Masuk Daftar
My Getplus

Jajan Tahu Pakai Pesawat Mustang

Cerita para pilot AURI zadul: kalau lapar pergi mencari kudapan dengan mengendarai pesawat tempur.

Oleh: Martin Sitompul | 11 Jan 2020
Pesawat tempur P-51 Mustang. Foto: tni-au.mil.id.

Pada dekade 1950, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) memiliki puluhan pesawat tempur jenis P-51 Mustang. Pesawat buatan Amerika Serikat itu adalah pesawat buru sergap jarak jauh yang sangat handal pada era Perang Dunia II. Karena keandalannya, Mustang diproduksi ribuan dan digunakan oleh banyak angkatan udara, termasuk Indonesia.

Menurut laman tni-au.mil.id, setelah pengakuan kedaulatan, Indonesia menerima hibah sejumlah pesawat Mustang dari Belanda. Di lingkungan AURI, P-51 Mustang ditempatkan di satuan tempur buru sergap Skuadron ke-3 yang bermarkas di Pangkalan Udara Cililitan, Jakarta Timur. Sebanyak 50 pesawat Mustang yang tersedia ternyata tidak sebanding dengan pilot tempur yang dimilki AURI. Wajar saja jika para penerbang Skuadron ke- 3 suka-suka saja berganti-ganti pesawat karena Mustang tidak boleh terlalu lama didiamkan.

“Dulu dari Pangkalan Halim kami suka terbang dengan Mustang ke berbagai pangkalan di Jawa Tengah atau Bandung hanya untuk beli sate atau es kopyor,” ujar Ashadi Tjahjadi, salah seorang penerbang tempur Skadron III dalam Pahlawan Dirgantara: Peranan Mustang dalam Operasi Militer di Indonesia suntingan Soemakno Iswadi.

Advertising
Advertising

Baca juga: Omar Dani, Sukarno Kecil dari AURI

Ashadi mengisahkan ruang tempat peluru yang ada di pesawat sering dikosongkan oleh para penerbang Mustang kalau sedang tidak bertempur. Ruang kosong itu kemudian kerap kali dijadikan tempat untuk mengangkut bermacam-macam barang, mulai dari beras sampai ayam kampung.

“Waktu istri saya ngidam, terpaksa saya harus terbang dengan Mustang ke Bandung padahal keluarga tinggal di Polonia Medan hanya untuk membeli tahu Bandung,” kenang Ashadi.

Baca juga: Omar Dani Tak Gentar Pulang

Kendati punya tingkah dan kelakuan unik demikian, pilot tempur Mustang AURI ini dikenal lihai dalam manuver di udara. Beberapa penerbangnya seperti Leo Wattimena, Roesmin Noerjadin, Ignatius Dewanto, Mulyono, Hadi Sapandi dan Pracoyo, kemudian membentuk tim aerobatik kebanggaan AURI. Merekalah yang menjadi inspirasi bagi penerbang-penerbang AURI berikutnya untuk membentuk tim aerobatik sejenis.

“Sehingga tim aerobatik P-51D Mustang dapat dikatakan sebagai perintis atau the pioneer dari tim-tim aerobatik kebanggaan bangsa Indonesia, khususnya TNI Angkatan Udara,” tulis laman tni-au.mil.id.

Beberapa di antara para pilot tempur tadi, kelak menjadi tokoh penting ketika AURI membangun angkatan perangnya sehingga menjadi yang terkuat pada dekade 1960. Leo Wattimena menjadi pilot tempur Mustang legendaris yang terjun di berbagai operasi militer.

Ignatius Dewanto merupakan penerbang Mustang yang menembak jatuh kapal bomber yang dikendalikan pilot Amerika, Allen Pope. Roesmin Noerjadi menjadi Kepala Staf Angkatan Udara antara 1966 hingga 1969. Ashadi Tjahyadi sendiri menjabat Kepala Staf Angkatan Udara periode 1977-1983.

Baca juga: Pilot CIA Ditembak Jatuh di Ambon

 

TAG

sejarah-auri tni-au

ARTIKEL TERKAIT

Komandan AURI Pantang Kabur Menghadapi Pasukan Gaib Waktu Punya Tupolev, Angkatan Udara Indonesia Kuat Purnatugas Heli Puma Kisah Pasukan Gabungan AURI-ALRI Menahan Gempuran Belanda Lika-liku Pesawat T-50 Hanandjoeddin Perintis di Tengah Keterbatasan Kapten Wisnu Celaka di Natuna Flypass Nekat Montir Pesawat Rayakan HUT RI Seragam Batik Tempur Sosok Sukarno dan Pak Dirman dalam Kadet 1947