Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat merupakan Piala Dunia pertama bagi Arab Saudi. Selain menjadi debut, Piala Dunia 1994 menjadi bukti prestasi baik Arab Saudi yang kala itu dilatih Jorge Solari.
Di pertandingan pembuka, kontra Belanda, Arab Saudi mengagetkan publik sepakbola dunia. Skill ciamik ditambah serangan-serangan terpola Arab Saudi acap membuat barisan belakang Belanda yang dikomandani Ronald Koeman kerap kerepotan.
Di menit ke-18, sayap kanan Talal Jebreen berhasil merepotkan dua bek Belanda hingga terpaksa menjatuhkannya. Tendangan bebas yang didapat Arab lalu dimanfaatkan dengan baik oleh gelandang Fuad Anwar dengan sundulan ke pojok kiri gawang Ed de Goey. Arab unggul lebih dulu.
Silih berganti menyerang terus berlangsung hingga setelah Belanda menyamakan kedudukan di menit ke-50. Namun, barisan belakang Arab Saudi kerap salah koordinasi dengan barisan tengahnya. Di menit ke-86, saat ketegangan memuncak, kiper Al Deaya melakukan blunder. Bola halauannya yang gagal langsung dimanfaatkan striker Gaston Taument dengan sundulan. Gol Taument membuat Arab Saudi tak jadi mendapat poin.
Baca juga: Qatar di Gelanggang Sepakbola
Pelatih Solari mengambil pelajaran dari kekalahan pertama itu dengan lebih mendisiplinkan para pemainnya kala menghadapi Maroko. Buahnya, Arab Saudi mengempaskan Maroko 2-1. Kedisiplinan itu berlanjut di pertandingan penentuan melawan Belgia.
Meski mati-matian, para pemain belakang Arab Saudi berhasil membuat Belgia gagal menciptakan gol. Seiring dengan itu para pemain Arab Saudi tak sedikitpun mengendurkan serangan.
Ketika pertandingan baru lima menit, para pemain Arab Saudi bahkan berhasil mengubah kurungan pemain-pemain Belgia jadi serangan balik apik dan mematikan. Begitu berhasil merebut bola, seorang bek Arab Saudi langsung mengoper kepada Saeed Owairan. Gelandang tengah ini langsung solo run dan berhasil melewati lima pemain Belgia sebelum melesakkan bola ke gawang Michel Preud'Homme. Owairan menciptakan gol indah mirip gol kedua Maradona ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986.
Baca juga: Anomali Sepakbola Kamerun yang Menggegerkan Dunia
“Tapi, gol al-Owairan lebih indah. Sekarang, dalam 12 detik, tiga perempat panjang lapangan, dan slalom melewati enam pemain Belgia –termasuk Michel Georges Preud’Homme, pemenang penghargaan kiper terbaik Yashin Award– ada ‘Maradona Gurun’,” tulis Michael J. Agovino dalam The Soccer Diaries: An American’s Thirty-Year Pursuit of the International Game.
"Bagi al-Owairan, gol itu mengubah hidupnya. Sekembalinya ke Arab Saudi, dia dihadiahi Rolls-Royce, dan pria yang dijuluki sebagai 'Maradona dari Arab' itu menjadi selebriti besar di tanah airnya,” tulis Mark Lomas dalam “World Cup’s Greatest Goals: Saeed Al-Owairan (1994, Saudi Arabia vs Belgium)”, espn.com, 2 April 2014.
Gol Owairan tak hanya fantastis tapi juga menentukan. “Satu-satunya gol di pertandingan itu dan membawa Arab Saudi lolos ke babak berikutnya,” lanjut Agovino. Kemenangan atas Belgia membuat Arab Saudi jadi runner up Grup F dan melaju ke babak 16 besar. Arab Saudi menjadi negeri Asia pertama yang berhasil melewati fase grup.