Masuk Daftar
My Getplus

Ketika Wardiman Djojonegoro Dimarahi Bang Ali

Ali Sadikin dikenal doyan menyemprot anak buahnya, termasuk Wardiman Djojonegoro. Kendati demikian, dia tetap menghormat Bang Ali.

Oleh: Martin Sitompul | 13 Jan 2020
Wardiman Djojonegoro semasa bekerja di lingkungan Pemprov DKI Jakarta(Repro buku Sepanjang Jalan Kenangan: Bekerja dengan Tiga Tokoh Besar.)

Sewaktu menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin lekat dengan predikat pemarah. Emosinya kerap meluap-luap. Tidak jarang umpatan keluar dari tutur lisan gubernur yang akrab disapa Bang Ali ini.

“Ali Sadikin jika marah sering mengumpat. Banyak pejabat yang pernah jadi sasarannya, termasuk saya,” kenang Wardiman Djojonegoro dalam memoarnya Sepanjang Jalan Kenangan: Bekerja dengan Tiga Tokoh Besar.

Wardiman pernah menjabat sebagai Kepala Biro Kepala Daerah Pemda DKI Jakarta antara 1966-1979. Selama itu pula, Wardiman mendampingi Ali Sadikin, terutama dalam menangangi tugas-tugas keprotokolan. Wardiman tahu persis bagaimana sikap Bang Ali kalau lagi jengkel bila tugas dan proyek Pemda DKI dijalankan tidak sebagaimana mestinya.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ali Sadikin dan Jalanan Jakarta

Ketika PON VII dihelat di Surabaya, Bang Ali menjanjikan bonus bagi atlet Jakarta yang berprestasi. Mereka yang mempersembahkan medali antara lain Indrajati Sidi, pemenang cabang panca lomba. Kepada Indrajati, Pemda DKI Jakarta menghadiahinya dengan paket liburan ke Singapura dan Bangkok, Thailand. Wardiman ditugaskan menyiapkan keberangkatan para atlet ke Bangkok. Namun Wardiman lupa memberitahukan kepada Dubes RI di Bangkok perihal kedatangan mereka.

“Akibatnya, saya dimarahi oleh Ali Sadikin dan keluarlah kata-kata ‘kebun binatang’,” kenang Wardiman.

Kejadian berikutnya, suatu ketika kontingen olahraga DKI Jakarta pulang dari Lampung dengan menggunakan kapal setelah memenangkan pertandingan. Ali Sadikin menelepon Wardiman untuk persiapan penyambutan. Kata Bang Ali, “Man, siapkan korps musik untuk menyambut.”

Wardiman menempatkan korps musik di depan tenda tamu. Melihat itu, Bang Ali malah marah. Ali menginginkan agar korps musik di taruh di dermaga tempat kapal merapat. Apes bagi Wardiman. Dia pun kena maki oleh Bang Ali.

Baca juga: Politisi Bertensi Tinggi

Kisah dampratan Bang Ali bagi Wardiman masih berlanjut. Pada 1969, Presiden Singapura Yusuf bin Ishak berkunjung ke Jakarta. Seyogianya bendera Singapura berkibar di Balai Kota. Lagi-lagi Wardiman lalai. Dia lupa memberikan instruksi untuk mengibarkannya. Kealpaan itu menurut Wardiman secara tidak sadar dipengaruhi dengan peristiwa digantungnya dua prajurit Korps Komando (KKo) AL, Usman dan Harun. Peristiwa itu menyulut emosi rakyat Indonesia, termasuk Wardiman

“Akibatnya, sekali lagi Ali Sadikin mengumpat marah kepada saya,” ujar Wardiman.

Selain itu, Wardiman juga pernah menyaksikan kemarahan Ali Sadikin kepada pihak Hotel Indonesia. Waktu itu, Hotel Indonesia menjadi satu-satunya hotel bergengsi di Jakarta sementara Ali Sadikin sedang kedatangan tamu delegasi luar negeri. Rupanya ada yang melapor bahwa tamu-tamu asing Bang Ali itu tidak mendapat kamar.

Untuk mengatasinya. Ali Sadikin mendatangi Manajer Hotel Indonesia, seorang berkebangsaan asing. Sambil memegang dan mengangkat kerah bajunya, Bang Ali mengancam, “Jika delegasi dari luar negeri tidak mendapat kamar, saya akan keluarkan kamu dari Indonesia.” Akibatnya, sejumlah tamu domestik yang menginap di hotel itu terpaksa menjinjing koper untuk pindah ke penginapan lain.  

Baca juga: Ketika Bang Ali Dihalang-halangi

Menurut Wardiman, sistem kepemimpinan Ali Sadikin serba cepat dan menuntut selalu ada ‘check dan recheck’. Maka itu, selama menjadi bawahan Bang Ali, biro yang dipimpinnya selalu menjadi tempat pengecekan terakhir. Tidak heran Wardiman paham tindak tanduk Bang Ali. Mulai dari visi misi membangun Jakarta, gaya kepemimpinan, sampai tempramennya yang terbilang tinggi.  

“Ketika Ali Sadikin menjadi gubernur, prioritas yang didahulukannya adalah menyiapkan standar hidup penduduk Jakarta agar lebih baik, tetapi sekarang saya khawatir kita telah kehilangan sasaran,” kenang Wardiman.

TAG

ali sadikin

ARTIKEL TERKAIT

Gunung Semeru, Gisius, dan Harem di Ranupane Peliharaan Kesayangan Hitler Itu Bernama Blondi Kisah Sabidin Bangsawan Palsu Daripada Soeharto, Ramadhan Pilih Anak Kisah Mata Hari Merah yang Bikin Repot Amerika Hukuman Penculik Anak Gadis Pengawal Raja Charles Masuk KNIL Masa Kecil Sesepuh Potlot Cerita Tak Biasa Mata-mata Nazi Kriminalitas Kecil-kecilan Sekitar Serangan Umum 1 Maret