top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

...

_

_

Oleh :
Historia
...

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

Sebuah bangunan bertingkat tiga bergaya art nouveau di Jalan Taman Cut Meutia, Jakarta Pusat, itu seperti kantor. Tapi sesungguhnya bangunan peninggalan abad ke-19 itu sebuah masjid. Inilah Masjid Cut Meutia. Bangunan masjid dulunya kantor biro arsitek Belanda bernama Naamloze Vennootschap Bouwploeg pada 1879.


“Sejarah masjid Cut Meutia pasti sangat panjang. Yang menarik adalah Masjid Cut Meutia ini mengalami beberapa kali pergantian gedung dari awalnya menjadi kantor arsitektur, terus kantor PT KAI, lalu ada juga kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara ketika itu dipimpin oleh Almarhum Jenderal A.H. Nasution,” kata Muhammad Hussein, Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia (Ricma).


Suasana Masjid Cut Meutia tempo dulu. (Wikimedia Commons).
Suasana Masjid Cut Meutia tempo dulu. (Wikimedia Commons).

Cut Meutia yang juga dikenal sebagai masjid tanpa kubah. (Fernando Randy/Historia.id).
Cut Meutia yang juga dikenal sebagai masjid tanpa kubah. (Fernando Randy/Historia.id).

Lalu setelah MPRS tidak berkantor lagi di Cut Meutia, bangunan yang didominasi oleh warna putih tersebut sempat ingin dirobohkan dan dihancurkan. “Jadi setelah tidak jadi dirobohkan, Almarhum Jenderal A.H. Nasution mengusulkan untuk menjadikan Cut Meutia menjadi cagar budaya. Lalu terbentuk Remaja Islam Masjid Cut Meutia. Baru diresmikan oleh Pak Ali Sadikin sebagai masjid,” lanjutnya.


Masjid Cut Meutia mempunyai beberapa keunikan. Masjid ini tak ada kubah selayaknya masjid-masjid di Indonesia. Kiblatnya miring ke kanan. Kemudian juga di lantai dua masjid tepatnya di ruang rapat anggota RICMA terdapat sebuah ruangan kecil yang berkapasitas empat orang. Terdapat sebuah brankas untuk menyimpan dokumen sejak era kolonial Belanda.


Suasana di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Suasana di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung sedang menjalankan ibadah salat dengan menggunakan masker. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung sedang menjalankan ibadah salat dengan menggunakan masker. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung yang berada di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung yang berada di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung menjaga jarak saat menunaikan salat. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung menjaga jarak saat menunaikan salat. (Fernando Randy/Historia.id).

Salah satu ruangan yang dipakai untuk kegiatan RICMA di masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Salah satu ruangan yang dipakai untuk kegiatan RICMA di masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Suasana di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Suasana di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Dengan semua ciri khas dan sejarahnya panjangnya, bangunan seperti Masjid Cut berusaha dilestarikan dengan semaksimal mungkin. Beberapa perawatan dilakukan dan dimaksudkan agar tidak ada lagi berbagai bangunan sejarah yang rusak. Bangunan yang menjadi cagar budaya pada 1961 ini sekarang membutuhkan berbagai perbaikan.


“Jadi sebenernya kita pengen juga dilihat sama pemerintah pusat atau DKI. Kayak kemaren ada renovasi, tapi renovasi kita sendiri yang jalan. Terus kedepannya pengen ada perhatian khusus buat Cut Meutia. Ini masjid sejarah dan sudah dilestarikan ya setidaknya pemerintah melihat itu sih,” tutupnya.


Pengunjung saat menunaikan ibadah salat di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung saat menunaikan ibadah salat di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung saat menunggu buka puasa di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung saat menunggu buka puasa di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Akmal, petugas keamanan yang bekerja sejak tahun 1990 di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Akmal, petugas keamanan yang bekerja sejak tahun 1990 di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung tertidur di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung tertidur di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Teqball, dari Mana Asalnya?

Teqball, dari Mana Asalnya?

Permainan anyar yang lahir dari pengalaman eks-pesepakbola Hungaria. Menyebar begitu pesat ke berbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia.
Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

He was Sukarno's confidant in the fight for West Irian. He traveled the world to “fight” in the diplomatic arena, but that journey almost ended tragically.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Wanita Perkasa Pembela Jelata

Wanita Perkasa Pembela Jelata

S.K. Trimurti pejuang perempuan yang komplet, disegani kawan maupun lawan. Dia seorang pendidik, wartawan, pengarang, politisi, dan menteri perburuhan pertama.
Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha hiburan malam yang mengorbitkan banyak penyanyi beken ini mengalami kejadian aneh saat menunaikan ibadah haji.
bottom of page