Para Bintang yang Disanjung Standing Ovation
Mendapat standing ovation dari fans Juve, Ronaldo melanjutkan “estafet” bintang-bintang terdahulu.
RIBUAN Juventini (fans Juventus) langsung berdiri dari kursi dan bertepuk tangan usai gawang tim pujaan mereka kebobolan untuk kedua kali dalam leg pertama perempat final Liga Champions kontra Real Madrid, Rabu (4/4/18) dini hari WIB. Bukan maksud “pindah ke lain hati”, mereka melakukan standing ovation (penghormatan dengan berdiri) untuk Cristiano Ronaldo lantaran bintang Madrid itu membuat satu gol indah.
Pelatih Juve Massimiliano Allegri hingga Buffon sampai menyanjung gol yang terjadi di menit ke-64 itu. Tapi bukan itu yang paling diapresiasi Ronaldo, melainkan standing ovation ribuan Juventini.
Aksi fans lawan macam begini masih langka dalam sejarah sepakbola. Hanya segelintir pemain beken yang pernah mendapatkannya. Ronaldo bukan satu-satunya. Siapa saja mereka?
Alfredo di Stefano
Pemain berjuluk “Si Panah Pirang” ini mendapatkan standing ovation pada 30 Maret 1952 kala bersama timnya Millonarios de Bogota mengikuti turnamen segitiga dalam rangka perayaan 50 tahun Real Madrid. Aksi-aksi menawan Di Stefano plus dwigolnya di menit ke-35 dan 50 tak hanya mengantar timnya menekuk tuan rumah 4-2 tapi juga membuat seisi Estadio Santiago Bernabeu terhipnotis. Gemuruh tepuk tangan sontak timbul untuknya. Selepas turnamen, Presiden Madrid Santiago Bernabeu Yeste, membajaknya dari Millonarios ke Madrid. “Pemain ini punya aroma sepakbola yang bagus,” sanjung Bernabeu, dikutip Richard Fitzpatrick dalam El Clasico: Barcelona v Real Madrid, Football’s Greatest Rivalry.
Pele
Edson Arantes do Nascimento alias Pele bak “dewa” dalam sepakbola. Dia juga pernah merasakan bangganya disambut standing ovation. Ironisnya penghormatan itu terjadi –di final Piala Dunia 1958 Swedia– setelah awalnya dia dipandang sebelah mata oleh hampir seisi Rasunda Stadium. Atraksi-atraksi menawan plus sumbangan dua gol Pele mengantarkan Brasil menaklukkan tuan rumah 5-2. Usai peluit panjang wasit, puluhan ribu penonton tuan rumah dan Raja Swedia Gustaf IV Adolf pun bertepuk tangan sambil berdiri di tribun kehormatan. “Rasanya mustahil tidak bertepuk tangan terhadap briliannya permainan Pele,” cetus sang raja, dikutip situs resmi FIFA, 9 Maret 2016.
Gerrie Muhren
Meski nama middenvelder (gelandang) Ajax Amsterdam ini kurang familiar, saat berhadapan dengan Real Madrid di leg kedua semifinal European Cup (kini Liga Champions), 25 April 1973, Gerardus Dominicus Hyacinthus “Gerrie” Muhren membuat momen spektakuler. Sekira 80 ribu fans Madrid angkat topi setelah gol tunggalnya yang ciamik. “Muhren men-juggling bola selama beberapa detik laiknya dia sedang bermain di jalanan sebelum mencetak gol. Seisi Bernabeu kemudian memberinya standing ovation,” tulis Simo Kuper dalam Ajax, the Dutch, the War: The Strange Tale of Soccer During Europe’s Darkest Hour.
Laurie Cunningham
Bintang Real Madrid asal Inggris yang dijuluki “Mutiara Hitam” ini mengukir nama di laga El Clasico kontra Barcelona, 10 Februari 1980. “Dia satu dari sedikit pemain Madrid yang menerima standing ovation di Camp Nou (markas Barcelona),” tulis situs resmi klub, realmadrid.com. Bukan karena menyumbang dua gol tanpa balas Madrid atas Barca, penghormatan itu dia dapat karena aksi-aksinya mengecoh lini pertahanan lawan. Klimaksnya, Cunningham mempermainkan bek Barca Rafa Zuviria hingga frustasi tanpa sekalipun bisa merebut bola dari kakinya.
Diego Maradona
Bak sayur tanpa garam jika menyebut nama Pele tapi tak menyinggung nama Diego Armando Maradona Franco. Di pertandingan leg pertama final Copa del Rey kontra Real Madrid yang berakhir imbang 2-2, 26 Juni 1983, Maradona mencetak gol kedua nan fenomenal. Di menit 57, Maradona men-dribble bola dengan cepat, mengecoh kiper Agustin Rodriguez ke kanan dan mengubah alur gocekan lagi ke kiri hanya sepersekian detik untuk menghindari tekel bek Juan Jose. Dengan sontekan tipis, Maradona menceploskan bola. “Seketika para fans Madrid memberinya standing ovation,” ungkap situs resmi klub, fcbarcelona.com.
Ronaldo
Ronaldo Luiz Nazario de Lima atau Ronaldo “plontos” mencetak hattrick ke gawang Manchester United di leg kedua perempatfinal Liga Champions 23 April 2003. Meski kalah 3-4, tiga gol Ronaldo tetap meloloskan Madrid ke semifinal (agregat 6-5). Saat digantikan pemain lain, Ronaldo keluar lapangan diiringi standing ovation seisi Old Trafford. “Sungguh malam yang magis, menakjubkan. Saya keluar lapangan disambut ovation dari fans (Manchester). Luar biasa rasanya,” cetus Ronaldo, disitat situs resmi FIFA.
Ronaldinho
Ronaldo de Assis Moreira menjadi pemain Barcelona kedua setelah Maradona yang mendapatkan standing ovation dari para fans Madrid. Kejadian itu berlangsung di Santiago Bernabeu, 19 Novemer 2005. Ribuan pasang mata di stadion tersihir oleh cantiknya permainan Ronaldinho. Madrid terbantai 0-3 dan Dinho mencetak dua di antaranya. Bek-bek Madrid terkecoh tak berdaya, pun kiper Iker Casillas. “Laga yang sempurna. Saya takkan melupakannya karena sangat langka pemain bisa diapresiasi seperti itu oleh fans lawan,” kenang Dinho, dikutip Rebecca Murcia dalam Ronaldinho.
Alessandro Del Piero
Publik Madrid kembali berbesar hati kala tim pujaan mereka menjamu Juventus, 5 November 2008. Kali ini mereka memberi standing ovation pada maestro Juve Alessandro Del Piero. Dua golnya membawa Juve menang 2-0 dan lolos ke 16 besar. Pelatih Madrid Bernd Schuster angkat dua jempol untuknya. “Dia pantas diberi ovation karena Del Piero pemain hebat. Dia membuktikan kelasnya dan Bernabeu mengakui fakta ini,” cetus Schuster dikutip uefa.com, 6 November 2008.
Iniesta, Eduardo, Neymar dan Totti
Dalam periode 2010 ke atas, tercatat nama Andres Iniesta (Barcelona), Eduardo da Silva (Shaktar Donetsk), Francesco Totti (AS Roma), dan Neymar da Silva (Santos) juga pernah dibuat bangga standing ovation.
Iniesta mendapatkanya pada 12 Desember 2010 kala Barcelona melawan Espanyol. Di tahun yang sama, Eduardo juga mendapatkan ovation dalam laga Liga Champions kontra Arsenal. Sedangkan Neymar mendapatkannya usai mencetak hattrick ke gawang Cruzeiro pada 2012. Totti sang “Pangeran Roma” menikmati ovation Bernabeu pada 8 Maret 2016 saat baru masuk dari bangku cadangan di Liga Champions kontra Madrid.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar