah mati, karena itu dia tidak bebas: sebaliknya, dia (Barbosa) akan memastikan bahwa ketika kita harus mencapai Spanyol, dia tetap menjadi budak Dona Beatrice, istri kapten jenderal, dan dia mengancam budak itu bahwa jika dia tidak pergi ke darat, dia akan dicambuk,” tulis Pigafetta.

Pasca-hari kematian Magellan, Enrique disebut lagi pada 1 Mei 1521 ketika dalam perjamuan Raja Humabon yang berakhir dengan pembantaian. Enrique adalah satu dari dua orang yang selamat dalam pembantaian itu. Setelah itu, Enrique tak diketahui lagi keberadaannya. Ketika kapal Magellan sampai di Spanyol, Enrique juga tak ada dalam daftar orang-orang yang selamat. Dari mana sebenarnya Enrique yang terus menjadi perdebatan berasal?

Baca juga: Kisah Martir Portugis di Aceh

Enrique diketahui merupakan budak yang diperoleh Magellan dari Malaka pada 1511. Kala itu, Magellan turut dalam penaklukan Malaka oleh Portugis di bawah Alfonso de Albuquerque. Magellan membawa budak tersebut ke Spanyol dan dibaptis dengan nama Enrique de Malacca. Enrique kemudian dibawa dalam ekspedisi menjari kepulauan rempah melalui jalur barat. Melewati Samudra Atlantik, ujung selatan Amerika Latin, dan mengarungi Samudra Pasifik.

Cerita itu mengilhami penulis Malaysia Harun Aminurrashid menggubah novel berjudul Panglima Awang (1958). Panglima Awang adalah nama yang diyakini sebagai nama asli Enrique sebelum dibaptis. Malaysia juga telah membuat patung Panglima Awang di Museum Maritim mereka di Melaka.

Meski dibeli dari Malaka dan disebut Pigafetta berasal dari Sumatera atau Taprobane, beberapa sumber menyangsikan bahwa Enrique merupakan penduduk lokal kedua wilayah itu.

Maximilianus Transylvanus yang mewawancarai penyintas ekspedisi Magellan setiba di Spanyol, seperti dikutip Theodore J. Cachey Jr dalam catatan terjemahannya, menyebut bahwa Enrique berasal dari Maluku. Berdasarkan wawancara ini, Helmy Yahya dan Reinhard R. Tawas menulis buku Enrique Maluku (2014).

Helmy dan Reinhard mendukung keterangan Transylvanus dan menyebut bahwa Enrique de Malacca yang juga dikenal sebagai Enrique el Nigro memiliki kulit gelap. Hal ini membuat teori “Enrique adalah orang Melayu” gugur. Helmy dan Reinhard berasumsi bahwa Enrique berkulit gelap karena ia berasal dari Maluku.

Sementera itu, Filipina juga punya klaim sendiri. Enrique disebut merupakan pemuda asal Cebu, Filipina yang dijual sebagai budak di Malaka. Kathleen Nadeau menyebut dalam The History of The Philippines, Second Edition, bahwa bahasa Melayu yang dikuasai Enrique sebenarnya merujuk pada kata-kata dalam bahasa Cebu.

Baca juga: Akhir Tragis Sultan Ternate di Tangan Portugis

“Pigafeta melaporkan bahwa Enrique dapat berkomunikasi dengan raja lokal dalam dialek yang sama, yang membuat Magellan takjub. Enrique mungkin adalah seorang Cebuano karena dia adalah penerjemah yang memberikan Pigafetta kata-kata ‘Melayu’ dalam jurnalnya, yang sebenarnya adalah istilah Cebuano,” tulis Nadeau.

Jika Enrique berasal dari Cebu, maka ia adalah orang pertama yang telah mengelilingi bumi begitu kapal mereka sampai di Cebu. Sementara tuannya, Magellan, telah gagal sebelum mencapai Malaka. Begitu pula dengan awak kapal Magellan yang selamat, baru sampai ke Spanyol pada 1522.

Jika Enrique berasal dari Sumatera, Malaka, atau Maluku, ia baru hampir mengelilingi bumi. Kecuali jika Enrique kembali ke tempat asalnya setelah berpisah dengan kapal Magellan di Filipina. Sayangnya, catatan mengenai Enrique, terutama dari Pigafetta, hanya sampai pada hari kematian tuannya, Magellan, di Mactan.

TAG

enrique de malacca magellan

ARTIKEL TERKAIT

Tragedi Kematian Magellan Kibuli Raden Paku Lyndon LaRouche, Capres Abadi AS Kisah Putri Bangsawan India Jadi Mata-mata Inggris (Bagian II) PPP Partai Islam Impian Orde Baru Kisah Putri Bangsawan India Jadi Mata-mata Inggris (Bagian I) Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Jenderal Kehormatan Pertama Supersemar Supersamar Sudharmono Bukan PKI Seputar Deklarasi Balfour