Masuk Daftar
My Getplus

Konflik Valentino Rossi, Dulu dan Kini

Valentino Rossi melegenda bukan hanya karena gelar juara. Insiden dan perkara di luar arena juga mengiringinya.

Oleh: Randy Wirayudha | 11 Apr 2018
Valentino Rossi, pembalap gaek MotoGP yang terlibat friksi hebat dengan rival mudanya, Marc Marquez. (MotoGP.com).

Valentino Rossi marah bukan main terhadap Marc Marquez. Pembalap gaek pengoleksi gelar juara dunia tujuh kali itu merasa dirugikan oleh manuver Marquez di balapan MotoGP Argentina, Senin (9//4/18) dini hari WIB.

Manuver itu terjadi di lap ke-20. Kala berusaha meng-overtake dari sisi dalam, ban depan Marquez menyenggol motor Rossi. Sontak Rossi terjungkal.

Marquez mengaku bersalah. Usai balapan, dia ditemani tim Repsol Honda langsung mendatangi paddock Rossi untuk meminta maaf. Pembalap Spanyol itu menyatakan bahwa ban depannya tak sengaja menabrak motor Rossi karena sedikit tergelincir akibat genangan air di trek.

Advertising
Advertising

Baca juga: Menukil Sejarah Sirkuit Sentul

Namun, tim Movistar Yamaha menolak memberi maaf. Rossi sendiri masih gondok. “Dia menghancurkan olahraga ini. Dia sengaja menabrak kaki saya. Saya sempat tertawa karena itu keterlaluan. Jika dia tak menghormati saya, buat apa saya menghormatinya! Manuvernya bukan agresif, melainkan manuver yang jorok,” ketus Rossi, disitat MotoGP.com, Senin (9/4/2018).

Ini menjadi babak baru titik didih rivalitas dua racer top tersebut. Keduanya musuh bebuyutan sejak 2015. Sebelum dengan Marquez, Rossi punya pengalaman berseteru sengit dengan pembalap Italia lain, Max Biaggi.

Valentino Rossi meradang setelah disenggol Marc Marquez di MotoGP Argentina 2018. (motogp.com).

Perkara Suzuka

Perseteruan Rossi-Biaggi acap terjadi di luar arena. Titik terendah hubungan keduanya berlangsung pada April 2001 di Sirkuit Suzuka saat MotoGP Jepang. Perseteruan bermula dari insiden “jurus sikut” Biaggi terhadap Rossi yang berusaha menyalip dari sisi luar. Rossi selamat. Satu lap berikutnya, Rossi sukses menyalip Biaggi dan sebagai balasan, Rossi mengacungkan jari tengah ke arah Biaggi yang sudah dilewatinya.

Selepas balapan, Rossi protes. Namun Biaggi cuek. Keduanya lalu saling sindir, nyinyir, sampai saling hina. FIM (otoritas MotoGP) terusik ulah keduanya. Rick Broadbent dalam Ring of Fire mengungkapkan, Presiden FIM Francesco Zerbi sampai mengirim surat peringatan untuk Rossi dan Biaggi. Bila peringatan itu tak dipatuhi, FIM mengancam akan memberi sanksi berat kepada keduanya.

Max Biaggi (kanan) muncul di konferensi pers dengan memar di pipi kirinya.

“Intervensi saya adalah teguran kepada Anda berdua, juga berupa ajakan agar bisa lebih mengendalikan aksi dan reaksi Anda, tanpa mengurangi insting bertarung dan gairah terhadap kemenangan (di sirkuit),” begitu bunyi sepotong petikan surat Zerbi yang dikutip Broadbent.

Tapi peringatan keras itu tak mampu meredakan konflik Rossi-Biaggi. Di MotoGP Katalunya, medio Juni 2001, Rossi dan Biaggi terlibat perang verbal sampai terjadi saling dorong.

Baca juga: Enam Nomor yang Dipensiunkan di Lintasan MotoGP

Anehnya, saat Biaggi muncul di sesi konferensi pers, luka memar nampak di wajahnya. Menurut Biaggi, memar itu disebabkan oleh sengatan serangga.

Namun, pengakuan seorang steward (anggota panitia balapan) yang tak disebutkan namanya menepis pengakuan Biaggi. Steward itu mengaku melihat perseteruan Rossi dan Biaggi.

"Kejadiannya lebih dari sekadar adu mulut. Rossi mendaratkan pukulan telak ke wajah Biaggi saat emosi mereka memuncak, sampai-sampai mereka harus dipisahkan secara paksa," aku steward tersebut, dilansir The Telegraph 18 Juni 2001.

TAG

balap

ARTIKEL TERKAIT

Lima Sirkuit Paling Menantang di MotoGP Lika-liku Pembalap Perempuan di Gelanggang F1 Kisah Pembalap Prancis di Garis Finis Siklus Valentino Rossi Angkernya Sirkuit Nürburgring Rush Memicu Adrenalin hingga Garis Finis Sembilan Anak dan Ayah di Arena F1 (Bagian II – Habis) Sembilan Ayah dan Anak di Arena F1 (Bagian I) Garis Start Valentino Rossi Stirling Moss, Raja Balap tanpa Mahkota