Masuk Daftar
My Getplus

Kisah Prabowo dan Gadis-gadis Inggris

Tumbuh sebagai eksil sedari kecil, sang jenderal kemudian menjadi salah satu orang penting di Republik Indonesia hingga kini. Sempat digandrungi gadis-gadis Inggris.

Oleh: Martin Sitompul | 19 Okt 2020
Potret Prabowo semasa kecil dan ketika menjabat Menteri Pertahanan RI. Sumber: @Prabowo/Instagram dan kemhan.go.id.

Di masa kanaknya, Prabowo Subianto mesti hidup berpindah dari satu negara ke negara lain. Sang ayah, Soemitro Djojohadikusumo menjadi buronan pemerintah RI karena terlibat dalam gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Berturut-turut, Prabowo bermukim di Singapura selama dua tahun, di Hongkong setahun, di Malaysia dua tahun, di Swiss dua tahun, dan di Inggris dua tahun.

Pada usia 15 atau tahun 1966, Bowo – panggilan akrabnya – menetap di London, Inggris. Di sana, Bowo tinggal bersama ibunda, Dora Sigar, kakaknya Maryani Ekawati, dan adiknya Hashim Suyono. Kakaknya yang sulung, Biantiningsih telah merantau ke Amerika Serikat sebagai mahasiswi tingkat II di Universitas Wisconsin. Sementara itu, Soemitro, sang ayah, dalam enam bulan kadang-kadang hanya seminggu bersama mereka

Ketika pindah ke London, Prabowo tumbuh sebagai remaja tampan. Dalam reportasenya yang kemudian dibukukan, Laporan dari Lapangan, jurnalis Threes Nio mengisahkan bahwa Bowo sering dikejar-kejar gadis-gadis Inggris karena parasnya yang menarik. Telepon di rumah keluarga Soemitro acap kali berdering dan si penelepon meminta berbicara dengan Bowo. Sekali waktu, gadis bernama Jane yang ingin bicara, lima menit kemudian Margareth, lain kali lagi Rose. Meski demikian, gadis-gadis itu harus menelan kecewa karena Bowo tak pernah tertarik sedikit pun kepada mereka.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kisah Bowo Anak Kebayoran

“Bowo yang baru 15 tahun dan belum suka cewe-cewean seringkali membentak mereka agar jangan mengganggunya di rumah,” tulis Threes Nio dalam “Kisah Pengembaraan Keluarga Dr. Soemitro” termuat di Kompas, 11 Juli 1967. Bowo bahkan menghardik para “penggemarnya” itu dengan tegas seraya mengatakan, “I’ve told you many times not to call me at home!”

Di balik sosok Bowo yang dingin, ada figur Dora Sigar yang membesarkannya. Sebagai ibu dari empat orang anak, perjuangan Dora Sigar cukup berat lantaran selalu harus berpisah dengan suaminya di tempat asing. Persoalan rumahtangga mau tidak mau dipecahkannya seorang diri. Salah satunya mengenai si bungsu Hashim yang ketika meninggalkan Indonesia berusia tiga tahun dan saat tiba di Inggris tidak dapat berbahasa Indonesia.

Pergumulan itu  terbayar dengan prestasi anak-anak tersebut dalam bidang pendidikan. Mereka semua secara intelektual mewarisi kepandaian ayahnya. Dengan demikian, Dora Sigar tidak begitu kesulitan mendidik Bowo dan saudara-saudarinya.

Baca juga: Darah Minahasa di Tubuh Prabowo

“Bowo sangat menonjol sekali kecerdasannya di sekolah, sehingga ia meloncat satu kelas dan kini duduk bersama dengan kakaknya Maryani, di kelas di sebuah Sekolah Menengah di London,” tulis Threes Nio dalam artikel yang sama.

Prabowo menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya di American School, London pada usia 16 tahun. Sebenarnya, Prabowo diterima sebagai mahasiswa di tiga universitas ternama di Amerika Serikat, salah satunya Univeristas Colorado. Tapi ketika pulang ke Indonesia pada 1967, Prabowo memilih mengabdi untuk negaranya sebagai tentara.

Selama tiga dekade, Prabowo meniti karier sebagai perwira tinggi di jajaran ABRI. Dia juga menjadi menantu Presiden Soeharto setelah menikahi Siti Hediyanti pada 1983. Bintangnya meredup kala rezim Soeharto tumbang  pada 21 Mei 1998. 

Baca juga: Perjalanan Prabowo Menuju Menteri Pertahanan

Jurnalis Bloomberg, Femi Adi Sumpeno dalam bukunya mencatat, pada Oktober 1998, Prabowo dikabarkan pernah mencari visa untuk kunjungan biasa ke Inggris. Namun, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta telah menolak permintaan Prabowo. Menurut seorang pejabat di kedutaan tersebut, sebagaimana dikutip Femi, pemerintah Inggris menolak karena nama Prabowo terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM, seperti penculikan aktivis anti Soeharto dan operasi militer di Timor-Timur.

“Batal bertolak ke Inggris, toh Prabowo bisa terbang ke Yordania,” tulis Femi Adi Sumpeno dalam Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana.

Di Yordania, Prabowo untuk sementara waktu mengasingkan diri sambil mencoba peruntungan di bidang bisnis. Pada 2004, Prabowo kembali ke tanah air lalu mendirikan Partai Gerindra. Setelah lama meninggalkan gelanggang militer, perlahan bintang Prabowo bersinar lagi di jalur politik. Hingga detik ini, bekas anak eksil tersebut tercatat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia di bawah pemerintahan kali kedua dari Presiden Joko Widodo.

TAG

prabowo subianto

ARTIKEL TERKAIT

Antara Lenin dan Stalin (Bagian II – Habis) Antara Lenin dan Stalin (Bagian I) Jenderal Nasution Mengucapkan Selamat Hari Natal Musuh Napoleon di Waterloo Hina Diponegoro Warisan Persahabatan Indonesia-Uni Soviet di Rawamangun Ketika Kapolri Hoegeng Iman Santoso Kena Peremajaan Sekolah Dokter Dulu Sekolah Miskin Setelah  Jadi ABRI, Polisi Jadi Alat Politik Penguasa Cerita di Balik Pengunduran Diri Bung Hatta Akibat Bantuan untuk Penduduk Papua Dikorupsi