Masuk Daftar
My Getplus

HUT PKI dan Pengumuman Pilpres

Pendukung Prabowo-Sandiaga Uno mengaitkan hari ulang tahun PKI dengan pengumuman hasil Pilpres.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 13 Mei 2019
PKI cabang Batavia.

“Kami semuanya teman-teman, jangan tidak percaya tanggal 22 itu juga ada beberapa informasi dari teman-teman saya jenderal bahwa ternyata tanggal 22 adalah hari ulang tahun PKI. Ini ada surat dari pemimpin PKI. Dan insya Allah kita semangat, dan berjuang sebelum tanggal 22 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi presiden dan wakil presiden…”

Demikianlah perkataan Iwan Adi Sucipto Pattiwael dalam video yang viral di media sosial. Dalam video itu, dia juga melakukan provokasi yang membenturkan TNI dan Polri. Polisi telah menangkap dan menetapkannya sebagai tersangka.

Iwan menyebut tanggal 22 Mei sebagai hari ulang tahun PKI. Dia hendak mengaitkannya dengan tanggal pengumuman hasil Pilpres. Namun, dia keliru karena hari ulang tahun PKI tanggal 23 Mei.

Advertising
Advertising

Baca juga: Dua Sudut Pandang Komunisme

PKI didirikan pada 23 Mei 1920 sebagai perubahan dari ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging). ISDV didirikan oleh Henk Sneevliet, pembawa komunisme ke Indonesia dari Belanda, bersama sekira 60 orang sosialis demokrat di Hindia Belanda.

Perubahan ISDV menjadi PKI karena Sneevliet menganjurkan agar ISDV menjadi anggota Komintern (Komunis Internasional). “Untuk itu harus dipenuhi 21 syarat antara lain memakai nama terang partai komunis dan menyebut nama negaranya,” tulis Soe Hok Gie dalam Di Bawah Lentera Merah.

Awalnya bernama Perserikatan Komunis Hindia. Ia menjadi partai komunis pertama di Asia dan organisasi komunis terbesar di luar blok Cina-Uni Soviet. Kongres II Juni 1924 memutuskan mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia, sehingga menjadi partai pertama yang menggunakan nama "Indonesia".

Baca juga: Palu Arit Selalu Bikin Sengit

PKI berkembang pesat. Pada 1924 sudah memiliki seribu anggota. Namun, PKI memberontak terhadap pemerintah kolonial Belanda pada 1926-1927. Pemerintah kolonial pun melarang PKI dan mengasingkan ribuan orang komunis ke Boven Digul. Sejak itu, PKI bergerak di bawah tanah sehingga disebut PKI-ilegal, sampai masa pendudukan Jepang.

Pada masa revolusi kemerdekaan, kaum komunis terpecah: PKI-ilegal, Partai Sosialis, Partai Buruh Indonesia (PBI), PKI Mohammad Joesoeph, dan Pesindo. Setelah Musso tiba pada 1948 dengan gagasan “jalan baru”, dilakukanlah fusi tiga partai bermazhab Marxsisme-Leninisme: PKI-ilegal, PBI, dan Partai Sosialis.

Setelah Peristiwa Madiun 1948, PKI tiarap dan baru muncul lagi awal 1951 di tangan anak-anak muda seperti DN Aidit, Njoto, dan MH Lukman. Mereka berhasil membesarkan PKI. Sehingga pada Pemilu pertama tahun 1955, PKI menempati tempat keempat dengan meraih 16,4 persen suara.

Baca juga: Sejarah PKI yang Tak Sempat Tua

Riwayat PKI berakhir setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965. PKI dituding melakukan kudeta dan dalang pembunuhan para jenderal. Pemimpin, anggota, simpatisan, bahkan orang-orang yang tak tahu-menahu soal PKI, menjadi korban pembantaian sepanjang 1965-1966.

PKI telah diputuskan sebagai partai terlarang. Namun PKI terus ditakuti dan diyakini masih hidup. Buktinya Iwan Adi Sucipto Pattiwael, demi membela pilihan politiknya, menyebut ada surat dari pemimpin PKI yang akan merayakan hari ulang tahun PKI bertepatan dengan pengumuman hasil Pilpres.

TAG

PKI

ARTIKEL TERKAIT

Eks Pesindo Sukses Eks Pemilih PKI Pilih Golkar Sudharmono Bukan PKI D.N. Aidit, Petinggi PKI yang Tertutup Suami-Istri Cerai Gara-gara Beda Partai Abdoel Kaffar Ingin Papua dan Timor Masuk Indonesia Ketika Nama PKI Diprotes Mohamad Gaos Sangat Keras Moesirin, Serdadu KNIL yang Digoelis Digoelis Makassar Itu Bernama Paiso