RAPAT dibuka. Supeni yang duduk di depan para kader PNI langsung memimpin rapat strategi kampanye untuk memenangkan pemilu 1955. Tugas itu dia lakoni sebagai bagian dari tugasnya menangani pemilu 1955, tugas yang dipikulnya sejak bergabung dengan PNI pada 1946. Selain memimpin rapat-rapat, Supeni rutin berkunjung ke cabang-cabang PNI di daerah untuk memberi ceramah.
Tapi tugas yang menghampiri Supeni bukan hanya dari partai. Sejak awal 1950-an, lewat panitia persiapan pemilu, Supeni ditugaskan pemerintah untuk mempelajari penyelenggaraan pemilu di berbagai negara, seperti India dan Amerika Serikat (AS). Kala itu, ia berangkat bersama tim kecil yang diketuai Subagio Reksodiputi. Selain mempelajari penyelenggaraan pemilu, tim kecil ini juga ditugaskan merancang UU pemilu.
Selama dua bulan tinggal di India, Supeni menemukan kesamaan kondisi penyelenggaraan pemilu di negeri itu dan di Indonesia. Kedua negara mayoritas rakyatnya masih buta huruf, awam pada model pemilihan langsung, dan sama-sama baru keluar dari penjajahan. Saking banyaknya hal yang didapatkannya dari kunjungan ke India, Supeni sampai membukukannya dengan judul Pemilihan Umum di India, terbit 1952.
Pada Oktober 1952, Supeni berangkat ke AS untuk memenuhi undangan pemerintah negeri itu mempelajari pemilihan presiden dan sistem dua partai di sana. Kunjungan selama tiga bulan itu dimanfaatkannya untuk bertemu tokoh-tokoh seperti Dr. Polock (guru besar politik Universitas Michigan), Eleanor Roosevelt, dan League of Women Voters. Kunjungan dan diskusi dengan para tokoh politik itu juga membuahkan buku yang terbit pada 1954, Wanita dan Pemilihan Umum.
Setelah kunjungan ke dua negara tersebut, Supeni bersama tim kecil berkonsentrasi membuat rancangan UU pemilu yang kemudian disahkan tahun 1953. Setelah tugasnya selesai, Supeni diangkat oleh menteri Kehakiman dan menteri Dalam Negeri sebagai Ketua Penitia Pemilihan Daerah Jakarta Raya.
Kecakapan Supeni dalam memahami pemilu membuatnya dipercaya sebagai Ketua Badan Pekerja Aksi Pemilihan Umum PNI (PAPU PNI). Supenilah otak di balik strategi pemenangan PNI dalam pemilu 1955. Informasi tentang penyelenggaraan pemilu di India dan Amerika dia sebarkan ke kader-kader PNI melalui ceramah dan rapat strategi pemenangan PNI.
Hasilnya, luar biasa. PNI menjadi peraih suara terbesar dalam pemilihan anggota DPR. Kemenangan itu membawa Supeni duduk di DPR dan Dewan Konstituante bersama tiga perempuan lain dari Fraksi PNI. Supeni dipercaya menjadi ketua Seksi Luar Negeri di sana. Supeni pula yang ditunjuk mewakili PNI dalam Dewan Konstituante yang rapatnya dilakukan di Bandung.