Masuk Daftar
My Getplus

Fesyen dan Krisis Ekonomi

Gaya berpakaian anggota keluarga kerajaan Inggris mempengaruhi bagaimana sejarah mempersepsi kejayaan sebuah era.

Oleh: Devi Fitria | 13 Jan 2012
Lukisan Ratu Inggris Elizabeth I karya Johannes Corvus. (National Portrait Gallery, London/Wikimedia Commons).

Tahun lalu bukanlah yang terbaik bagi ekonomi Inggris. Namun, Anda tentu ingat, gambaran suram itu seolah sama sekali tak tercermin ketika seantero Inggris larut dalam kemeriahan perhelatan pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton pada 29 April 2011. Lihat betapa mewah gaun yang dikenakan Kate Middleton. Dan ternyata, dalam sejarah Inggris, hal semacam ini sudah biasa.

Lisa Jardine, profesor Studi Renaisans di Queen Mary, University of London, mengatakan bahwa sejarah Inggris cenderung memberikan perhatian besar pada momen-momen kemegahan semacam itu, meski kondisi ekonominya bertentangan dengan citra yang ditampilkan.

Ketika Ratu Elizabeth I naik tahta menggantikan saudaranya, Mary, pada 1558, kondisi ekonomi Inggris juga sulit. Namun, menurut Jardine dalam “A Point of View: Dazzling in an Age of Austerity” dimuat di situs bbc.co.uk, Elizabeth I kerap menggunakan gaun-gaun luar biasa mewah sebagai alat politik untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintahannya. Ini terungkap dari catatan-catatan detail tentang gaun-gaun mewah beserta batu mulia yang dikenakan Elizabeth I dalam berbagai acara kenegaraan.

Advertising
Advertising

Baca juga: Hubungan Ratu Elizabeth I dengan Kerajaan-Kerajaan Islam

Lihatlah catatan berjudul Lost from Her Majesty’s Back, ditulis pelayan Ratu yang bertugas mengurusi pakaiannya. Ia mencatat perhiasan-perhiasan Ratu yang dijahitkan pada sebuah gaun yang akan dia kenakan dalam berbagai acara kenegaraan. Juga bagaimana perhiasan-perhiasan itu dicopot satu per satu dan dikembalikan ke koleksi perhiasan Ratu setelah acara usai. Menurut Jardine, pencatatan detail ini menunjukkan bagaimana strategi pencitraan direncanakan dan dipikirkan masak-masak oleh rezim Elizabeth I.

Elizabeth I salah satu pemimpin negara pertama yang sadar akan pentingnya pencitraan dan kehumasan. Kesan kuat wajib ditampilkan karena dia naik tahta dalam usia muda, 25 tahun, dan banyak yang mempertanyakan legalitas kekuasaannya. Sementara dia mewarisi Inggris yang porak-poranda, nyaris bangkrut secara ekonomi akibat pertentangan agama, dan terjepit di antara Prancis dan Spanyol yang sedang berkembang pesat menjadi adidaya Eropa. Banyak pula yang mempertanyakan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin. Beberapa kalangan bahkan beranggapan bahwa peluang terbaik Elizabeth untuk memerintah adalah dengan menikah dan membiarkan roda pemerintahan dijalankan siapapun yang menjadi suaminya.

Baca juga: Pangeran Inggris yang Terbuang

Lukisan-lukisan Elizabeth, terutama yang dibuat pada tahun-tahun pertengahan kekuasaannya, kerap menampilkan Elizabeth mengenakan kostum luar biasa mewah bertabur batu mulia. Salah satunya potret Armada 1588 yang dibuat untuk menyambut kemenangan Inggris atas armada Spanyol.

Dalam lukisan itu terlihat sebuah tiara kecil bertengger di puncak kepalanya, sementara rambutnya berhiaskan sekitar dua lusin mutiara berukuran besar. Kerah gaun berbentuk lingkaran terbuat dari renda berdesain rumit. Gaunnya bertabur hiasan mutiara dan pita-pita sutra berwarna merah muda, yang masing-masing ditambahi lagi dengan perhiasan bunga di bagian tengahnya. Sementara tangan kanan Elizabeth diletakkan di atas sebuah bola dunia.

Para raja Eropa biasa membuat lukisan semacam itu saat menang perang. Biasanya mereka mengenakan baju zirah untuk menunjukkan kebesaran mereka. Menurut Lisa Jardine, efek lukisan itu amat luar biasa, “sebuah cara cerdas untuk membuat seorang ratu dalam kemenangannya tampak sekuat para raja dalam potret kemenangan mereka.”

Baca juga: Pangeran Flamboyan Edward VII Menuju Takhta Inggris

Untuk menyiasati keterbatasan dana, Elizabeth membuat kebijakan yang memungkinkannya “bertukar” hadiah dengan para bangsawan setiap tahun baru. Para bangsawan biasanya memberikan berbagai jenis perhiasan dan gaun-gaun mewah. Sebelumnya mereka berkonsultasi dengan Lady Howard, dayang yang bertanggungjawab atas pakaian Ratu. Dari tahun ke tahun hadiah untuk Elizabeth menjadi kian mewah dan sesuai kebutuhan pakaiannya.

Jika sebuah hadiah diterima, sebagai balasannya, Elizabeth memberikan peralatan perak berukiran khusus. Meski nilainya tak seberapa, peralatan itu bernilai tinggi di mata para bangsawan karena berarti Ratu mengakui pengabdian dan kesetiaan mereka.

Saat ini, menurut Lisa Jardine, orang-orang Inggris cenderung melihat era pemerintahan Elizabeth I sebagai zaman keemasan, di luar masalah ekonomi serius yang dihadapi selama dia berkuasa. Bagian besar dari citra ini terbentuk dari lukisan Elizabeth yang senantiasa berpakaian luar biasa mewah, bertaburan batu berharga, dan dibuat dari bahan mahal.

Baca juga: Tiara Ratu Elizabeth II Sebagai Penolak Bala

Elizabeth II dalam pandangan Jardine juga mengikuti jejak pendahulunya. Tahun 2012 genap 50 tahun dia bertahta. Sepanjang tahun akan diadakan sejumlah perayaan, dan sudah bisa dipastikan Ratu beserta anggota keluarga kerajaan akan mengenakan busana-busana supermewah rancangan para desainer kenamaan.

“Mungkin saja Inggris akan menghadapi kesulitan ekonomi hingga beberapa tahun mendatang. Namun apabila sejarah menilai kita berdasarkan catatan kemewahan dari pakaian-pakaian keluarga kerajaan, mungkin saja di masa depan era kita akan diingat sebagai zaman keemasan lainnya,” tulis Jardine. [bbc.co.uk, thismoney.co.uk, dailymail.co.uk].

TAG

inggris fashion krisis ekonomi

ARTIKEL TERKAIT

Perang Tiga Abad tanpa Pertumpahan Darah Ada Rolls-Royce di Medan Laga Rolls-Royce Punya Cerita Seputar Deklarasi Balfour Pangeran William, Putri Diana, dan Palestina Pasukan Jepang Merebut Kuala Lumpur di Musim Durian Ingar-Bingar Boxing Day Ketika Pangeran Inggris Jadi Korban Pencurian Sinterklas Terjun hingga Tumbang di Stadion Polusi Membunuhmu