Masuk Daftar
My Getplus

Diusir di Pengujung Karier

Meski semua pesepakbola berharap tutup karier dengan manis, lima legenda ini justru mendapat kenyataan sebaliknya.

Oleh: Randy Wirayudha | 13 Apr 2018
Portiere Juventus, Gianluigi Buffon, terpaksa mengakhiri kiprahnya di Liga Champions dengan iringan kartu merah/Foto: juventus.com

SETIAP perkataan adalah doa. Sayang, kiper Juventus Gianluigi Buffon tak meahami itu. Pada Maret 2016, dia mengatakan kepada Sky Sport Italia bahwa mungkin saja dia mengakhiri karier sepahit Zinedine Zidane –menutup pertandingan terakhir dengan kartu merah.

“Mungkin saya bisa mengakhiri karier dengan tandukan kepala seperti yang dilakukan Zidane. Saya bisa menanduk seseorang – siapa tahu,” cetus Buffon setengah bercanda kala itu.

Nahas, kata-kata itu seakan terkabul di Santiago Bernabeu, markas Real Madrid, Kamis (12/4/2018) dini hari WIB. Portiere berusia 40 tahun yang menyatakan musim ini akan jadi Liga Champions terakhirnya itu, diusir wasit Michael Oliver asal Inggris di babak injury time.

Advertising
Advertising

Buffon diganjar kartu merah setelah memprotes keras wasit. Dia merasa keputusan wasit menghadiahkan penalti buat Madrid, telah “merampok” kans timnya untuk lolos ke semifinal. Itu jadi kartu merah pertama Buffon sepanjang 117 penampilannya di Liga Champions. Alhasil, meski menang 3-1, Juve gagal lolos akibat kalah agregat 3-4.

Buffon menambah panjang daftar pesepakbola profesional yang mendapat kartu merah di pengujung karier. Berikut empat pesepakbola lain yang mendahului Buffon:

Jurgen Kohler

Jurgen Kohler menjadi andalan lini pertahanan timnas Jerman pada medio 1980 hingga 1990-an. Dia ikut mengantar Der Panzer menjuarai Piala Dunia 1990 dan Euro 1996. Di level klub bersama Bayern Munich, Juventus, dan Borussia Dortmund, Kohler mengoleksi tak kurang dari delapan gelar.

Namun, Kohler mesti menutup kariernya dengan noda kartu merah. Momen itu terjadi di final Piala UEFA (kini Europa League), 8 Mei 2002, kala Dortmund menghadapi Feyenoord Rotterdam. Menurut situs resmi UEFA, 9 Mei 2002, Kohler dikartumerah langsung oleh wasit setelah menjatuhkan pemain Feyenoord di kotak penalti pada menit 31. Selepas laga yang berakhir 3-2 untuk Feyenoord itu, Kohler resmi pensiun setelah 19 tahun menjalani karier profesional. 

Edgar Davids

Setelah melanglang buana ke berbagai liga top Eropa, karier Edgar Davids sempat terkatung-katung di usia senja. Beruntung, klub semenjana Inggris Barnet FC mau menampung pemain berkacamata akibat glaucoma itu. Davids memperkuat Barnet sebagai pelatih sekaligus pemain.

Davids memainkan laga terakhirnya pada 28 Desember 2013 kala Barnet menghadapi Salisbury City di Divisi National League atau kompetisi kasta kelima di Inggris. Davids menerima kartu kuning kedua setelah adu mulut dengan wasit. Per Januari 2014, Davids angkat kaki dan pensiun. “Barnet FC malam ini mengumumkan Edgar Davids resign dari posisinya sebagai pelatih kepala,” tulis situs barnetfc.com, 18 Januari 2014.

Mark van Bommel

Di masa jayanya, legenda bernama lengkap Mark Peter Gertruda Andreas van Bommel ini merupakan gelandang jangkar andalan Barcelona, Bayern Munich, dan AC Milan. Mantan kapten timnas Belanda ini juga berhasil membawa negerinya menjadi runner up Piala Dunia 2010.

Van Bommel kembali klub yang membesarkan namanya, PSV Eindhoven, di senja kariernya. Namun, nahas menghampirinya di pertandingan terakhir, 12 Mei 2013, kala PSV menghadapi Twente Enschede. Dia diusir wasit dengan kartu kuning kedua akibat tekel brutalnya.

Sehari berselang, Van Bommel menyatakan gantung sepatu. “Kartu merah yang saya terima mungkin cerminan keseluruhan musim ini,” cetusnya kepada De Telegraaf, 13 Mei 2013.

Zinedine Zidane

Zidane Yazid Zidane menjalani laga terakhir profesionalnya bersama timnas Prancis di final Piala Dunia 2006 melawan Italia, yang gawangnya dijaga Buffon. Nahas di pengujung laga, provokasi bek Italia Marco Materazzi dengan komentar miring terhadap ibu dan adik Zidane membuat Zidane emosi. Dia langsung menanduk “Matrix”.

Wasit langsung mengkartu merah Zidane. FIFA juga memvonisnya larangan tiga kali bermain –yang ditebus Zidane dengan melakukan pelayanan sosial proyek kemanusiaan FIFA selama tiga hari. Zidane pilih pensiun usai laga itu.

Dalam noda di ujung karier Zidane itu, ada tawa Buffon yang menang Piala Dunia. Kini, roda berputar. Zidane nyengir saat Buffon dikartumerah seiring Madrid yang dilatihnya lolos ke semifinal Liga Champions.

 

Baca juga: 

Battle of Belfast dan Kegagalan Italia Lolos ke Piala Dunia
Tamu Istimewa Jagoan Eropa
Para Bintang yang Disanjung Standing Ovation

TAG

Madrid Buffon Juventus Pensiun Zidane Sepakbola Legenda

ARTIKEL TERKAIT

Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Riwayat NEC Nijmegen yang Menembus Imej Semenjana Geliat Tim Naga di Panggung Sepakbola Mula Bahrain Mengenal Sepakbola Enam Momen Pemain jadi Kiper Dadakan Memori Manis Johan Neeskens Kenapa Australia Menyebutnya Soccer ketimbang Football? Kakak dan Adik Beda Timnas di Sepakbola Dunia Yang Dikenang tentang Sven-Göran Eriksson Empat Pelatih Asing yang Diapresiasi Positif Negeri Besutannya