top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Peradaban Islam dalam Sehimpun Arsip

Sejarah peradaban Islam merentang panjang dari jazirah Arab ke Nusantara. Jutaan arsip yang tersebar dimana-mana merekam perjalanannya.

13 Jul 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Litograf Saudagar Arab yang datang ke Nusantara untuk berdagang Sumber: Universitas Leiden.

Kerjasama antar-negara berpenduduk Muslim pada umumnya banyak terjalin di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan budaya. Namun, belum pernah terjalin di bidang kearsipan. Padahal, sejarah Islam yang tersua dalam catatan arsip juga bagian dari peradaban dunia. Untuk itulah kepala-kepala arsip dari negara-negara berpenduduk Muslim berhimpun untuk pertama kalinya.


 “Pertemuan ini sebagai langkah awal untuk menjajaki dan mengeksplorasi pembentukan forum kerjasama arsip nasional di seluruh negara-negara Muslim atau berpenduduk Muslim,” kata Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto dalam pertemuan pendahuluan “Forum Kerja Sama Arsip Nasional Negara-Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim” di ANRI, Jakarta Selatan pada Rabu 12 Juli 2023.


Selain Indonesia sebagai tuan rumah, pertemuan dihadiri oleh perwakilan sembilan negara lain. Mereka adalah: Arab Saudi, Brunei Darussalam, Irak, Kuwait, Malaysia, Maroko, Qatar, Palestina, dan Yordania. Forum ini diharapkan dapat melestarikan memori kolektif tentang sejarah Islam yang sudah terentang panjang. Dan tentu saja untuk meningkatkan peran arsip nasional di negara-negara Muslim pada tingkat internasional.



Duta Arsip Indonesia Rieke Diah Pitaloka yang juga anggota DPR menekankan hal senada. Selain berperan sebagai bukti historis, arsip sejarah peradaban Islam juga menjadi memori kolektif tentang perjuangan setiap bangsa yang didominasi oleh kaum Muslim. Pemikiran para pemimpin negara Islam, menurutnya sejalan dengan pemikiran-pemikiran para pemimpin pada Konferensi Asia Afrika (KAA). Sama-sama bergerak untuk perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan umat manusia. 


Salah satu arsip sejarah penting adalah terkait terbentuknya Organisasi Konferensi Islam pada 1969. Ia selanjutnya berubah nama menjadi Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Pembentukan OKI dipelopori oleh Raja Hasan II dari Maroko dan Raja Faisal dari Arab Saudi.


“Arsip membuka fakta bahwa organisasi ini bukan hanya berjuang melindungi tempat-tempat suci umat Islam, bukan hanya berjuang untuk meningkatkan kerjasama di antara negara-negara anggota. OKI juga  memperjuangkan perdamaian dan keamanan internasional. Sama dengan semangat KAA 1955, OKI berkomitmen membantu perjuangan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” imbuh Rieke.  



Di Indonesia saja, arsip-arsip sejarah tentang Islam cukup kaya. Ia tersebar dimana-mana. Tidak hanya di lembaga kearsipan, melainkan disimpan oleh para kiai, pesantren-pesantren, hingga komunitas berbasis agama Islam.


Menurut Oman Fathurrahman, guru besar filologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah, banyak sekali arsip di Indonesia yang terhubung dengan dunia Arab melalui manuskrip tarekat maupun selawat. Sebabnya, jaringan peradaban Islam pada masa silam terhubung sedemikian rupa. Apakah itu melalui perdagangan, diplomasi, interaksi pengetahuan, maupun interaksi agama. Jaringan yang terkoneksi itu menjadikan Islam tidak hanya tumbuh dan berkembang di jazirah Arab saja. Peradaban Islam lahir kemudian di berbagai wilayah yang awalnya disebut oleh para sarjana periferal atau pinggiran.


Seminar Arsip Sejarah Peradaban Islam dan Hubungan Internasional di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Rabu, 12 Juli 2023. Foto: Martin Sitompul/Historia.
Seminar Arsip Sejarah Peradaban Islam dan Hubungan Internasional di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Rabu, 12 Juli 2023. Foto: Martin Sitompul/Historia.

Namun, Oman kurang setuju dengan istilah periferal sebagai kawasan pinggiran yang bermakna rendah. Periferal lebih memperlihatkan tempat yang jauh dari pusat perkembangan Islam seperti Mekah dan Madinah. Tetapi dari segi peradaban Islam, itu sesungguhnya bukan dalam pengertian bahwa kualitas adabnya rendah.



“Jangan pernah melihat bahwa arsip-arsip dan manuskrip Islam yang ditulis dalam bahasa non Arab itu rendah. Sama sekali tidak. Bahwa ada terjemahan, iya. Arab juga dulu menerjemahkan arsip-arsip dan keilmuan Yunani di Baitul Hikmah pada masa Khalifah Abbasiyah, misalnya,” tandasnya.


Jalur rempah memperlihatkan rute dari Mekah dan Madinah menuju Nusantara melewati berbagai wilayah. Mulai dari Aden di Yaman, Oman, hingga Sri Lanka. Setidaknya sampai abad 19, titik-titik persinggahan itu menjadi jalur terhubungkannya jamaah haji Nusantara ke tanah suci. Dengan demikian, peradaban Islam itu sesungguhnya amat sangat kaya, tidak hanya di Arab saja.


“Kita punya peradaban Islam Arab, Afrika, Asia, Persia, Turki Ottoman bahkan Eropa. Kalau dalam konteks arsip dan manuskrip maka kita akan menjumpai arsip-arsip Islam di negara-negara di wilayah ini, termasuk Asia Tenggara (Nusantara). Inilah yang kurang diketahui publik tentang kompleksitas hubungan internasional dunia Muslim yang menghubungkannya dengan kita di Asia Tenggara,” terang Oman.



Di samping Islam Arab mempengaruhi kultur Nusantara, sambung Oman, ternyata Islam Nusantara juga memberi sumbangan bagi dunia Arab. Banyak sekali pemikiran ulama Nusantara yang kitabnya dicetak di dunia Arab. Beberapa di antaranya yakni Syekh Abdurrauf Singkil (1615-1693) dari Aceh, Syekh Abdus Shamad al-Palimbani (1704-1789) dari Palembang, dan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710–1812) dari Banjar. Karya-karya mereka dicetak di Mustafa Al-Babi al-Halabi, percetakan tertua di Kairo, Mesir. 


“Bisa kelihatan ada hubungan yang sifatnya resiprokal, koneksi yang saling menguntungkan. Hubungan ini yang menstimulasi lahirnya arsip dan manuskrip Islam. Jadi ulama Nusantara berinteraksi dengan komunitas Muslim India, Persia, Arab, ketemu di Mekah dan Madinah, itu kemudian melahirkan arsip-arsip,” jelasnya. 

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page