Masuk Daftar
My Getplus

Duel Legendaris

Pertarungan dua sniper legendaris tanpa bumbu percintaan.

Oleh: M.F. Mukthi | 24 Mar 2010
Vasily Zaytsev (kiri) dalam pertempuran di Stalingrad. (codepen.io).

Risau oleh kampanye “sniperisme” Rusia, Jerman menjawab: membuat propaganda tandingan. Jerman langsung menerbangkan supersniper dari Berlin untuk menghabisi Vasily dan menetralisir sniper-sniper Rusia. Dari salah seorang tawanan Jerman, Rusia mendapatkan informasi bahwa tak lama lagi Vasily akan dihabisi oleh supersniper itu.

Hingga kini, tidak ada kepastian siapa sebenarnya supersniper Jerman itu. William Craig dalam Enemy at the Gates menulis, sniper Jerman itu adalah Mayor Konings. Sedangkan Alan Clark, penulis Barbarossa, punya pendapat lain: supersniper Jerman itu adalah kepala sekolah di sebuah sekolah sniper di Zossen, Standartenfuehrer SS Heinz Thorwald (banyak orang menuliskan namanya Heinz Thorvald). Vasily sendiri dalam memoarnya hanya menulis: ketika kami mengangkat jasadnya dari lubang perlindungan, kami menemukan bahwa dia kepala sebuah sekolah sniper di Berlin.

Terlepas dari perdebatan, supersniper itu langsung membuktikan kedigdayaannya. Sehari setelah kedatangannya ke Stalingrad (kini Volgograd), dia sudah menghabiskan dua sniper Rusia. “Tuan rumah” geram dibuatnya. Vasily tertantang. Duel bersejarah antara dua sniper jempolan pun segera dimulai.

Advertising
Advertising

Baca juga: Vasily dan Tradisi Sniper Rusia

Tak seperti supersniper Jerman yang berduel seorang diri, Vasily ditemani seorang spotter, Nikolay Kulikov. Vasily juga tak mengenakan helm tentara. Ia malah memakai topi keberuntungannya untuk berkamuflase.

Awalnya Vasily bingung di mana keberadaan supersniper Jerman itu. “Vasily tahu kebiasaan-kebiasaan sniper Jerman; tapi dia kesulitan membedakan tembakan musuh hanya dari cara menembak dan kamuflasenya,” tulis voc.ru.com. Vasily juga paham, mana sniper yang pengecut dan mana yang “jantan”. Tapi karakter musuh barunya tetap masih misterius bagi Vasily.

Supersniper Jerman itu membuka “game”. Dia coba mengelabui Vasily dengan membuat tipuan: menaruh helm di atas sekop. Tapi Vasily terlalu cerdas untuk dikelabui dengan trik “bocah” seperti itu. Hari pertama berakhir dengan usaha saling mengelabui.

Baca juga: FPI Ditarget Sniper

Di hari kedua, supersniper Jerman menunggu kesempatan emas. Dia bersembunyi di reruntuhan bangunan. Sementara itu, di parit perlindungannya, Vasily terus mengamati tiap sudut wilayah musuh dengan teropongnya. Dia dan spotter-nya mempelajari tiap detil tanah, mencatat tiap jalan yang ada, reruntuhan bangunan, dan rongsokan-rongsokan mobil yang semuanya bisa dijadikan tempat berlindung oleh musuh. Mereka juga mempelajari teropong senapan temannya yang patah dan bagaimana dua teman snipernya tewas oleh supersniper itu.

Pandangan Vasily lalu tertuju pada sebuah lempeng baja di pojok sebuah rumah yang dilindungi tumpukan batu. Itu merupakan sebuah lubang perlindungan ideal untuk seorang sniper, pikir Vasily. Kebetulan tak lama berselang Komisar Danilov sengaja datang untuk melihat langsung pertempuran dua sniper itu. Danilov juga ikut Vasily dan Nikolay memeriksa tempat dua sniper Rusia tertembak. Tapi Danilov ceroboh, dia langsung terpancing dan berteriak ketika melihat sebuah helm Jerman yang sebenarnya merupakan tipuan supersniper. Danilov tersungkur oleh peluru supersniper. Tapi dia sengaja tak dibunuh, supersniper hanya ingin mengetahui posisi Vasily.

Sebaliknya, suara tembakan supersniper itu menjadi petunjuk berharga bagi Vasily. Dia tahu dari mana arah datangnya tembakan. Vasily dan Nikolay lalu merangkak maju ke sebuah tempat perlindungan baru yang bisa menjangkau supersniper. Malang, sinar matahari tepat jatuh ke arahnya. Mereka terpaksa menunggu hingga situasi benar-benar menguntungkan.

Baca juga: Sniper Kopassus Stres Menembaki Orang di Lapangan Terbang

Meski tahu persembunyian supersniper, Vasily masih bingung letak persisnya. Dia lalu membuat satu jebakan: dia tampakkan sebuah tongkat yang di atasnya dia taruh sarung tangan, dari parit perlindungannya. Supersniper terjebak, menembaknya. Vasily kini tahu persis di mana super sniper bersembunyi: di bawah lempeng baja yang sejak tadi dia curigai.

Hari keempat, Nikolay membuat jebakan dengan sebuah tembakan untuk menarik perhatian tapi tak berhasil. Justru supersniper yang berhasil menembaknya karena kecerobohan Nikolay menampakkan helmnya di parit perlindungan. Supersniper mengira korbannya adalah Vasily. Dia langsung keluar dari lubang perlindungan. Hampir bersamaan, Vasily, yang melihat kepala supersniper, langsung menarik pelatuk Mossin Nagant M1891/1930 miliknya: pelurunya langsung menyasar kening supersniper. Mission accomplish!

Duel dua sniper ini melegenda, hingga diangkat dalam layar lebar, Enemy at the Gates. Tapi ya diracik ala Hollywod, dengan bumbu percintaan.

TAG

sniper rusia vasily zaytsev

ARTIKEL TERKAIT

Antara Lenin dan Stalin (Bagian I) Warisan Persahabatan Indonesia-Uni Soviet di Rawamangun Nafsu Berahi Merongrong Kamerad Stalin (Bagian I) Roket Rusia-Amerika Menembus Bintang-Bintang Strategi Napoleon di Balik Kabut Austerlitz Waktu Punya Tupolev, Angkatan Udara Indonesia Kuat Getirnya Tragedi di Stadion Luzhniki Di Balik Warna Merah dan Istilah Kiri Parade Kemenangan Perang di Lapangan Merah Moskva, Kapal Kebanggaan Rusia yang Tinggal Nama