SEBAGAIMANA Hercules dalam mitos Yunani, Samson yang dalam Alkitab disebut Simson, juga dikisahkan sebagai manusia terkuat. Namun sekuat-kuatnya manusia punya kelemahan. Menilik legenda, Samson si pria perkasa itu jadi loyo tak berdaya setelah rambutnya dipotong Delilah, kekasih yang mengkhianatinya.
Maestro seni rupa Belanda, Rembrandt Harmenszoon van Rijn, menggambarkannya dalam lukisan cat minyak di atas kanvas berukuran 61,3x50,1 cm bertajuk Samson Betrayed by Delilah (1628/1630). Lukisan yang menggambarkan salah satu adegan kisah Samson dalam Perjanjian Lama, di mana Delilah hendak menggunting rambut Samson yang sedang terlelap di pangkuannya. Rambut yang selama ini jadi sumber kekuatannya.
“Penggambaran zaman itu (abad ke-17, red), penggambaran dari Alkitab sebagai lukisan sejarah, memang sedang nge-tren ya, seiring penyebaran gospel ke negara-negara koloni,” tutur kurator cum sejarawan seni Amir Sidharta kepada Historia.
Baca juga: Keris Diponegoro Dikembalikan Belanda, Ini Kata Peter Carey
Makanya Rembrandt dengan gaya realismenya juga tak hanya punya satu karya yang melukiskan kisah sejarah dalam Alkitab. Malah pada 1636 ia kembali menelurkan karya yang masih bertema kisah Samson dalam Alkitab bertajuk The Blinding of Samson.
Lukisan cat minyak di atas kanvas berdimensi besar, 205x272 cm itu, menggambarkan dua prajurit yang tengah membelenggu Samson, satu prajurit bersiaga dengan tombaknya dan seorang prajurit lain yang menghujamkan senjata unik berulir ke mata kanan Samson.
Unik lantaran bentuknya begitu mirip keris, senjata tradisional asal Jawa. Pada lukisan Samson Betrayed by Delilah sebelumnya pun juga Rembrandt menampakkan keris itu menjadi senjata yang dibawa-bawa Samson.
“Memang keris ya. Kelihatan jelas sekali bahwa itu keris. Tetapi penggunaannya kacau ya. Seolah-olah bisa dengan mudah dipegang dan tidak tajam,” lanjut Amir.
Baca juga: Riwayat Keris Bertuah Milik Diponegoro
Sebagaimana diuraikan Amir, memang dalam dua penggambaran kisah Samson dengan senjata keris di dalamnya, tampak penggunaan keris yang tak lazim. Pertama, menyoal keris di lukisan Samsom Betrayed by Delilah. Di situ kerisnya tampak bergantung pada sabuk yang dipakai Samson kala tertidur di pangkuan Delilah.
“Keris yang digantungkan dari sabuknya merupakan bentuk penggunaan yang tidak sebagaimana mestinya. Cara yang benar membawa senjata itu adalah dengan diselipkan di antara pakaian di bagian pinggul,” ungkap Karina H. Corrigan dkk dalam artikel “Rembrandt van Rijn, ‘Self-Portrait as an Oriental Potentate with a Weapon’, 1634” yang dimuat di Asia in Amsterdam: The Culture of Luxury in the Golden Age.
Kedua dalam The Blinding of Samson, digambarkan mata Samson ditusuk kerisnya yang menjadi senjatanya sendiri oleh seorang prajurit. Masalahnya, sang prajurit memegang keris untuk menghujamkannya ke mata Samson, di bagian bilahnya, bukan deder atau gagangnya.
“Iya itu yang dipegang bagian tajamnya malah. Mungkin karena ketidaktahuan (Rembrandt, red) saja ya. Tidak tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar, sehingga penggambarannya seperti itu,” imbuh Amir lagi.
Namun dari mana inspirasi itu berasal, sampai-sampai Rembrandt secara detail menyisipkan seonggok keris dalam lukisannya? Benarkah Rembrandt sendiri punya koleksi keris?
“Saya bisa mengonfirmasi. Rembrandt memiliki sebilah keris. Dia punya banyak koleksi senjata, termasuk di dalamnya senjata-senjata eksotik,” timpal kurator Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, Harm Stevens kepada Historia.
Baca juga: Riwayat di Balik Berdirinya Kompeni Dagang VOC
Rembrandt sejak usia muda memang selain kondang sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kolektor barang-barang antik. Utamanya sejak menginjak usia 26 tahun dan hidup glamor sebagai seorang borjuis di yang tinggal di kawasan elit Amsterdam tahun 1643.
Maklum, kala itu tengah bergulir Gouden Eeuw atau era keemasan Belanda sebagai salah satu kolonialis terkaya dunia. Rembrandt muda di sela kesibukannya mencipta karya di atas kanvas, juga membantu pamannya, Hendrick di balai pelelangan dan perdagangan barang seni, mengingat Hendrick merupakan pedagang seni yang berpengaruh di Amsterdam saat itu.
“Para pelanggan Rembrandt terdiri dari para saudagar kaya yang berkaitan erat dengan perdagangan dan keuangan global. Ia juga kenal dekat dengan beberapa pejabat tinggi Kongsi Dagang Hindia Timur (Verenigde Oostindische Compagnie/VOC). Tetangganya, Willem Boreel, seorang pengacara VOC. Teman dekatnya, Hendrick Scholten, sempat menjadi gubernur VOC,” tulis Stephanie Schrader dalam Rembrandt and the Inspiration of India.
Maka tak mengherankan jika Rembrandt juga punya koleksi benda-benda seni yang eksotis dari Hindia Timur (nama lama Hindia Belanda dan kemudian Indonesia). Namun bagaimana akhirnya ia tertarik, setidaknya punya sebilah keris sebagai salah satu koleksi senjata eksotisnya?
“Rembrandt mengoleksi banyak benda eksotis. Di antaranya juga ada dua mangkuk dari Hindia Timur. Keris dengan hiasan berpahatnya seringkali memukau para kolektor. Salah satunya pelukis Pieter Lastman, di mana ia punya sebilah keris. Hingga kemudian diikuti muridnya, Rembrandt van Rijn yang juga memilikinya,” sambung Corrigan dkk.
Jadi bisa dibilang bahwa ketertarikan Rembrandt pada keris juga sangat terpengaruh Lastman yang notabene mentornya. Toh gaya lukisan realisme yang dipengaruhi Caravaggio dalam karya-karya Lastman juga diikuti Rembrandt.
Dikabarkan keris koleksi Rembrandt itu masih tersimpan Museum Het Rembrandthuis di Amsterdam. Adapun lukisan Samson Betrayed by Delilah, mengutip Ernest van de Wetering dalam Rembrandt: The Painter Thinking, mulanya dihadiahkan kepada Prins d’Orange Frederik Hendrik pad 1632.
Baca juga: Hikayat Lukisan Gatotkaca
Lukisan itu turun-temurun diwariskan ke keturunannya, hingga kematian Raja Willem pada 1702, di mana lukisannya dilungsurkan kepada Raja Prusia Frederick II yang memindahkannya ke Berlin pada 1742. Oleh karenanya sampai kini pun lukisannya masih tersimpan di Berlin, tepatnya di museum seni Gemäldegalerie.
Sedangkan lukisan The Blinding of Samson yang juga dihadiahkan ke Kerajaan Belanda, hingga kemudian diakuisisi Reichsvizekanzler atau Wakil Kanselir Kekaisaran Jerman Friedrich Karl von Schönborn di awal abad ke-18, untuk kemudian dibawa ke Wina, Austria. Sejak Mei 1905 hingga sekarang lukisannya dipamerkan di museum seni Städelsches Kunstinstitut und Städtische Galerie, Frankfurt am Main, Jerman, setelah ditebus dari keluarga Von Schönborn senilai 336 ribu marks.