Masuk Daftar
My Getplus

Tio Ditampar Wim

Tamparan membuat Tio Pakusadewo menjadi lebih disiplin dalam bekerja.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 28 Mar 2022
Tio Pakusadewo sebagai Mahdi Jayasri dalam film Surat dari Praha (2016). (imdb.com).

Terjadi kejutan dalam penganugerahan Oscar tahun 2022. Mungkin pertama dalam sejarah Oscar. Will Smith berjalan ke atas panggung lalu menampar Chris Rock karena istrinya, Jada Pinkett Smith, disebut sebagai pemeran G.I. Jane 2. Film G.I. Jane (1997) diperankan oleh Demi Moore yang berpenampilan kepalanya botak. Will Smith marah karena istrinya botak disebabkan oleh penyakit autoimun alopecia.

Aktor Denzel Washington dan Bradley Cooper berusaha menenangkan Will Smith. Usai kejadian penamparan tersebut, Will Smith kemudian disebut sebagai pemenang kategori Aktor Terbaik untuk pertama kalinya dalam perannya di film King Richard.

Dalam pidatonya, Will Smith mengatakan Denzel Washington memberitahunya bahwa “Pada saat Anda berada di momen tertinggi, berhati-hatilah. Saat itulah iblis datang kepada Anda.”

Advertising
Advertising

Baca juga: Karpet Merah Piala Oscar dalam Sejarah

Will Smith menampar Chris Rock di ajang Oscar 2022. (@twitter).

Dalam sejarah perfilman Indonesia, ada juga aktor yang ditampar meski dalam kesempatan berbeda. Aktor itu adalah Tio Pakusadewo.

Aktor kelahiran Jakarta, 2 September 1963 itu memulai kariernya bermain film layar lebar pada 1987. Dia mulai dikenal sebagai aktor menjanjikan setelah berperan dalam film Cinta Dalam Sepotong Roti arahan sutradara Garin Nugroho pada 1990.

Pada tahun itu juga, Tio bermain dalam film Pengantin garapan Wim Umboh, sutradara senior yang telah berkarya sejak tahun 1955.

Dalam film itu, mengutip filmindonesia.or.id, Tio berperan sebagai Agus yang berteman dengan pemuda playboy, Ryan (Ari Wibowo). Mereka bertaruh untuk menaklukkan Santi (Sophia Latjuba) yang baru dikenal di sebuah diskotek. Ayah Ryan tak suka dan berusaha memisahkan termasuk memberi imbalan uang pada Santi. Ayah Santi marah. Ternyata kedua ayah itu musuh bebuyutan. Akhirnya, Ryan dan Santi lari ke sebuah desa. Kedua ayahnya saling tuduh untuk akhirnya berdamai. Mereka kemudian menyusul ke tempat tinggal Ryan dan Santi. Namun, keduanya terkapar berdarah karena ulah kelompok bergajulan.

Baca juga: Enam Aktor Asia Pemilik Piala Oscar

Tio merasa berkesan dengan film itu, terutama dengan sutradaranya.

“Tio paling ingat satu hal dalam perjalanan kariernya di bidang film: ditampar sampai sebelas kali oleh Wim Umboh, sutradara besar era 70-80-an,” tulis sutradara Nia Dinata dalam Berbagi Suami: Fenomena Poligami di Indonesia. Buku ini tentang skenario dan cerita di balik layar film yang rilis tahun 2006 itu.

“Namun, berangkat dari hal itulah Tio menjadi lebih disiplin dalam bekerja,” lanjut Nia.

Wim Umboh (kanan) menerima Piala Citra kategori Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia. (Perpusnas RI).  

Baca juga: Sang Aktor Laga Telah Tiada

Tio membuktikannya dalam film Lagu Untuk Seruni (1991) garapan sutradara Labbes Widar. Dia meraih Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1991. Dia kembali meraih Piala Citra kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dalam FFI 2009 lewat film Identitas arahan sutradara Aria Kusumadewa.

Tio dinominasikan delapan kali untuk Piala Citra FFI, menjadikannya salah satu aktor yang paling banyak dinominasikan dalam sejarah ajang tersebut.

Baca juga: Romansa dari Masa Prahara

Selain FFI, Tio juga dinominasikan dalam ajang-ajang penghargaan film lain baik nasional maupun Asia Tenggara. Dia meraih penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Film Terfavorit dalam MTV Indonesia Movie Awards 2006 lewat film Berbagi Suami; Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Indonesian Movie Actors Awards 2009 lewat film Identitas; Pemeran Utama Pria Terfavorit dalam Indonesian Movie Actors Awards 2012 lewat film Dilema; dan Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Usmar Ismail Awards 2016 lewat film Surat dari Praha.

Tio merupakan aktor yang produktif. Saat ini, dia tengah bermain dalam film Mencuri Raden Saleh dan film horor, Lantai 4. Namun, dalam perjalanan kariernya, dia dua kali (2017 dan 2020) ditangkap polisi karena kasus narkoba.

Menurut Nia, Tio yang menghabiskan waktu menunggu syuting dengan membaca kartun merasa tidak punya idola tetapi pesaing, yakni Marlon Brando. “[Dia adalah] Orang yang berpegang pada diri sendiri, karena baginya segala sebab-akibat berasal dari diri sendiri,” tulis Nia.

TAG

film

ARTIKEL TERKAIT

Pyonsa dan Perlawanan Rakyat Korea Terhadap Penjajahan Jepang Benshi, Suara di Balik Film Bisu Jepang Warrior, Prahara di Pecinan Rasa Bruce Lee Exhuma dan Sisi Lain Pendudukan Jepang di Korea Eksil, Kisah Orang-orang yang Terasing dari Negeri Sendiri Jenderal Orba Rasa Korea Sisi Lain dan Anomali Alexander Napoleon yang Sarat Dramatisasi Harta Berdarah Indian Osage dalam Killers of the Flower Moon Alkisah Bing Slamet