Masuk Daftar
My Getplus

Kisah Penyintas Terlupakan di Perang Pasifik

Kisah nyata tiga penyintas yang dikemas dalam drama, “Against the Sun”, membuktikan pepatah maritim: "Lautan tenang takkan menciptakan pelaut handal.”

Oleh: Randy Wirayudha | 12 Jan 2021
Film "Against the Sun" menyuguhkan drama survival tiga penerbang Angkatan Laut Amerika di Perang Pasifik yang terombang-ambing di lautan lepas (The American Film Company)

CAKRAWALA di atas Samudera Pasifik Selatan mulai gelap petang (16 Januari 1942) itu. Pilot Angkatan Laut Amerika Serikat Harold Dixon (diperankan Garret Dillahunt) masih sibuk dengan kompas dan peta di kokpit pesawat pembom torpedo Douglas TBD Devastator-nya. Dia mulai kelimpungan mencari arah.

Dixon terpaksa memerintahkan awak radionya, Gene Aldrich (Jake Abel), untuk membuka saluran radio ke USS Enterprise, kapal induk basis mereka. Dengan misi mencari dan melenyapkan kapal selam Jepang sebagai bagian dari Skadron Torpedo VT-6, sebetulnya mereka dilarang membuka saluran radio ke markas demi menghindari radar musuh.

Sial, upaya Aldrich membuka kontak ke USS Enterprise hasilnya nihil. Alih-alih sambungan radio dari markas, Aldrich malah menangkap siaran radio Jepang. Buru-buru dia hentikan upayanya itu.

Advertising
Advertising

Baca juga: Midway, Adu Kekuatan Dua Armada

Detik demi detik berlalu tanpa keberhasilan mendapatkan arah, Dixon memerintahkan kru pembom Tony Pastula (Tom Felton) untuk membuang torpedo demi mengurangi beban dan menghemat bahan bakar. Tetap saja harapan Dixon untuk menemukan arah kembali ke kapal induk nihil.

Dixon pun memerintahkan kedua krunya menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk menyintas. Dixon melakukannya lantaran memilih mendaratkan pesawatnya di air ketimbang jatuh kehabisan bahan bakar.

Adegan mati-matian Harold Dixon, Tony Pastula, dan Gene Aldrich bertahan hidup di Samudera Pasifik Selatan (The American Film Company)

Adegan itu membuka drama film perang bertajuk Against the Sun garapan sineas Brian Falk. Film yang mengangkat perjuangan tiga awak pesawat pembom torpedo yang terombang-ambing di lautan luas Samudera Pasifik Selatan itu mengambil setting waktu Perang Dunia II.

Adegan lalu berganti ke adegan pesawat mereka mendarat darurat di air. Dixon yang bergegas keluar kokpit segera berkutat dengan kaleng CO2-nya (karbon dioksida) yang macet. Dia harus segera membukanya demi mengembangkan perahu karet darurat buat mereka menyelamatkan diri.

Baca juga: Air Strike, Bertaruh Nyawa di Udara China

Di dekat Dixon, Pastula dan Aldrich nyaris tenggelam bersama pesawat karena sabuk pengaman mereka macet. Kegigihan mereka akhirnya membuat mereka bisa keluar dari kokpit sebelum dibawa pesawat yang tenggelam dengan cepat. Namun, mereka mesti merelakan perlengkapan survival, termasuk suplai makanan dan air, yang ikut tenggelam bersama pesawat. Hanya kompas, tang, gulungan kabel, dan kantong air tanpa isi yang selamat.

Perjuangan mereka yang terombang-ambing di Samudera Pasifik Selatan tanpa makanan dan air selama lebih dari sebulan di bawah terik matahari dan hujan badai pun dimulai. Bagaimana akhir perjuangan mereka, apakah berhasil ataukah gagal? Anda bisa saksikan sendiri Against the Sun di aplikasi daring Mola TV.

Kisah Para Penyintas dari Pasifik

Kisah yang dialami Dixon, Aldrich, dan Pastula bukan kejadian langka. Dalam Perang Pasifik, banyak pelaut dan penerbang AL Amerika mengalami kejadian serupa. Presiden Amerika ke-41, George Herbert Walker Bush, salah satunya. Ia terombang-ambing di lautan selama empat jam sebelum diselamatkan kapal selam Amerika USS Finback pada 1 Agustus 1944. Wajar bila kisah mereka banyak difilmkan.

Oleh karena banyaknya film bertema itu, sutradara Brian Falk menyebut Against the Sun serupa tapi tak sama jika dibandingkan dengan Lifeboat (1944) besutan Alfred Hitchcock, Unbroken (2014) garapan Angelina Jolie atau film-film bertema survival dalam Perang Pasifik lain.

“Akan selalu ada perbandingan di antara film-film bertema penyintas dengan perahu penyelamat di lautan terbuka. Tentu saya menonton Lifeboat sebelum menggarap film ini. Lifeboat bagus tapi itu termasuk film noir sementara Against the Sun bukan seperti itu,” ujar Falk dalam wawancaranya dengan Jared Frederick yang dimuat di blognya, 26 Januari 2015.

Baca juga: Kisah George Bush Terdampar di Pasifik

Untuk “mengalahkan” Unbroken, yang rilis lima hari sebelum Against the Sun dan mendapat perhatian khalayak lebih luas mengingat timpangnya ongkos produksi, Falk menyiasatinya dengan memilih tiga aktor utama yang solid demi memainkan tiga karakter asli dengan apik. Penyiasatan juga dilakukan dengan penggunaan CGI (Computer-Generated Imagery) yang halus dan music scoring sentimentil apik dari komposer Petr Cikhart.

Unbroken sedikit lebih mirip tetapi sayangnya bisnis film tidaklah berdasarkan garis start yang sama (ongkos produksi, red). Jika orang menyukai Unbroken, mereka akan menyukai Against the Sun dan sebaliknya,” sambung Falk.

Pesawat pembom torpedo Douglas TBD Devastator (atas) & sosok asli trio Harold Dixon (kanan), Tony Pastula (tengah) dan Gene Aldrich (Navy National Museum of Naval Aviation)

Dari segi topik, kisah yang diusung Against the Sun dalam literatur-literatur sejarah tentang Perang Pasifik masih kalah kondang dibanding Unbroken atau USS Indianapolis: Men of Courage (2016) yang dibintangi aktor kawakan Nicolas Cage. Kendati dibayang-bayangi kisah-kisah yang lebih populer, pengalaman trio Dixon-Aldrich-Pastula sarat inspirasi.

“Kisahnya saya dapat dari naskah yang sudah dirangkum penulis skenario Mark David Keegan. Dalam kisahnya terdapat semangat dari pepatah para pelaut: lautan tenang takkan menciptaskan pelaut handal. Idenya adalah mengangkat sifat dan karakter terbaik dari manusia itu sendiri saat menghadapi situasi terburuk dan buat saya, itu menarik untuk dieksplorasi,” imbuhnya.

Baca juga: Kirk Douglas, Pelaut yang Menaklukkan Hollywood

Sebagaimana misi rumah produksinya yang selalu ingin mengangkat kisah nyata yang terlupakan, Falk pun selalu berusaha mericek semua naskah hingga properti sesuai eranya. Ia dibantu konsultan sejarah Robert Cressman yang pakar sejarah Angkatan Laut Amerika di Perang Dunia II. Tujuannya agar bumbu dramanya tak jauh melenceng dari fakta kisah asli Dixon dan kedua anak buahnya.

Namun, Anda mesti bersiap cepat bosan. Against the Sun minim adegan-adegan action seru sebagaimana Unbroken yang ber-budget 65 juta dolar atau USS Indianapolis yang berbiaya 40 juta dolar. Unbroken menyuguhkan sejumlah adegan pertempuran kolosal di angkasa. Pertempuran itu membuat tokoh utamanya, Louie Zamperini, terdampar 47 hari di lautan sebelum ditawan Jepang.

Dua film bertema serupa: Unbroken (kiri) & USS Indianapolis: Men of Courage (IMDb)

Sementara, USS Indianapolis hadir dengan aksi tokoh utama Kapten Charles McVay III yang menakhodai kapal penjelajah berat USS Indianapolis terdampar akibat diserang Jepang pascamisi mengantarkan bom atom. Serangan itu mengakibatkan 300 dari 1.100 awak USS Indianapolis yang selamat harus mati-matian bertahan hidup. Setelah tiga setengah hari terombang-ambing di lautan, mereka akhirnya diselamatkan.

Against the Sun adalah melulu soal daya tahan fisik dan mental tiga manusia minim perlengkapan survival di lautan lepas. Bagaimana mereka saling bekerjasama, mengharap kemurahan Tuhan yang lantas datang dengan hujan deras pemberi persediaan air minum mereka, dan berbagai aksi lain yang membuat mereka survive menjadi pesan utama yang disampaikan film ini.

Hanya dengan dua faktor itu, ditambah pertolongan Tuhan, mereka berjuang menghadapi bahaya yang datang bukan dari pasukan lawan namun dari keganasan alam. Yang pasti, bagaimana detail perjuangan mereka dan hasil akhir yang didapatkan merupakan pesan moril amat berharga bagi siapapun dalam mengarungi lautan kehidupan, kapan dan di manapun.

Data Film:

Judul: Against the Sun | Sutradara: Brian Falk | Produser: Brian Falk, Kurt Graver, Mark Moran | Pemain: Garret Dillahunt, Tom Felton, Jake Abel | Produksi: American Film Company | Distributor: Goldcrest Films NYC | Genre: Drama Perang | Durasi: 99 menit | Rilis: 22 November 2014, 2020 (Mola TV)

Baca juga: Hacksaw Bridge, Kisah Pahlawan Tanpa Senapan

TAG

perang pasifik perang-pasifik molatv fim

ARTIKEL TERKAIT

Tamatnya Armada Jepang di Filipina (Bagian II – Habis) Tamatnya Armada Jepang di Filipina (Bagian I) Ketika JFK Nyaris Meregang Nyawa di Perang Pasifik Kerangka Serdadu Jepang dari Pertempuran Biak Drama Mematikan di Laut Jawa dan Selat Sunda Setelah Kasel Amerika Menghabisi Ratusan Pelajar Jepang Yamato Berjibaku Membidik Nyawa Panglima Perang Asia Timur Raya Benteng Labrador Saksi Bisu Pertahanan Terakhir Singapura Kritik Adat dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck