Penelitian arkeologi terbaru di Sulawesi Selatan mengungkap temuan yang kemungkinan adalah gambar cadas tertua di dunia. Gambar cadas ini berumur 45.500 tahun.
Gambar cadas itu berupa penggambaran figuratif babi kutil Sulawesi (Sus celebensis). Babi kutil Sulawesi merupakan babi hutan endemik di Kepulauan Indonesia.
Tim arkeolog dari Griffith University yang mengungkapkan temuan ini. Penemuannya berawal ketika penelitian lapangan yang dipimpin oleh lembaga penelitian arkeologi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas).
“Lukisan babi kutil Sulawesi kami temukan di gua kapur Leang Tedongnge yang sekarang menjadi lukisan karya seni paling awal di dunia, sejauh yang kita ketahui,” ujar Adam Brumm, profesor dari Australian Research Centre for Human Evolution (ARCHE), melalui siaran pers yang diterima Historia hari ini, Kamis (14/01/2021).
Baca juga: Gambar Cadas Tertua di Dunia Ada di Kalimantan Timur
Babi dalam gambar itu memiliki jambul pendek dengan rambut tegak. Terdapat sepasang kutil wajah seperti tanduk di depan mata babi itu.
“Ciri khas babi kutil Sulawesi jantan dewasa,” kata Brumm. “Babi itu tampak mengamati perkelahian atau interaksi sosial antara dua babi kutil lainnya.”
Menurut Maxime Aubert, spesialis pertanggalan dari Griffith Center for Social Science and Cultural Research, babi adalah hewan yang paling sering digambarkan pada gambar cadas zaman es di pulau ini. Mungkin mereka punya nilai penting, baik sebagai makanan, maupun ide kreatif dan ekspresi seni.
Baca juga: Mengapa Manusia Prasejarah Menggambar di Gua?
“Manusia telah berburu babi kutil Sulawesi selama puluhan ribu tahun,” kata Basran Burhan, arkeolog dari Sulawesi Selatan dan mahasiswa PhD Griffith University, pemimpin survei yang kemudian menemukan gua itu.
Gambar babi ini dilukis menggunakan pigmen oker merah. Ia merupakan bagian dari panil gambar cadas yang terletak di atas langkan tinggi di dinding gua Leang Tedongnge.
Temuan Langka
Tak mudah sampai ke kawasan ini. Leang Tedongnge berjarak 64 km dari Kota Makassar. Letaknya di lembah yang dikelilingi tebing kapur terjal. Lokasi di mana gambar cadas ini berada hanya bisa diakses melalui gua sempit pada musim kemarau.
“Karena dasar lembah benar-benar tergenang air di musim hujan. Komunitas Bugis yang tinggal di lembah tersembunyi ini mengklaim bahwa tempat itu belum pernah dikunjungi oleh orang barat,” kata Brumm.
Baca juga: Lukisan Gua Tertua di Kalimantan Timur Terbaik di Dunia
Pada kesempatan itu, tim peneliti juga telah mengambil sampel pertanggalan dari salah satu gambar kaki belakang babi kutil. Maxime Aubert menjelaskan bahwa sampel pertanggalannya dianalisis menggunakan metode uranium series di Radiogenic Isotope Fasility, University of Quensland.
“Di Leang Tedongnge, sampel popcorn (kalsium karbonat) yang tumbuh di atas pigmen gambar cadas diambil dari salah satu kaki belakang babi kutil,” jelasnya. “Jadi, setelah dipertanggalkan itu memberi kita umur minimum dari lukisan tersebut.”
Deposit mineral inilah yang telah diambil secara hati-hati oleh Aubert. Hasil pertanggalan uranium series menghasilkan umur 45.500 tahun. Itu menunjukkan kalau panil gambar cadas itu sudah dilukis sebelum deposit mineral tersebut terbentuk.
Sementara di gua lain pada kawasan itu, Leang Balangajia 1, juga terdapat gambar babi berkutil. Ini juga sudah dipertanggalkan dengan metode pertanggalan uranium series. Hasilnya gambar ini berumur 32.000 tahun yang lalu.
Baca juga:Jejak leluhur manusia di gua-gua di Sulawesi
“Kami sekarang telah mengetahui beberapa contoh gambar cadas awal di Sulawesi,” ujar Aubert. Menurutnya, temuan gambar cadas kali ini sangat baik dari sisi kualitas. Pun luar biasa langka di dunia.
“Sebagai gambar cadas awal [tua], penemuan gambar cadas ‘adegan’ atau gambar cadas yang bercerita dan dapat dikenali, sangat tidak umum,” kata Aubert.
Pertanggalan gambar cadas beradegan tertua sebelumnya setidaknya berumur 43.900 tahun. Itu berupa penggambaran hibrid antara manusia-hewan yang berburu babi kutil Sulawesi dan anoa. Ditemukan oleh tim peneliti yang sama di kawasan gua gamping yang sama. Penemuan ini bahkan digolongkan oleh jurnal bereputasi Science sebagai salah satu dari 10 terobosan ilmiah 2020.
Baca juga: Keistimewaan Wallacea
Adapun pakar gambar cadas Indonesia sekaligus peneliti Arkenas yang sedang menempuh PhD di Griffith University, Adhi Agus Oktaviana menjelaskan kalau pihaknya telah menemukan dan mendokumentasikan banyak motif gambar cadas di Sulawesi. Temuan-temuan itu masih menunggu penanggalan ilmiah.
“Kami berharap gambar cadas tertua di pulau ini menghasilkan penemuan-penemuan yang signifikan,” kata Adhi.
Adhi menjelaskan pula kalau pertanggalan gambar cadas di Sulawesi kini merepresentasikan gambar cadas paling awal, jika bukan yang paling tua. Gambar-gambar ini mewakili tinggalan arkeologis sebagai bukti manusia modern di wilayah kepulauan Nusantara yang terletak di antara Asia dan Australia yang dikenal sebagai Wallacea.