Majakerta yang Dilupa
Sebuah desa di pesisir utara Jawa yang hampir tak dikenal namanya. Berperan penting menjelang Asian Games pertama di Indonesia.
OBOR untuk upacara pembukaan Asian Games 2018 telah dinyalakan. Gempita perhelatan event olahraga multicabang terbesar Asia mulai membahana.
Namun, kemeriahan di ibukota itu tak sampai ke Desa Majakerta di pesisir Indramayu, Jawa Barat. Desa seluas 2,5 kilometer persegi itu memang tak populer. Namanya sempat jadi berita ketika terjadi bencana pada 1995.
“Desa Majakerta yang terletak di Kecamatan Balongan, Indramayu, Jawa Barat dalam sejarahnya memiliki potensi baik dalam bidang pengelolaan hasil tambak dan laut. Namun kondisi tersebut perlahan berubah sejak PT Pertamina mulai aktif beroperasi di tahun 1995. Pertamina RU VI Balongan sebagai perusahaan pengolah minyak mentah telah turut berkontribusi atas kerusakan lahan dan penyakit yang menimpa masyarakat setempat atas limbah yang selama ini dihasilkan,” tulis laman kpa.or.id.
Majakerta sebetulnya pernah menjadi bagian dari gempita perhelatan Asian Games, kala Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Dari desa itulah api obor yang digunakan dalam upacara pembukaan Asian Games 1962 berasal.
Desa Majakerta terletak di Kawedanan Karangampel, Indramayu, Jawa Barat. Pada pertengahan 1962, penduduknya berjumlah 1.670 orang. Mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan.
Sebelum awal abad ke-19, wilayah Desa Majakerta adalah hutan belantara. Para nelayan dari arah barat yang tengah mencari lahan pemukiman baru mendatangi hutan itu beberapa waktu kemudian. Mereka membersihkan daerah itu dan memberinya nama Kampung Sepat Jajar (merujuk pada jejeran pohon besar dan rindang bernama Sepat).
Pada 1847, Bupati Indramayu R. Ranggakertanegara dan rombongannya berkunjung ke sana. Sang bupati mengoreksi nama kampung itu. Menurutnya, pohon besar yang ada di sana bukan pohon Sepat, melainkan pohon Maja. Oleh sang bupati, kampung yang penduduknya telah bertambah itu dijadikan sebagai desa dan diberi nama Desa Majakerta.
Perusahaan minyak Belanda, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), di awal 1900-an melakukan pengeboran di sana untuk mencari sumber air guna membantu penduduk setempat. Namun alih-alih mendapatkan air, yang keluar justru gas yang menyala bila terkena api. Sejak itu, Majakerta dikenal sebagai desa penghasil gas. Di dekat Balai Desa Majakerta, orang bisa melihat api yang membuat desa itu terkenal.
Menjelang Asian Games 1962, Majakerja ditemukan Kolonel Latip (perwakilan Organizing Committee Asian Games) ketika tengah mencari api bumi Indonesia untuk obor Asian Games. Api dari Majakerta lalu dimanfaatkan untuk menyalakan obor Asian Games 1962.
Maka, pada 9 Agustus 1962 Majakerta diramaikan oleh kehadiran tokoh masyarakat Indramayu, pejabat daerah, perwakilan Komando Gerakan Olahraga (Kogor) Jawa Barat, perwakilan OC Asian Games, para atlet berbagai cabang olahraga dan masyarakat setempat yang berbaris di pinggir jalan. Pada hari itu, berlangsung pengambilan api untuk obor Asian Games 1962.
Tepat pukul 15.40 WIB, obor meninggalkan Majakerta menuju Jatibarang. Bersamaan dengan hilangnya keramaian pawai obor itu, Majakerta kembali “hilang” dari perhatian orang.
Penulis adalah dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, Ph.D. di Universiteit van Amsterdam.
Baca tulisan terkait: Dari Majakerta ke Jakarta untuk Asia
Tambahkan komentar
Belum ada komentar