Pramugari yang Menolak Cinta Sukarno
Tak semua perempuan yang ditaksir Presiden Sukarno menerima cintanya.
IRMA Ottenhoff Mamahit sangat gembira kala dia diterima sebagai pramugari pesawat kepresidenan pertama Indonesia, Dolok Martimbang, pada awal 1960.
Untuk menjadi pramugari di pesawat VVIP Skadron 17 AURI itu tak mudah. Irma harus melewati serangkaian seleksi. Bila diterima, para calon awak pesawat akan bertemu dengan Presiden Sukarno.
Suatu hari, setelah diterima sebagai pramugari, Irma menghadap Bung Karno. Dia memakai kain kebaya. Bung Karno melontarkan pujian.
“Irma, kau cantik sekali. Selalu kau pakai kain kebaya, dan pakaian nasional itu membuat pribadimu tampak lebih cantik,” kata Bung Karno, ditirukan Irma, dalam wawancaranya kepada Kartini edisi 6-19 Agustus 1979.
Baca juga: Rahasia Bung Karno dan perempuan Filipinanya
Bung Karno bahkan menyempatkan membungkuk dan membenahi wiru kain yang dipakai Irma. Lagi-lagi, Bung Karno melontarkan pujiannya.
“Saya senang keindahan. Wanita harus selalu rapi, karena inilah yang mencuatkan kepribadian,” ujar Bung Karno.
Kerap bertemu saat di udara, rupanya membuat Bung Karno jatuh cinta pada Irma. Bung Karno bahkan mengganti nama tengah Irma –Ottenhoff– yang dianggapnya kebarat-baratan menjadi Hidayana, akronim dari “taufik hidayah Tuhan”.
Irma ternyata tak menaruh perasaan lebih kepada Bung Karno. Dia mengatakan, lelaki berusia sebaya ayahnya tak menarik hatinya. Irma juga menganggap, bila mencintai Bung Karno, dia akan menyakiti hati perempuan lain yang menjadi istri-istrinya.
Bung Karno menghargai sikap Irma.
Bung Karno Murka
Namun tak lama Irma terpikat oleh seorang duda yang usianya terpaut jauh darinya. Masih menurut Kartini, lelaki tersebut berlawanan politik dengan Bung Karno. Sayangnya, Irma tak menyebut nama suaminya itu dan lawan politik seperti apa yang dimaksud.
Mendengar hal ini, Sukarno murka. Irma diperintahkan menghadap ke Istana.
“Irma, kau tolak cintaku, karena umurku. Kenapa kau kawin dengan dia yang seumur aku pula?” ujar Bung Karno.
Tak lama setelah menikah, suami Irma ditahan selama enam bulan. Lagi-lagi, Irma tak menjelaskan pula perihal kasus apa suaminya ditahan.
Baca juga: CIA bikin film porno mirip Sukarno
Irma menghadap Bung Karno. Meminta pertolongan.
Bung Karno memaklumi hal ini. Dia mengizinkan Irma untuk menjumpai suaminya di penjara. Tapi Bung Karno memberikan syarat agar Irma mengawasi dan menjamin suaminya.
Rumah tangga Irma tak bertahan lama. Mereka bercerai. Irma kemudian menikah kembali dengan seorang pegawai Hotel Indonesia.
Pramugari Lain
Selain Irma, Bung Karno pernah jatuh cinta pada pramugari Garuda Indonesia yang kemudian diminta bertugas di pesawat kepresidenan Dolok Martimbang, yakni Kartini Manoppo. Kata Irma, Kartini merupakan kawannya. Mereka pun sering terbang bersama.
Irma tahu, antara Bung Karno dan Kartini ada sesuatu. Gelagat itu terlihat. Jika istri Bung Karno naik pesawat, Kartini tak pernah ikut terbang. Namun Irma tak tahu apakah Kartini menikah dengan Bung Karno atau tidak.
Menurut Reni Nuryanti dalam bukunya Perempuan dalam Hidup Sukarno, Bung Karno melihat wajah Kartini melalui lukisan Basuki Abdullah yang dipamerkan pada 1959. Kartini merupakan model lukisan Basuki. Kartini pertama kali berkenalan dengan Bung Karno ketika penerbangan ke Surabaya. Kartini kemudian dinikahi Bung Karno.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar