SUDAH lebih dari enam dekade Nani Widjaja wara-wiri menghiasi dunia hiburan nasional. Sedikitnya ada 114 film yang pernah ia bintangi sepanjang kariernya sebagai aktris layar lebar sejak 1960 dan belakangan malang-melintang di layar kaca. Maka tak heran saat Nani –yang lahir di Cirebon, pada 10 November 1944– menghadap Sang Pencipta, bukan hanya keluarga yang kehilangan tapi juga kerabat, sahabat, dan fans.
Nani wafat di Rumahsakit Fatmawati, Jakarta Selatan pada Kamis (16/3/2023) di usia 78 tahun. Sejak Februari, Nani memang sudah dirawat intensif karena penyakit demensia dan infeksi paru-paru. Ia dikebumikan di hari yang sama di TPU Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Selain sanak familinya, ia turut diantar sahabat-sahabatnya, seperti Rina Hassim dan Connie Sutedja. Bersama mendiang Ida Kusumah, Nani, Rina, dan Connie berkwartet dalam kelompok Golden Girls.
Baca juga: Connie Sutedja Si Ratu Vespa
Sosok Nani di Mata Personil Golden Girls
Medio April 2019, Connie Sutedja memandangi salah satu foto yang melekat di salah satu dinding ruang tamu di kediamannya. Dalam foto itu terdapat sosok Connie dan Nani yang mengenakan pakaian serba putih berhias kacu merah-putih. Posisi keduanya tengah mengapit figur Presiden BJ Habibie.
Bagian bawah foto itu tertera keterangan momen tersebut, yakni peringatan HUT TNI ke-54 di Mabes TNI Cilangkap, 5 Oktober 1999. Rupanya, Nani dan Connie tampil sebagai penghibur di peringatan tersebut mengatasnamakan Golden Girls.
“Golden Girls buat saya rezeki banget karena sering diundang bersama. Kalau salah satu umpama enggak bisa, ya bertiga. Saya, Nani Widjaja, Ida Kusumah, Rina Hassim,” kata Connie kepada Historia.
Baca juga: Connie Sutedja Si Singa Betina dari Marunda
Golden Girls memang sering pentas sebagai kelompok penghibur di beragam acara hiburan, on-air maupun off-air, pada 1990-an. Kelompok yang terdiri dari empat aktris legendaris itu dibentuk mendiang Raden Mas Haryo Heru Syswanto Soerio Soebagio alias Sys NS.
“Sys NS memang sering memerhatikan kita, gerak-geriknya, karakternya, kenapa enggak dibikin Golden Girls ala Indonesia seperti The Golden Girls di Amerika (Serikat),” sambungnya.
Golden Girls dibentuk Sys NS pada 1994. Ia masih berkaitan dengan lahirnya Gabungan Artis Nusantara (GAN) pada 1993. Menurut Pikiran Rakyat edisi 28 Agustus 1994, GAN mengakomodir para artis senior yang sebelumnya memprotes PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) agar tetap menyambung kiprah di layar kaca.
“Waktu itu kita sama-sama, ada Camelia Malik, Farouk Afero, Deddy Sutomo, Sys NS, masih banyak lagi, kita lagi protes sama PARFI. Kita WO (walk out) dari kongres (ke-11, 10 Mei 1993) satu rombongan. Itu zamannya Pak Ratno Timoer ketuanya,” tutur Connie lagi.
Rina Hassim yang ditemui Historia di kediamannya, medio September 2022, melontarkan hal senada. GAN, kata Rina, sedianya tak hanya menaungi para aktor namun juga para pelaku seni lain.
“Mau pelukis, peragawati, karena dia (GAN, red.) gabungan artis. Kalau peragawati kan juga artis, seni kan semua. Yang diprotes, banyak yang tidak menyetujui diangkatnya sebagai ketua ini, ketua itu, gitulah. Walk out semua kan. Keluar semua dari rapat itu. Nah dibentuk Golden Girls karena kami sama Nani, Connie, dan Ida berteman sudah lama juga sih,” Rina menimpali.
Golden Girls dibentuk Sys NS untuk menyalurkan kuartet Ida-Nani-Connie-Rina agar tetap bisa berkibar di dunia hiburan. Sys lalu merancang paket program ke stasiun televisi swasta, dan gol. Salah satunya adalah serial komedi mingguan Opera Sabun Colek (1994) yang ditayangkan SCTV.
Baca juga: Ibu Hebring dan Golden Girls
Rezeki sang kuartet pun mengalir lancar meski usia anggotanya tak lagi muda. Golden Girls pun acap tur baik untuk acara layar kaca maupun acara-acara off-air.
Di layar kaca, setidaknya Connie dan Nani kembali laris membintangi drama seri Pondokan. Itu kesekian kalinya Connie dan Nani satu frame setelah beradu akting perdana pada 1966 di film Di Balik Tjahaja Gemerlapan.
“Kenalnya sama (Nani) temenan sudah lama. Sama Nani kan pernah main film besar juga, Di Balik Tjajaha Gemerlapan. Itu pemainnya top-top semua. Sutradaranya suaminya Nani, Misbach (Yusa Biran),” sambung Connie.
Sekian waktu bersama, Connie dan Rina punya kenangan tak terlupakan mengenai watak dan kebiasaan para sahabatnya. Tentu termasuk Nani.
“Nani itu manjaan orangnya. Penginnya diperhatiin. Dan saya menghargai mereka yang lebih tua dari saya,” kata Rina.
Connie pun mengungkapkan hal serupa. “Yang paling tua (usianya di Golden Girls) itu Ida, Nani, saya, baru Rina. Tapi Nani itu manja. Orangnya suka enggak pede. Paling manja karena maunya apa-apa diistimewakan, didahulukan. Tapi kita sudah pada ngertilah, makanya berapa puluh tahun bertahan sampai sekarang,” Connie mengenang.
Baca juga: Musim-Musim Rina Hassim
Berkat Nani, Connie berkenan kembali ke dunia hiburan setelah sempat terpuruk dan menghilang pada 2010. Connie menjadi korban penipuan hingga merugi sekira Rp2 miliar. Ia tak mau menerima tawaran syuting apapun gegara mengalami stres.
Conni akhirnya muncul lagi di layar kaca pada 2013 lewat sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Connie mau menerima tawaran sebuah peran di sinetron tersebut karena sudah ada Nani yang turut membintanginya sedari awal.
“Tukang Bubur Naik Haji sudah jalan setahun. Ada Mbak Nining namanya yang menawari karena kan ada sohib, Nani. Masuklah di situ bareng sama Nani. Sekamar juga sama Nani (sewaktu syuting). Kehibur, enggak sangka itu anugerah dari Allah. Empat tahun kemudian saya hampir 2.000 episode di situ bareng Nani,” Connie menutup obrolan.
Baca juga: Peran Connie Sutedja di Dunia Nyata