Dalam kotak kayu itu tersimpan keris bergagang kayu dengan ukiran kepala naga emas di bagian bawahnya. Tubuh naga itu menjalar sampai ke ujung keris di antara sulur-sulur tanaman yang juga berwarna emas. Mungkin dulunya tubuh sang naga juga ditutupi dengan emas, yang sekarang hanya menyisakan bagian kecil dekat ujung ekornya.
Sisi kanan dan kiri keris itu tak lagi halus, gempil di beberapa bagian. Warangka-nya yang dari kuningan pun demikian. Penyok di banyak sisi.
“Saya membayangkan keris ini dipakai untuk perang, diadu dengan senjata-senjata lain. Ini bukan senjata seremoni atau pusaka biasa. Ini senjata untuk perang,” ujar Sri Margana, ketua Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada, kepada Historia.
Baca juga: Hilang Ratusan Tahun, Keris Diponegoro Ditemukan di Belanda
Margana adalah salah satu peneliti yang diminta untuk mengkonfirmasi identitas koleksi keris di National Museum of World Cultures (NMVW) di Leiden, Belanda. Keris berhias kepala naga tadi salah satunya. Bukan keris biasa, keris yang konon bernama Kiai Nogo Siluman ini milik Pangeran Diponegoro.
Sempat dikabarkan hilang, keris Kiai Nogo Siluman akhirnya ditemukan dan dikembalikan ke pemerintah Indonesia.
Catatan yang Hilang
Sebenarnya, anggapan hilangnya keris Kiai Nogo Siluman tak sepenuhnya benar. Pasalnya yang hilang bukanlah kerisnya, tetapi catatan mengenainya.
Keris Kiai Nogo Siluman dihadiahkan Kolonel Jan-Baptist Cleerens kepada Raja Willem I pada 1831. Keris itu kemudian disimpan di Koninklijk Kabinet van Zaldzaamheden (KKZ) atau Kabinet Kerajaan untuk Barang Antik di Den Haag.
Pada 1883, KKZ dibubarkan. Kata Margana, kala itu di Belanda tengah dikembangkan penelitian kebudayaan Hindia Belanda oleh para orientalis Belanda. Demi ilmu pengetahuan, koleksi KKVZ dibagi-bagikan ke tujuh museum. Koleksi terbesar diberikan kepada Museum Volkenkunde (sekarang National Museum of World Cultures, NMVW) di Leiden, termasuk beberapa koleksi kerisnya.
Baca juga: Keris Pangeran Diponegoro Tiba di Tanah Air
Sebelum dipindah ke Museum Volkenkunde, koleksi KKZ sempat dipamerkan di Philadelphia Amerika, pada 1876. Kala itu beberapa koleksi keris ikut dipamerkan. Dalam katalognya disebutkan salah satu pemilik keris adalah Pangeran Diponegoro.
“Hanya disebutkan dalam katalog itu kalau salah satu pemilik keris adalah Pangeran Diponegoro,” ujar Margana.
Sayangnya, penanganan koleksi di KKZ sangat buruk. Tak ada dokumen yang bisa dirujuk soal inventaris koleksinya.
“Keris Kiai Nogo Siluman itu yang mana tidak jelas. Jadi kerisnya ada, tapi catatannya hilang,” jelas Margana.
Kepastian Kiai Nogo Siluman
Margana menjelaskan, keberadaan Kiai Nogo Siluman di Belanda dibuktikan oleh dua dokumen penting. Dokumen pertama merupakan korespondensi antara de secretatis van staat atau sekretariat negara dan directeur-generaal van het departement voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies atau Direktur Jenderal Departemen Pekerjaan Umum, Industri Nasional dan Koloni tertanggal 11-25 Januari 1831.
Dalam korespondensi itu disebutkan kalau Kolonel Jan-Baptist Cleerens menawari Raja Willem I, raja Belanda saat itu, sebuah keris. Keris itu diterima dan simpan di KKZ.
“Ini dokumen pertama yang menyatakan ada sebuah keris di Belanda,” ujar Margana.
Dokumen kedua adalah surat Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, perwira perang Diponegoro yang menyeberang ke pihak Belanda. Surat berbahasa Jawa ini diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda. Disebutkan Sentot menyaksikan sendiri keris Kiai Nogo Siluman diserahkan Pangeran Diponegoro kepada Clereens.
Baca juga: Memetakan Perjalanan Keris Pangeran Diponegoro
Dalam surat terjemahan itu, pada sisi kirinya terdapat catatan yang melintang ke bawah. Ini adalah tulisan tangan Raden Saleh, yang pernah melukis Diponegoro. Catatannya berisi karakteristik keris Kiai Nogo Siluman yang pernah dilihatnya.
“Raden Saleh melihatnya ketika sudah ada di Belanda. Dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri,” kata Margana.
Dalam catatannya, Raden Saleh menjelaskan apa yang dimaksud dengan Kiai Nogo Siluman. Dia juga memberi deskripsi kalau di kerisnya terdapat wajah naga, yang seluruh tubuhnya dihias emas. Namun waktu dia melihat langsung, hanya menyisakan sedikit di ujung ekornya.
“Dari dua dokumen penting itu dan kesaksian Raden Saleh, dapat dipastikan keris Nogo Siluman ada di Negeri Belanda,” ujar Margana.