Masuk Daftar
My Getplus

Mobil yang Digandrungi Presiden Habibie

Selain menyenangi mobil berteknologi tinggi, Habibi juga terampil mengemudi. Waktu jadi presiden, pernah Habibie yang menyetir sementara komandan paspampresnya duduk di kursi penumpang.

Oleh: Martin Sitompul | 16 Nov 2024
Presiden Habibie dan mobil kepresidenan pada era pemerintahannya Mercedes-Benz 600 Guard W140.

JERMAN sudah seperti tanah air kedua bagi Bachruddin Jusuf Habibie, presiden RI ke-3. Di negeri Eropa itulah Habibie menimba ilmu hingga menjadi seorang insinyur teknik pesawat terbang. Selama di Jerman, Habibie tidak hanya berkutat dengan urusan konstruksi pesawat. Habibie juga menyenangi mobil-mobil Jerman, terutama buatan pabrikan Mercedes-Benz.

“Hubungan Pak Habibie dengan Mercedes-Benz itu adalah hubungan yang sangat spesial. Apa yang paling Pak Habibie suka dari Mercedes adalah teknologinya. Bapak selalu melihat Mercedes-Benz sebagai ikon teknologi dan mobil,” tutur Ilham Akbar Habibie, putra sulung Habibie, dalam peluncuran buku The Mercedes-Benz Presidential Car di Wisma Habibie-Ainun, Patra Kuningan, Jakarta Selatan (13/11).

Keunggulan industri otomotif Jerman di tingkat dunia implikasi dari Perang Dunia II. Sebagai pihak yang kalah perang, Jerman kena embargo terutama dalam hal yang bisa memperkuat militernya. Sekutu sebagai pihak pemenang perang melarang Jerman memproduksi pesawat terbang dan juga peralatan perang. Ketentuan itu berlaku selama 20 tahun sejak kapitulasi. Walhasil, orientasi pengembangan teknologi Jerman hingga dekade 1960-an bergeser dari industri dirgantara ke industri otomotif.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kala Pesawat Jet Mengudara Perdana

Menurut Ilham, seturut penuturan Habibie, para insinyur Jerman setelah Perang Dunia II mengalihkan riset mereka ke industri otomotif. Banyak inovasi mereka, seperti dalam konstruksi baja ringan, aerodinamika, dan pengembangan teknologi lainnya yang sudah dipelajari untuk pesawat terbang kemudian diterapkan ke otomotif. Tidak mengherankan bila produsen otomatif Jerman seperti Mercedes-Benz, BMW, Porsche, Audi, dan Volkswagen menghasilkan kendaraan mobil berkualitas tinggi.

“Jadi ketika Bapak masuk tahun 1960-an di Jerman, mungkin itu baru mulai mereka (Jerman) membuat pesawat,” tutur Ilham. “Bapak juga kolektor mobil Mercedes.”

Salah satu mobil bersejarah koleksi Habibie adalah Mercedes-Benz 300 SL Gullwing. Mobil ini berwarna metalik dengan kapasitas satu penumpang dan satu sopir. Yang unik pada desainnya terlihat di pintu yang bisa dibuka ke atas persis seperti burung camar (Gullwing). Tipe 300 SL Gullwing diproduksi pada 1954. Jumlahnya di dunia hanya 164 unit. Mobil yang menyadang mesin 3.0 Liter, 6 silinder segaris ini dapat melaju hingga 217 km per jam.

Baca juga: Lika-liku Mobil Listrik yang Menggelitik

Menurut Makmur Makka, mantan staf yang juga penulis biografi Habibie, Mercedes-Benz 300 SL Gullwing koleksi Habibie mulanya mobil yang sudah jadi rongsokan. Ia lalu diketemukan oleh seorang mahasiswa ITB yang sedang KKN di pedalaman Jambi. Oleh masyarakat setempat, mobil itu biasanya digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji. Setelah mahasiswa ITB tersebut mengganti rugi kepada pemiliknya, mobil rongsok tadi dibawa ke Bandung. Dari Bandung, Habibie membeli mobil afkiran ini, kemudian direparasi kembali di Jakarta dengan konsultan konstruksi langsung dari Habibie.

“Seluruh bodi mobil berpintu sayap kelelawar masih asli, kecuali mesin. Ketika mobil baru saja on the road, B.J Habibie sering mengajak tamunya menyaksikan mobil ini dari dekat, malah ada yang ikut diajak meluncur bersama menembus kemacetan jalanan kota Jakarta. Mobil itu sekarang telah nongkrong di rumah kediaman, berteman dengan koleksi mobil antik B.J. Habibie lainnya,” catat Makka dalam Inspirasi Habibie: Kisah-kisah Santai tapi Serius Mr. Crack.

Seperti diberitakan tempo.co, harga Mercedes-Benz 300 SL Gullwing saat ini di pasaran mencapai 1.694.102 poundsterling (setara Rp29,2 miliar). Selain tipe 300 SL Gullwing, Habibie juga mengoleksi seri Mercedes yang lain seperti 600 Pullman W100 dan 600 SEC coupe. Mercedes-Benz 600 Pullman W100 ini sebelumnya digunakan oleh Presiden Sukarno kemudian juga Presiden Soeharto. Selama bertahun-tahun tidak terawat di garasi Sekretariat Negara, Mercedes-Benz 600 Pullman W100 tersebut diminta Habibie untuk diperbaiki hingga dapat dikendarai lagi.

Baca juga: Mengulang Sejarah Mobil Murah

Sebagai peminat otomotif dan mobil antik, Habibie juga piawai dalam mengemudikan mobil. Sepulangnya ke Indonesia pada pertengahan 1970, Habibie ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek). Sebagai menteri, Habibie tentu dapat fasilitas dari negara berupa mobil dinas berikut sopirnya. Tapi, Habibie, kadang-kadang lebih suka menyetir sendiri.

Kebiasaan menyetir sendiri itu masih dilakoni Habibie ketika menjabat presiden. Semasa menjabat Presiden pada Mei 1998, Habibie mendapat mobil dinas kepresidenan Mercedes-Benz 600 Guard W140 peninggalan Presiden Soeharto. Yang unik dari mobil tersebut, pada nomor polisinya tertera B 215 RI, bukan RI-1 sebagaimana lazimnya.

“Itu tanggal beliau saat menjabat presiden: 21 Mei,” terang Jongki Sugiarto, mantan teknisi mobil kepresidenan RI.

Baca juga: Kekecewaan Soeharto pada Habibie

Sebagai presiden, Habibie suka bingung pada Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terkait keprotokolan penggunaan mobil kepresidenan. Komandan Paspampres saat itu, Mayjen Suwandi, mengalami sendiri “kebandelan” Habibie. Sekali waktu, Suwandi berdiri berdua bersama Presiden Habibie di dekat mobil kepresidenan. Lalu Habibie melayangkan ucapan yang terdengar ganjil, “Lho, masak kalian yang harus menjaga yang pegang kemudi.”

Saat Mayjen Suwandi masih mencerna arti dari pernyataan Habibie, sang presiden sudah membuka pintu mobil sebelah kanan dan duduk di balik lingkar kemudi. Suwandi sang komandan paspampres dipersilakannya ikut naik mobil untuk menemani. Suwandi hanya diam termangu namun tetap menurut instruksi presiden. Di dalam mobil, dia duduk dalam posisi kikuk. Perasaan perwira tinggi polisi militer jebolan Akabr 1973 itu tak karuan. Berbagai macam pertanyaan berputar-putar di benaknya.

“Tugas saya kan harus mengawal beliau. Lha ini malah presiden sendiri yang nyetir. kalau ada apa-apa di perjalanan, lantas saya harus bagaimana?” kenang Suwandi sebagaimana dikisahkan ulang jurnalis senior James Luhulima dalam The Mercedes-Benz Presidential Car.

Baca juga: Akhir Hayat Sang Teknokrat

Pengalaman itu sangat mengejutkan bagi Suwandi. Presiden yang menyetir sementara ia duduk di dalam mobil sebagai penumpang. Barangkali baru pertamakali dalam sejarah kepresidenan Indonesia kejadian nyentrik seperti itu.

TAG

habibi jerman mobil kepresidenan otomotif

ARTIKEL TERKAIT

Cerita Presiden RI dan Mobil Mercy-nya Memburu Kapal Hantu Keponakan Hitler Melawan Jerman Babak Awal Sejarah Sepeda Motor Kisah Musisi Belanda Menyamar Jadi Laki-laki Ketika Melawan Nazi Kisah Atlet Wanita Jerman yang Ternyata Laki-laki Nasib Mereka yang Terbuang di Theresienstadt dan Boven Digoel Kasus Penipuan Buku Harian Adolf Hiltler Lebih Dekat Menengok Katedral Sepakbola di Dortmund Kisah Seniman Yahudi Pura-pura Mati demi Menghindari Nazi