Masuk Daftar
My Getplus

Nasib Kawasan Kastil Batavia yang Tergerus Zaman

Kisah merana bekas gudang makanan dan tembok terakhir di kawasan yang dulunya adalah Kastil Batavia.

Oleh: Fernando Randy | 30 Agt 2020
Kondisi bekas gudang makanan yang menjadi saksi sejarah Kastil Batavia era VOC. (Fernando Randy/Historia.id).

Batavia menjadi salah satu daerah paling penting pada masa VOC bercokol di Hindia Timur. Setelah berhasil menguasai Batavia pada 1619, VOC mendirikan berbagai bangunan untuk mendukung aktivitas perdagangannya di Hindia Timur.

Salah satu kompleks bangunan itu Kastil Batavia. Letaknya sekarang di Kampung Tongkol, tak jauh dari kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Wilayah ini dulu menjadi pusat kota Batavia.

Seorang warga sedang mencuci mobil di kawasan bekas gudang Kastil Batavia. (Fernando Randy/Historia.id).
Kawasan Kampung Tongkol yang bersebelahan langsung dengan gudang dan tembok bekas kastil Batavia. (Fernando Randy/Historia.id).

Kastil Batavia menjadi saksi tangguhnya VOC sebagai perusahaan dagang selama hampir dua abad. Kastil ini dibangun pada masa J.P. Coen menjadi Gubernur Jenderal VOC di Batavia pada 12 Maret 1619.

Advertising
Advertising

VOC butuh sebuah benteng yang kuat dan aman dari serangan musuh. Karena itu, Coen merombak benteng lama yang bernama Fort Jacatra, termasuk tembok dan bangunan lainnya.

Sebuah mobil truk kontainer terparkir di samping bangunan bekas gudang VOC. (Fernando Randy/Historia.id).
Bekas ban yang berserakan di kawasan gudang dan tembok bekas Kastil Batavia. (Fernando Randy/Historia.id).

Coen membangun tembok baru berbentuk persegi empat yang lebih kokoh daripada tembok lama. Tembok itu dibangun mengelilingi kota Batavia.

Selain tembok, Coen juga membuat kanal-kanal untuk menyulitkan musuh masuk ke kota. Lalu di sebelah selatan tembok baru, dia membangun Kastil Batavia.

Tembok terakhir yang menjadi saksi sejarah VOC di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Luas Kastil Batavia hampir sembilan kali luas Fort Jacatra. Kastil Batavia dikelilingi oleh empat bastion atau selekoh di empat penjurunya.

Bastion adalah bagian tembok benteng yang sedikit menjorok keluar dan dipersenjatai. Masing-masing bastion punya nama: Parrel, Robijn, Diamant, dan Saphier.

Tembok terakhir yang menjadi saksi sejarah VOC di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Di dekat Kastil Batavia, Coen membangun sejumlah gudang untuk menyimpan berbagai dagangan VOC. Sekarang Kastil Batavia dan gudang-gudang itu sudah runtuh. Sebelumnya terdapat empat gudang tua di kawasan ini. Satu per satu mulai hilang tertelan pembangunan kota.

Dua gudang terkena pembangunan jalan tol. Satu gudang lainnya hancur dimakan waktu. Hanya satu yang tersisa. Di dinding depan gudang itu masih terlihat jelas tulisan "Major Massie". Gudang ini bernama Graanpakhuizen yang berarti Gudang Biji-bijian. Gudang ini dulunya berfungsi untuk menyimpan beras, kopi, teh, rempah-rempah, jagung, kacang, dan lainnya.

Bekas gudang penyimpanan makanan di kawasan Kastil Batavia. (Fernando Randy/Historia.id).
Seorang anak saat bermain di kawasan gudang bekas Kastil Batavia. (Fernando Randy/Historia.id).
Tembok terakhir yang menjadi saksi sejarah VOC di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Namun, seiring berjalannya waktu, gudang ini mulai dilupakan. Akses masuknya menjadi tempat bongkar muat berbagai truk dan kontainer. Material temboknya ambyar di berbagai sisi.

Tak ada lagi kesan gagah pada bagunan ini. Malah tampak menyeramkan. Tak heran jika beberapa acara misteri di stasiun televisi swasta sering menjadikan tempat ini untuk syuting.

“Kru acara televisi tersebut tidak berani melanjutkan acaranya di sini karena waktu itu belum mulai saja timnya sudah kesurupan. Lain waktu juga pernah ada supir truk sedang ganti ban kemudian sore-sore begini ada yang nongol di atas kakinya saja,” kata Aan (46) salah satu warga.

Beberapa truk yang memenuhi halaman depan bekas gudang VOC. (Fernando Randy/Historia.id).
Kondisi terkini bekas gudang dan tembok di kawasan Kastil Batavia era VOC. (Fernando Randy/Historia.id).
Tampak bagian dalam dari bekas gudang era VOC. (Fernando Randy/Historia.id).
Gudang Major Massie yang menjadi saksi sejarah VOC di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
Seseorang sedang membersihkan truk di kawasan bekas Kastil Batavia. Tembok terakhir yang menjadi saksi sejarah VOC di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
Penampakan kondisi di dalam bekas gudang Major Messie dan detail temboknya. (Fernando Randy/Historia.id).

Kini, gudang dan tembok kastil yang sempat menjadi destinasi wisata di seputaran Kota Tua ini semakin kurang nyaman dikunjungi. Tertutup oleh hiruk pikuk suara truk hingga padatnya rumah penduduk di kawasan kampung Tongkol.

“Dulu sering bule-bule Belanda datang ke sini. Mencari gedung ini. Tapi sekarang sudah jarang,” ujar Aan.

Seorang penjual es potong yang melintas di kawasan gudang Major Massie. (Fernando Randy/Historia.id).
Berbagai boneka yang tampak terawat di gantung di tembok terakhir kawasan Kastil Batavia. Tembok terakhir yang menjadi saksi sejarah VOC di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

 

TAG

voc dki jakarta

ARTIKEL TERKAIT

Kembali ke Sunda Kelapa Bermula dari Nazar Anak Yatim Piatu dan Terlantar pada Masa VOC Asal Nama Wakatobi Tanpa Pajak, Palembang Kaya Kecakapan Elie Ripon Sang Sersan Swiss di Banda Serdadu Württemburg Berontak di Semarang Cikal Bakal Bursa Saham Orang Pertama yang Menjual Saham VOC Asisten Rumah Tangga Jadi Pemilik Saham Pertama VOC