DALAM layar kaca, segalanya bergantung pada pandangan mata. Megyn Kelly (diperankan Charlize Theron) memberi tur singkat dalam dapur redaksi televisi berita Fox News. Ia memperlihatkan sedikit-banyak soal kebijakan seksisme oleh siapa lagi kalau bukan sang pemimpin redaksi (pemred) Roger Ailes (John Litgow), yang memimpin tv berita milik taipan media Rupert Murdoch (Malcom McDowell) itu sejak 1996.
“Sejak dini dia menyadari cara jaringan berita untuk bertahan 24 jam sehari, adalah Anda butuh sesuatu yang bisa mempertahankan pemirsanya. Tiada lain adalah keindahan kaki. Ada alasan khusus mengapa meja (pembaca berita) berkaca bening,” cetusnya, selain memaparkan semua karyawati Fox News wajib mengenakan rok mini nan ketat.
Begitulah adegan yang disuguhkan sutradara Jay Roach dalam membuka biopik Bombshell. Film itu berpusar pada pergulatan tiga perempuan pekerja Fox News yang mengalami pelecehan seksual. Dengan cara singkat itu Jay ingin penonton lebih dulu paham pengantar sebelum masuk ke inti cerita yang berdasarkan kisah nyata itu.
Megyn sendiri kecewa pada Ailes yang setengah hati melindunginya. Saat itu, Megyn tengah diteror paparazzi akibat kritiknya terhadap Donald Trump dalam Debat Partai Republik 2016.
Selain tentang Megyn, kisahnya bersirkulasi pada news anchor lain, Gretchen Carlson (Nicole Kidman) yang mengisi program “Fox and Friends”. Saat Gretchen sedang membawakan acara, tiba-tiba dia mendapat pemberitahuan bakal dimutasi ke program lain yang kurang populer. Begitu Gretchen meminta penjelasan Ailes, sang pemred mengaku keputusannya tak bisa diganggu-gugat, kecuali Gretchen bersedia melakukan “sesuatu”. Secara tersirat, Ailes meminta “imbalan” setidaknya Gretchen mau melakukan oral seks untuknya.
Baca juga: Film 1917 yang Memenangkan Piala Oscars
Gretchen pun speechless dan memilih pergi tanpa ekspresi. Ia pilih memendam emosinya nan perih itu mengingat kontraknya tak lama lagi habis. Ia juga teringat pada kasus Rudi Bakhtiar yang juga mengalami pelecehan seksual pada 2007 oleh salah satu atasannya, Brian Wilson. Diam-diam, Gretchen menyewa pengacara untuk menyiapkan berkas tuntutan atas pelecehan seksual oleh Ailes.
Menyusul dimutasinya Gretchen ke program lain, giliran jurnalis muda Kayla Popisil (Margot Robbie) yang “dikeker” Ailes. Mulanya Kayla begitu antusias lantaran ia juga memimpikan bisa tampil di salah satu program unggulan Fox News. Namun, semua berubah saat ia dipanggil ke ruangan Ailes. Ia malah dilecehkan sang pemred. Ailes menjanjikan karier cemerlang jika Kayla mau menuruti permintaannya, salah satunya yakni Kayla disuruh berdiri, berputar, dan mengangkat roknya hingga pakaian dalamnya terlihat dan bisa dinikmati sang pemred.
Klimaksnya bergulir kala Gretchen dipecat tanpa alasan sebelum kontraknya habis. Buat Gretchen, ini artinya perang. Gretchen yang sudah menyiapkan berkas tuntutan bersama tim pengacaranya, segera menginformasikan skandal itu ke publik.
Bak bombshell alias ledakan bom, tuntutan itu mengguncang seisi Fox News. Sang CEO yang juga putra Rupert Murdoch dan punya masalah dengan Ailes sejak lama, turut membentuk tim investigasi internal.
Ailes sendiri membantah, baik di internal direksi maupun di hadapan publik. Semua karyawati Fox News juga diminta mendukung Ailes dalam membantah tuduhan Gretchen, kecuali Megyn Kelly. Ia salah satu pembawa acara paling populer saat itu dan sontak jadi sorotan lantaran sikap diamnya.
Baca juga: The Dreamers, Drama Vulgar di Tengah Prahara Politis
Sikap diam juga diambil Kayla yang masih seumur jagung bekerja di Fox News. Kayla khawatir jika ia turut mengaku pernah dilecehkan, ia takkan pernah bisa lagi bekerja di stasiun tv manapun.
Namun, Gretchen akhirnya tak sendiri. Beberapa wanita muncul mengaku turut jadi korban pelecehan Ailes. Namun pengakuan-pengakuan mereka bakal kurang kuat lantaran terjadi di media lain tempat sebelumnya Ailes bekerja, bukan Fox News.
Diam-diam, Megyn yang selama ini no comment melakukan investigasinya sendiri dibantu rekan-rekan dekatnya. Hasilnya, sebanyak 22 karyawati Fox News ternyata juga pernah jadi korban pelecehan oleh Ailes maupun beberapa atasan lain. Kayla salah satu korbannya.
Temuan itu makin membulatkan tekad Megyn untuk keluar dari zona nyamannya. Ia akhirnya angkat bicara bahwa ia juga dilecehkan Ailes di masa-masa awal kariernya di Fox News. Upaya Megyn beriringan dengan upaya perlawanan Gretchen yang dilakukan dengan caranya sendiri. Hasilnya, ah, jauh lebih seru jika Anda saksikan sendiri Bombshell yang hingga pekan ini masih diputar di bioskop-bioskop di tanah air.
Bombshell tak hanya menyajikan drama pelecehan seksual terhadap pekerja media namun juga mengungkap kehidupan dalam dapur redaksi yang jarang diketahui publik berikut kehidupan para awak di dalamnya. Seorang news anchor, misalnya, mesti selalu tersenyum ketika menyapa pemirsanya meski dalam keadaan sakit atau sedang mengalami tekanan batin lainnya.
Baca juga: Karpet Merah Piala Oscar dalam Sejarah
Bombshell cocok jadi alternatif tontonan di waktu luang. Meski music scoring-nya yang digarap Theodore Shapiro terbilang sederhana, ia sangat pas melengkapi beberapa momen penuh intrik dalam alur cerita. Belum lagi sisi artistik dan makeup-nya yang otentik, mampu menampilkan seksisme di rezim sang bos cabul dengan lebih utuh. Tak heran bila Bombshell menang Piala Oscar untuk kategori Best Makeup and Hairstyling.
Akhir Riwayat Bos Bejat
Sebagai kisah nyata yang dikonversi ke layar perak dalam bentuk drama, Bombshell tentu tak semuanya sesuai fakta. Beberapa detail di dalamnya tak sesuai kejadian sebenarnya. Contoh, tokoh Kayla Popisil. Ia merupakan karakter fiktif meski dikonstruksi dari pengalaman beberapa korban pelecehan seksual lain. Contoh lain adalah, Alies digambarkan sebagai pemred Fox News. Kenyataannya, saat skandal 2016 itu terjadi, Ailes sudah menjabat sebagai presiden merangkap CEO Fox News.
Yang patut diacungi jempol, sineas Jay menghadirkan cuplikan para korban pelecehan seksual oleh Ailes sejak 1980-an, kala Ailes memimpin tv-tv berita sebelum Fox News. Realita itu serupa dengan yang termuat dalam biografi bertajuk The Loudest Voice in the Room yang dimunculkan Gabriel Sherman, dua tahun sebelum Gretchen menuntut Ailes.
Sedikit ataupun banyak, karakter Ailes dibentuk dari lingkungan keluarganya. Sosok kelahiran Warren, Ohio, pada 15 Mei 1940 itu tumbuh dalam keluarga yang tak harmonis. Ayahnya, Robert Eugene Ailes, merupakan montir mesin pabrik yang ringan tangan dan acap melakukan kekerasan terhadap Ailes.
Di usia muda Ailes sudah terpaksa jadi korban broken home. Sebagaimana dikisahkan Sherman, Ailes susah payah menyelesaikan pendidikannya di tengah kesusahan itu hingga bisa lulus dari Jurusan Radio dan Televisi di Universitas Ohio, 1962. Sebelum terjun ke dunia pertelevisian, Ailes mengais pengalaman sebagai station manager di stasiun radio WOUB.
“Karier Ailes di televisi dimulai di Cleveland pada 1965, di mana dia menjadi produser dan sutradara talkshow di KYW-TV, ‘The Mike Douglas Show’. Kemudian dia menjadi produser eksekutif program itu, di mana dia memenangkan Emmy Awards pada 1967 dan 1968,” ungkap Horace Newcomb dalam Encyclopedia of Television.
Baca juga: Kisah Ken Miles di Balik Ford v Ferrari
Ailes jadi pionir program talkshow politik. Saat itu, stasiun televisi minim program politik dan Ailes yang memulainya dengan memanfaatkan kedekatannya dengan Richard Nixon. Beberapakali Nixon jadi tamu program bikinan Ailes. Ailes lalu diminta jadi bagian dari tim kampanye Nixon untuk pencitraan di televisi. Suksesnya Nixon jadi orang nomor satu di Amerika Serikat pada 1969 salah satunya karena Ailes.
Ailes lalu mendirikan Ailes Communications, Inc., perusahaan konsultan bisnis dan politik. Program-programnya ia jual ke berbagai stasiun tv seperti KYW-TV, CNBC, atau MSNBC. Lewat program-programnya Ailes pun sohor sebagai “makelar politik” bagi para kandidat presiden dari Partai Republik, mulai dari Nixon, Ronald Reagan, hingga George W. Bush.
Pada 1996, ia diminta hartawan Australia Rupert Murdoch untuk mendirikan Fox News, stasiun tv berita yang merupakan anak perusahaan Fox Corporation. Perlahan tapi pasti, Ailes membawa Fox News ke puncak kejayaan menyalip stasiun-stasiun tv berita yang lebih “senior”.
“Ailes membuat Fox News menjadi tv berita besar. Pada 2002 saja, Fox melewati CNN sebagai jaringan tv berita berbasis langganan nomor satu; dalam tujuh tahun angka pemirsanya sudah dua kali jumlah CNN dan MSNBC, dan bahkan keuntungan para rivalnya jika digabungkan masih kalah dari profit yang diraup Fox,” sambung Sherman.
Baca juga: Film Porno Mirip Sukarno
Mendatangkan keuntungan besar pada Fox membuat Ailes merasa di atas angin sehingga yakin tak ada orang yang berani menggusur posisinya, sekalipun Murdoch. Sialnya, semua itu sirna pada medio Juli 2016 kala Gretchen Carlson menuntutnya karena merasa jadi korban pelecehan seksual olehnya.
Bak bola salju, skandal itu membesar hingga membuatnya terpaksa mundur dengan kompensasi USD40 juta dari Rupert Murdoch. Meski begitu, Ailes masih dipercaya Murdoch menjadi penasihatnya di rumah produksi 21st Century Fox hingga Ailes tutup usia pada 18 Mei 2017 –hal ini tak diungkap dalam Bombshell.