MASYUMI, sedari kemunculannya, sudah menggetarkan banyak orang. Tak tanggung-tanggung, sejumlah organisasi dan partai politik yang tumbuh sebelum dan sesudah masa perang, dari berbagai aliran, tergabung di dalamnya.
Tak pelak Masyumi dianggap sebagai satu-satunya partai politik yang menyalurkan aspirasi umat Islam dan partai Islam terbesar di masanya. Dan jika pemilihan umum digelar saat itu, sebelum 1950-an, Masyumi diyakini akan meraih suara mayoritas.
Baca juga: Saling Hajar Masyumi-PKI
Namun, sedari awal, Masyumi ternyata lapuk. Pertentangan dari dalam tak henti merongrongnya. Dari luar, Masyumi tak bisa mengimbangi kekuatan partai nasionalis dan komunis; dan lebih-lebih Sukarno. Gagasan menjadikan ajaran dan hukum Islam sebagai dasar negara pun kandas di Konstituante.
Keblingeran sejumlah pemimpinnya yang melibatkan diri dalam Darul Islam dan terutama PRRI tak hanya menjadi amunisi bagi lawan politiknya untuk meyerang, tetapi juga menjadi jalan Masyumi menuju sunyi.
Presiden Sukarno memerintahkan pembubaran Masyumi jika tak ingin dinyatakan sebagai partai terlarang. Alasan itu pula yang membuat penguasa Orde Baru trauma dan mengabaikan desakan untuk merehabilitasi Masyumi.
Baca juga: Masyumi Meradang
Namun, Masyumi tak ingin terkubur dalam sejarah. Seperti dikatakan Mohammad Natsir, ketua umum Masyumi, pada 17 Desember 1952: “Saya peringatkan kepada semua orang yang mendengar kata-kata ini atau yang membaca apa yang saya katakan sekarang, ialah, bahwa Masyumi sebagai wujud organisasi terbesar di seluruh Indonesia, adalah mempunyai semangat jihad. Masing-masing dari kami dapat di-‘diam’-kan dengan bermacam cara, tapi ribuan orang akan menggantikannya...”
Masyumi tak ada lagi tapi semangatnya menyala lewat dakwah dan politik yang dilakukan oleh mereka yang mengklaim sebagai pewarisnya.*
Berikut ini laporan khusus Masyumi.
Jalan Terjal Masyumi Menuju Ajal
Darul Islam Mencederai Masyumi
Tanding Sengit Bulan Sabit vs Palu Arit
SBII Antara Komunis atau Majikan
STII dari Zakat Sampai Koperasi
HSBI Melawan Lekra, Menghalalkan Seni
GPII Kampiun Persatuan Pemuda Islam
Muslimat Masyumi Demi Hak dan Akhlak Perempuan
Ikhtiar Terhenti di Konstituante
Masyumi Bukan Partai Terlarang