Masuk Daftar
My Getplus

Yang Lucu dari Haji Agus Salim

Orang banyak mengenalnya sebagai diplomat atau tokoh republik yang ciamik. Namun tak banyak orang tahu sisi keisengannya sebagai seorang humoris.

Oleh: Hendi Johari | 18 Okt 2020
Haji Agus Salim (dokumen keluarga Haji Agus Salim)

Saat menjadi anggota Volksraad (1921-1924) dan tinggal di Bogor, Haji Agus Salim (HAS) kerap bepergian. Itu dilakukan selain untuk mengikuti rapat juga kadang dia harus bertemu dengan rakyat untuk sekadar menyerap aspirasi. Kepergiannya itu bisa ke tempat yang jauh atau bisa saja hanya ke Batavia.

“Tergantung kepentingan Patje (panggilan sayang keluarga HAS kepada HAS) sebagai anggota Dewan Rakyat,” ungkap almarhum Bibsy Soenharjo alias Siti Asia.

Alkisah, suatu hari HAS harus pergi ke Jakarta. Sambil sekalian jalan-jalan, Zainatun Nahar alias Matje (istri dari HAS) mengajak anak-anak  untuk mengantarkan ayahnya hingga Stasiun Bogor. Singkat cerita, berangkatlah HAS ke Batavia lalu mereka pun pulang ke rumah.

Advertising
Advertising

Karena merasa agak lelah, pulang dari stasiun Matje langsung ke kamar tidur. Namun saat memasuki kamar, dia langsung berteriak kaget karena didapatinya seseorang sudah terbaring dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Setelah dibuka, “seseorang yang berselimut” itu ternyata adalah HAS. Rupanya dia tidak jadi mengambil jadwal kereta api hari itu dan untuk sekadar mengisengi Matje, HAS pulang mendahalui Matje dan anak-anak lalu secara diam-diam masuk rumah lewat jendela kemudian langsung berbaring di tempat tidur.

Baca juga: Asal-Usul Nama Haji Agus Salim

Di lain kesempatan HAS bercengkarama dengan adik perempuanya dari luar kamar, persis di belakang jendela. HAS berdiri sambil bertopang dagu. Asyik benar dia menyimak dan ngobrol dengan lawan bicaranya hingga akhirnya sang adik merasa tidak enak dan mengajaknya masuk rumah.

“Terimakasih,” jawab HAS. “Saya tadi duduk di kursi yang basah, dan sebetulnya tadi sedang berusaha mengeringkan celana. Nah, sekarang celana saya sudah mulai mengering…”

Diceritakan dalam buku 100 Tahun Haji Agus Salim, George Mc. T. Kahin, Guru Besar di Yale University memiliki pengalaman yang agak lucu mengenai HAS. Kisahnya: saat diundang sebagai dosen tamu di universitas terkemuda Amerika Serikat tersebut, para mahasiswa Yale sangat terpukau dengan HAS. Bukan saja karena luasnya pandangan cakrawala pemikirannya namun juga dengan roko kretek-nya yang berbau khas.

Begitu khasnya, hingga mahasiswa-mahasiswa Yale tidak terlalu sulit untuk mencari tempat HAS menyampaikan kuliahnya, kendati lingkungan Yale tentunya sangat luas. Bagaimana bisa? Rupanya bau kretek yang dihisap HAS menjadi “petunjuk” tempat berlangsungnya perkuliahan tersebut.

Baca juga: Rokok Kretek Agus Salim

Karena kecerdikannya, HAS kerap dipanggil oleh dunia pers sebagai The Old Fox (Srigala Tua). Sebutan itu sangat populis hingga di kalangan para pejabat pemerintahan republik.  Namun tak ada orang yang menyangka, julukan tersebut akan memicu terjadinya suatu kejadian lucu di tahun 1946.

Ceritanya, sebelum meninggalkan Indonesia, tentara Inggris mengadakan pesta perpisahan. Dalam situasi yang sangat sentimental itu, ada beberapa perwira Inggris yang berinisiatif mengadakan toast tradisional Inggris yakni to the old folks at home. Karena tidak paham dengan tradisi tersebut dan adanya kesalahpahaman terhadap istilah itu (old folks bunyinya hampir sama dengan old fox), maka begitu disebut kata-kata itu: orang-orang Indonesia ramai-ramai bangkit sambil menjawabnya: Haji Agus Salim. HAS sendiri cuma senyum mesem saja menyaksikan peristiwa itu.

Tahun 1927, Buya Hamka  yang tengah menimba ilmu di Mekah pernah dinasihati oleh HAS saat mereka bertemu di kota suci tersebut. HAS menyarankan Hamka supaya jangan terlalu lama tinggal di tanah Arab. Menurut HAS, Hamka harus mengikuti jejak  sang ayah: Syaikh Abdul Karim Amrullah yang jadi ulama besar timbul dari alam tanah air sendiri. Ada soal-soal agama yang timbul di Indonesia dan yang harus memecahkan masalahnya adalah orang Indonesia sendiri.

“Kalau engkau terbenam bertahun-tahun di Mekah, pulangnya kau hanya akan menjadi tukang baca doa di pesta kendurian…” ujar HAS.

Baca juga: Kejenakaan Haji Agus Salim

Kendati dikenal memiliki kepahaman yang dalam mengenai pengetahuan agama Islam, namun tidak menjadikan HAS sebagai pribadi yang kaku. Saat kali pertama mengunjungi Amerika Serikat pada 1947, beberapa jurnalis muda setempat secara iseng menanyakan pendapat Haji Agus Salim mengenai new look, busana yang menjadi trend para gadis Amerika kala itu.

Lantas bagaimana komentar HAS?

“Rok-roknya memang bagus sekali, tetapi menurut pendapat saya, betis-betis di bawah rok-rok itu malahan yang lebih bagus…” ujarnya disambut tawa orang-orang yang mendengarnya.

TAG

haji agus salim

ARTIKEL TERKAIT

Pengawal Raja Charles Masuk KNIL Masa Kecil Sesepuh Potlot Cerita Tak Biasa Mata-mata Nazi Kriminalitas Kecil-kecilan Sekitar Serangan Umum 1 Maret Dokter Soetomo Dokter Gadungan Komandan AURI Pantang Kabur Menghadapi Pasukan Gaib Umar Jatuh Cinta di Zaman PDRI Panglima Alex Kawilarang dan Letnan Songong Buronan Singapura Lari Ke Gorontalo Jenderal Yani Memiting Anaknya