SEIRING masuknya cabang sepakbola Asian Games 2018 ke babak 16 besar, hingar-bingar di Stadion Patriot Candrabhaga pun mereda. Terlebih, tuan rumah memainkan laga terakhirnya –kontra Uni Emirat Arab, Jumat (24/8/2018)– di Stadion Wibhawa Mukti, Cikarang. Animo penonton ke Stadion Patriot pun tak sebanyak bila tuan rumah yang main.
Stadion Patriot hanya menyisakan dua partai perempatfinal: Suriah vs Vietnam dan Uzbekistan vs Korea Selatan yang keduanya dimainkan pada Senin (27/8/2018). Praktis, laga Uzbekistan vs Korea Selatan dan Suriah vs Vietnam akan jadi fixture perpisahan bagi Stadion Patriot di pesta olahraga terbesar se-Asia ini.
Dari Rawa-Rawa hingga Pesta Olahraga Asia
Di masa lalu, kawasan yang sekarang menjadi kompleks Stadion Patriot Candrabhaga itu dikenal sebagai kawasan rawa-rawa. “Disebutnya dulu itu kawasan Rawa Tembaga,” ujar Abdul Khoir, budayawan Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB) Bhagasasi cum dosen Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, kepada Historia.
Pemerintah daerah (saat itu Kabupaten Bekasi) baru membangunnya tak lama sebelum Bekasi menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat (Porda Jabar) IV 1984. “Dibangun tahun 1980, bersamaan dengan proyek pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi yang sekarang jadi Kompleks Pemerintahan Kota Bekasi,” lanjut Khoir.
Setelah menjadi gelanggang olahraga, kompleks itu dinamai Stadion Bekasi. Persipasi Bekasi menggunakannya sebagai markas setelah Porda.
Stadion itu baru “disulap” jadi stadion bertaraf internasional pada medio Oktober 2011. Renovasi kolosalnya, tulis Pikiran Rakyat 22 September 2011, menguras dana total Rp400 miliar yang berasal dari anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
Renovasi itu tak hanya menambah kapasitas penonton dari semula 10 ribu-an menjadi 30 ribu, tapi juga menambahkan lintasan atletik di sekeliling lapangan. Walikota Bekasi Rahmat Effendi lalu meresmikannya pada 11 Maret 2014 berbarengan dengan HUT Kota Bekasi. Peresmian itu sekaligus menetapkan nama stadion menjadi Stadion Patriot Candrabhaga.
“Dulu kita bersama teman-teman BKMB Bhagasasi juga ikut mengusulkan ke pak walikota. Kita mengusulkan dua nama: Patriot Bhagasasi dan Gelora Candrabhaga,” terang Abdul Khoir.
Bhagasasi dan Candrabhaga merupakan sebutan untuk Bekasi di masa Kerajaan Tarumanagara (abad keempat). Filolog dan sastrawan Jawa RM Ngabehi Poerbatjaraka dalam Riwajat Indonesia memaparkan, Bekasi dahulu kala merupakan salah satu wilayah kekuasaan Tarumanagara yang awalnya disebut Candrabhaga.
Candra dimaknai “ibarat bulan” dan bhaga diartikan “bahagia”. Seiring perubahan zaman, penyebutannya berubah menjadi Bhagasasi. Dari situlah Abdul Khoir dan rekan-rekannya di BMKB Bhagasasi memetik inspirasi untuk ikut mengusulkan nama stadion tersebut.
“Sewaktu diskusi sebelum peresmian, sempat juga pak walikota punya usulan lain, Stadion Purnawarman, nama salah satu Raja Tarumanagara. Tapi kan kemudian enggak jadi karena nama itu sudah diambil duluan untuk stadion di Purwakarta,” lanjut Abdul Khoir.
Semua usulan yang ada lantas dibawa ke panitia renovasi yang akhirnya memunculkan penetapan nama Stadion Patriot Chandrabhaga. “Ya penggabungan usulan-usulan itu. Dari Gelora Candrabhaga dan Patriot Bhagasasi, jadinya ya Patriot Candrabhaga yang diresmikan. Tambahan ‘Patriot’ diambil karena sesuai semboyan Pemkot Bekasi sebagai ‘Kota Patriot’,” tandasnya.
Kecantikan Stadion Patriot sedikitnya mengubah citra Bekasi yang sempat kena rundung para netizen sebagai kota di planet lain. Pasalnya, stadion ini tak hanya jadi rebutan tim-tim elit macam Persija Jakarta dan Bhayangkara FC namun juga jadi kandang timnas Indonesia berbagai level selama Stadion Utama Gelora Bung Karno mengalami pemugaran untuk Asian Games 2018.
Di Asian Games 2018, Stadion Patriot kebagian jadi venue pertandingan sepakbola putra. Oleh karena itu, sejak Desember 2017 stadion ini kembali ditutup untuk renovasi agar memenuhi standar internasional. Pengerjaannya langsung digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera).
Renovasi mencakup pergantian rumput berstandar Olympic Council of Asia (OCA), Asian Football Confederation (AFC), International Olympic Committee (IOC), dan FIFA; sistem drainase; pemasangan papan skor digital; kursi tribun tipe single-seat, penambahan kamera Closed Circuit Television (CCTV) dari 20 menjadi 60 unit; dan peningkatan lampu penerangan dari daya 1600 lux menjadi 2000 lux.
Jelang laga perdana cabang sepakbola putra, awal Agustus 2018, renovasi rampung 100 persen. Partai pembuka Grup A, Laos vs Hong Kong (dimenangi Hong Kong 3-1), pada 10 Agustus 2018 jadi debut Stadion Patriot dengan wajah baru.
Baca juga:
Medali yang Dirindukan
Sepakbola Palestina Merentang Masa
Sukarno dan GBK
Stadion GBK Kebakaran
Di Balik Pembangunan Stadion GBK