top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Ramalan-ramalan Tjokrokario

Akan ada Ratu Adil di Jawa pada 1930, begitu kata seorang lurah kaya dari Bantul.

30 Agu 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Jimat nazar. Di masa lalu, banyak orang dari berbagai wilayah Jawa percaya pada keampuhan jimat. Termasuk di Bantul dalam kasus Tjokrokario. (Wikipedia.org)

SEABAD silam, Tjokrokario adalah seorang lurah di Kirobayan, Kecamatan Kretek, Bantul, Yogyakarta. Daerah ini tidak jauh dari muara Kali Opak di pantai selatan Yogyakarta. Kendati lurah merupakan jabatan resminya, tiap malam Jumat Tjokrokario menjadi guru kebatinan.


Tjokrokario akhirnya meresahkan pemerintah kolonial. Algemeene Handelsblad tanggal 28 Juli 1928 menyebut, mula-mula pemerintah dapat laporan dari Kulonprogo bagian selatan bahwa tiap malam Jumat banyak orang menyeberangi sungai dan baru kembali ketika subuh. Setelah aparat mengadakan penyelidikan, ternyata mereka mendatangi Tjokrokario yang sedang menjalankan praktek ilmu kebatinannya.


Bagi bupati Bantul atau asisten wedana yang –orang Jawa– membawahi Kirobayan, kegiatan Tjokrokario itu sama sekali tidak menggangu. Aktivitas spritual seperti itu merupakan bagian dari kehidupan orang Jawa. Maka tak ada langkah apapun yang mereka ambil untuk kegiatan Tjokrokario.


Namun, tidak demikian dengan para pejabat Eropa. Aktivitas Tjokrokario itu bagi mereka merupakan masalah. Masalah Tjokrokario menurut mereka sangat terlambat disadari oleh pejabat-pejabat Jawa, termasuk bupati Bantul sendiri. Menurut orang Eropa, para pejabat Jawa tidak dengan segera berani menindak gerakan semacam gerakan Tjokrokario itu. 


Adanya kehendak dari atasan (pejabat Eropa) itu, kendati tidak disukainya, membuat bupati Bantul terpaksa bergerak. Koordinasi dilakukannya dengan kepolisian setempat, namun  asisten wedana di Kretek selaku pemilik wilayah justru tidak diajak bertindak.


Koran Bataviaasche Nieuwsblad edisi 22 Juni 1928 memberitakan bahwa pada hari Jumat, 20 Juni 1928, kepala Reserse Politik Collette memimpin 50 anggotanya melakukan penggerebekan terhadap Tjokrokario. Dalam penggerebekan itu, 58 orang ditahan: 15 orang  di antaranya perempuan, 10 orang asal Magelang, 7 orang Adikarto (Kulonprogo), dan 10 orang Salatiga. Tjokrokario punya pengikut setia yang menjadi agen bagi pengikut lain di Yogyakarta, Salatiga, dan Magelang. Polisi juga menyita 20 keris, 10 belati, dan 2 beliung.


Penggerebakan itu dilakukan setelah Tjokrokario membuat sebuah ramalan. Kata Tjokrokario, sejak 19 Juni akan terjadi peperangan dan penyakit di daerah itu. Ramalan lain Tjokrokario mengatakan, pada tahun 1930 akan muncul penguasa baru alias Ratu Adil di Jawa.


“Tentu saja, ramalan ini diikuti oleh ramalan bahwa siapa pun yang berhasil memperoleh jimat ilmu –yang disediakan lurah!– akan terhindar dari penyakit dan pukulan tersebut,” kata Bataviaasch Nieuwsblad.


Banyak orang percaya pada ramalannya. Di antara orang-orang yang percaya kepada Tjokrokario itu kemudian membeli jimat, yang merupakan dagangan Tjokrokario selain ilmu kebatinan. Ada donasi yang harus dibayar untuk ilmu Tjokrokario itu. Besarannya sekitar 25 uang koin besar atau kecil dalam satuan mata uang gulden. Tjokrokario juga berencana memberikan keris kayu kepada pengikutnya.


Setelah penyelidikan, polisi menyimpulkan bahwa Tjokrokario mengambil ramalannya dari  buku misteri Djojobojo. Tokoh dari Kediri itu memang dikenal sebagai peramal dan pernah meramalkan akan datangnya pemimpin baru di Jawa. Polisi juga menemukan bahwa sebagai lurah Tjokrokario punya kekayaan tidak wajar. Tjokrokario punya mobil Oakland dan mampu membayar sopir. Polisi mencurigai itu didapatnya sebagai guru ratu adil. Sebab, di antara pengikutnya yang cukup banyak itu ada yang kaya dan rela menyumbang atau membelanjakan uang mereka untuk jimat ataupun ilmu kebatinan dari Tjokrokario.


Ramalan Tjokrokario tentang perang dan penyakit, faktanya meleset jauh. Bukan wabah penyakit yang jadi bahaya besar di Jawa dan terkhusus Bantul pada era itu, namun efek daripada Malaise atau Depresi Ekonomi Dunia sejak 1929 yang menyulitkan banyak orang. Soal perang, Perang Dunia II baru terjadi di bulan September 1939 dengan awal dari Polandia lalu menyebar ke Eropa dan di Asia perang dimulai sejak Desember 1941. Bantul sendiri kena dampak setelah Jepang menduduki daerah itu. Bahaya kelaparan muncul di masa ini.


Ramalan Tjokrokario tentang pemimpin baru di Jawa juga meleset. Pemimpin baru di Jawa tidak muncul di tahun 1930. Penguasa Kadipaten Pakualaman, yang menguasai sekitar Kulonprogo, baru berganti pada 1937 dengan naiknya Sri Paku Alam VIII  dan penguasa Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat baru berganti setelah 1939 dengan naiknya Sultan Hamegkubuwono IX. Keduanya juga tidak mendaku diri sebagai ratu adil dan kenaikannya tidak mengejutkan banyak orang.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page