Masuk Daftar
My Getplus

Vasily dan Tradisi Sniper Rusia

Di kaki Pegunungan Ural dia berlatih berburu. Di Pertempuran Stalingrad, dia memetik hasil terbesar perburuannya.

Oleh: M.F. Mukthi | 23 Mar 2010
Vasily Zaytsev (kiri) di Stalingrad, Desember 1942. (wikipedia).

Hingga kini, keberadaan sniper masih diselubungi misteri. Militer di banyak negara sengaja “menyembunyikannya”. Dalam sejarah, “hanya Soviet yang pernah memuja-muja sniper, sewaktu Perang Dunia II dengan apa yang mereka namakan ‘sniperisme’,” tulis Chris Petit dalam tulisan yang dimuat guardian.co.uk/books: “Bang, Bang – You’re Dead”.

Para sniper Rusia memanfaatkan betul momen itu, saat penyerang negaranya (baca: Jerman) mulai mengalami kemunduran dalam Pertempuran Stalingrad (kini Volgograd). Puing-puing reruntuhan bangunan yang luluh-lantak oleh pengeboman, mereka jadikan “sarang” untuk memangsa para serdadu Jerman. Rusia sengaja membuat propaganda “sniperisme” untuk membangkitkan semangat juang rakyatnya dan meruntuhkan moril lawan. Seorang sniper yang berhasil membunuh 40 musuhnya akan dihadiahi medali “For Bravery” dan digelari “Noble sniper”.

“Satu cara untuk memuji 'sniperisme' telah diluncurkan, dan mendekati hari jadi ke-25 Revolusi Oktober, propaganda yang mengitari kampanye hitam tersebut kian bergemuruh,” tulis Antony Beevor dalam Stalingrad.

Advertising
Advertising

Ribuan sniper Rusia pun tumbuh subur.

Tradisi sniper di Rusia sendiri telah dimulai jauh sebelum Pertempuran Stalingrad berlangsung. Dalam “Russian Snipers In the Mountains and Cities of Chechnya” yang dimuat Infantry Summer 2002, Lester W. Grau dan Charles Q. Cutshaw menulis, “Sniper pelindung Rusia adalah seorang residen Moscow bernama Adam.”

Saat pasukan Tartar Mongol mengurung Kremlin dari jarak sekitar 200 paces pada 24 Agustus 1382, Adam segera menyandang senapan panahnya (crossbow) lalu memanjat sebuah menara. Dengan cermat ia membidik sasarannya, melepaskan busur, dan busur panahnya pun menembus pakaian baja komandan musuh. “Heavy crossbow Rusia waktu mampu mencapai sasaran sejauh 650 paces (445 meter),” lanjut Grau dan Cutshaw.

Baca juga: Kekejaman Bangsa Mongol di Rusia

Kembali ke Pertempuran Stalingrad, “Sniper paling terkenal di antara mereka, meski bukan pencatat skor tertinggi, adalah (Vasily) Zaytsev,” tulis Beevor. Namanya tenar lantaran duel legendarisnya melawan supersniper Jerman, “Mayor Konig”.

Lahir di Yelino, 23 Maret 1915, Vasily menghabiskan masa kecilnya di Pegunungan Ural. Vasily kecil adalah penggembala di Pegunungan Ural. Dia sering ikut kakeknya berburu rusa. “Vasily sudah ikut ekspedisi berburu kakeknya pada usia empat tahun,” tulis voc.ru.com. Dia juga berburu tupai dengan menggunakan busur. "Pengalaman-pengalaman kegagalan hampir selalu dibarengi air mata," kenang Vasily dalam memoarnya, Notes of a Sniper. Namun, Vasily tidak patah arang, tetap rajin berlatih. Dari situ bakat snipernya turut terbentuk. Di usia 12 tahun Vasily mendapat hadiah sebuah senapan.

Baca juga: Sniper Kopassus Stres Menembaki Orang di Lapangan Terbang

Saat perang pecah, Vasily baru 26 tahun. Dia bertugas di Angkatan Laut waktu itu. Tak lama setelah Pertempuran Stalingrad pecah, bakat sniping Vasily mulai mendapat perhatian. Pada 21 Oktober Vasily bergabung dengan regu sniper di Stalingrad. Dia bertugas di Resimen Senjata ke-1047 dari Divisi Senjata ke-284 Tentara ke-62, akhir 1942 hingga Januari 1943.

Bakat menembak Vasily pun makin berkembang di palagan itu. Teknik-tekniknya dalam memangsa musuh sangat mengagumkan. Angkatan Darat lalu memintanya melatih para sniper muda. Murid-muridnya kemudian dijuluki zaichata atau murid kelinci; arti kata Zaitsev sendiri adalah kelinci. “Inilah awal ‘gerakan sniper’ di Tentara ke-62,” tulis Beevor.

“Konferensi-konferensi diadakan militer Rusia saat itu untuk menyebar doktrin sniperisme dan mengganti ide-ide dasar tekniknya,” lanjut Beevor. “Gerakan sniperisme” terutama mengambil tempat di Don dan Front Barat Daya Stalingrad. Gerakan itu berhasil, banyak bintang muncul. Sersan Passar dari Tentara ke-21 salah satunya.

Baca juga: FPI Ditarget Sniper

Mata Vasily sempat cedera dan harus dirawat. Profesor Filatov kemudian berhasil memulihkan penglihatannya. Setelah sembuh, Vasily kembali ke medan pertempuran.

Sepanjang kariernya, Vasily telah membukukan lebih dari 200 kills. Bahkan, snipercentral.com mencatat angka kills Vasilly sebesar 400. Bukan yang terbaik memang, tapi jasanya kepada pemerintahan Stalin sangat besar. Pemerintahnya lalu menganugerahi banyak penghargaan seperti Order of Lenin, medali Defense of Stalingrad, dan Victory Over Germany. Pada 22 February 1943 Vasily dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet.

Baca juga: Duel Sniper Legendaris

Vasily yang pensiun dengan pangkat Kapten, sempat mengelola sebuah pabrik di Kiev, Ukraina. Dia meninggal pada 1991 di Kiev pada usia 76 tahun dan dimakamkan di kota yang sama. Pada 31 Januari 2006, dia dikuburkan ulang di Pemakaman Mamayev Kurgan dengan penghormatan militer penuh. Pemakaman ulang itu sesuai keinginannya agar dimakamkan di monumen para pejuang Stalingrad.

"Untuk mencintai tanah air dan menjadi patriot yang melayaninya, tidak boleh ada kata takut ketika di medan pertempuran," tulis Vassily dalam memoarnya, mengutip Mikhail Ivanovich.

TAG

sniper rusia vasily zaytsev

ARTIKEL TERKAIT

Strategi Napoleon di Balik Kabut Austerlitz Waktu Punya Tupolev, Angkatan Udara Indonesia Kuat Getirnya Tragedi di Stadion Luzhniki Di Balik Warna Merah dan Istilah Kiri Parade Kemenangan Perang di Lapangan Merah Moskva, Kapal Kebanggaan Rusia yang Tinggal Nama Kiprah Putin di KGB Aceh, Turki, dan Rusia Standar Ganda FIFA terhadap Israel dan Rusia? Jejak Nazi di Ukraina