Masuk Daftar
My Getplus

Kisah Pejabat VOC Dituduh Korupsi tapi Malah Dapat Promosi

Arent Gardenijs, pejabat VOC yang juga gubernur Coromandel, dituduh melakukan perdagangan pribadi yang merugikan VOC. Alih-alih dipecat, ia justru terbebas dari tuduhan korupsi dan mendapatkan promosi jabatan.

Oleh: Amanda Rachmadita | 02 Sep 2024
Plakat abad ke-17 untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), Hoorn. (Stephen C. Dickson/Wikipedia).

VOC meraup keuntungan yang sangat besar dalam perdagangan di Timur Jauh. Para pejabatnya tergoda untuk melakukan perdagangan pribadi meski dilarang. Menurut sejarawan Susan Blackburn dalam Jakarta Sejarah 400 Tahun, penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi inilah yang dikemudian hari berkontribusi terhadap kebangkrutan perusahaan dagang tersebut.

“Orang-orang Eropa yang merupakan pejabat VOC di wilayah koloni berpartisipasi dalam bisnis ilegal yang menyebar luas yang menggerogoti monopoli VOC dan keuntungannya. Sebagian dana yang didapatkan dari usaha-usaha pribadi pegawai VOC yang menyelundupkan barang dagangan mereka ke dalam kapal-kapal perusahaan itu kemudian digunakan untuk membangun kediaman-kediaman mewah di luar kota,” tulis Blackburn.

Baca juga: 

Advertising
Advertising

Gubernur Jenderal VOC yang Dituduh Korupsi

Menurut Ko Unoki dalam Mergers, Acquisitions and Global Empires: Tolerance, Diversity, and the Success of M&A, kurangnya tata kelola perusahaan memungkinkan hal ini terjadi secara meluas di antara pejabat dan pegawai VOC, termasuk para pelaut dan gubernur jenderal yang secara teratur mengeruk harta karun yang dibeli maupun dirampas dari berbagai pelayaran untuk diri mereka sendiri. Pada akhirnya banyaknya pejabat yang terlibat dalam penyelewengan kekuasaan membuat upaya untuk memberantas hal tersebut menjadi sulit untuk dilakukan. Kasus yang menimpa Arent Gardenijs, salah seorang pejabat VOC, dapat menjadi gambaran mengenai hal ini.

Arent Gardenijs (juga disebut Gardenys) bergabung dengan VOC sejak tahun 1625 dengan jabatan sebagai asisten. Ia kemudian dipromosikan menjadi pedagang junior (onderkoopman), lalu diangkat sebagai pedagang utama (opperkoopman). Mulanya, perjalanan karier Gardenijs menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Tak lama diangkat menjadi pedagang utama di Banda, ia pun diberi kepercayaan oleh VOC untuk bertugas sebagai kepala sementara sejak tanggal 1 September 1629. Tak sampai setahun berselang, Gardenijs diangkat menjadi anggota Dewan Kehakiman di Batavia pada 14 Juni 1630.

Kesempatan Gardenijs untuk menaiki tangga jabatan yang lebih tinggi dalam tubuh VOC semakin terbuka lebar setelah ia menikahi salah satu kerabat Jacques Specx, pejabat VOC yang pernah diangkat menjadi gubernur jenderal pada 1629 untuk menggantikan Jan Pieterszoon Coen. Setelah menikah, Gardenijs diangkat menjadi pemegang buku perusahaan dan dewan luar biasa di Batavia. Lalu pada Mei 1632, ia berangkat ke Coromandel sebagai seorang gubernur.

Menurut Erik Odegard dalam Patronage, Patrimonialism, and Governors’ Careers in the Dutch Chartered Companies, 1630–1681: Careers of Empire, Gardenijs tak bertahan lama menjabat sebagai gubernur Coromandel. Pada 1632, ia dipanggil kembali ke Batavia karena dituduh melakukan perdagangan gelap untuk kepentingan pribadi. Meski sempat diadili, ia kemudian dibebaskan dari semua tuduhan dan kemudian dipromosikan menjadi orang kedua di Ambon pada 1635, kemudian kembali ke Coromandel sebagai gubernur pada 1638-1643. Gardenijs dicopot dari jabatannya setelah pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan gudang-gudang di Pulicat menunjukkan adanya kekurangan. Besar kemungkinan penyebab Gardenijs dapat bebas dari hukuman yang menjeratnya karena hubungan kekeluargannya dengan keluarga Jacques Specx.

Baca juga: 

VOC Bubar karena Korupsi

“Ia menikah dengan Geertruyt Buys, saudara perempuan dari istri mantan gubernur jenderal Jacques Specx. Hubungan kekeluargaan ini akan melindungi Gardenijs dari hukuman,… setelah menerima berita tentang penangkapan Gardenijs di Belanda, Philip Lucas dan Jacques Specx segera menghadap para direktur VOC. Mereka berpendapat bahwa penangkapan Gardenijs tidak mencerminkan kesalahan yang dilakukannya, tetapi karena kebencian Gubernur Jenderal Bouwer. Menurut mereka, ada orang lain yang melakukan pelanggaran yang jauh lebih berat, tetapi tidak dihukum sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, mereka meminta pembebasan Gardenijs dan dipulihkan jabatannya, permintaan yang dikabulkan,” tulis Odegard.

Sementara itu, menurut Alfons van der Kraan dalam “A Baptism of Fire: The van Goens Mission to Ceylon and India (Part 1)” termuat di The Great Circle, Vol. 21, No. 1 (1999), pengusutan kasus yang menjerat Gardenijs besar kemungkinan juga berkaitan dengan pergantian gubernur jenderal VOC di Batavia, di mana pada September 1632 Jacques Specx –yang mengangkat Gardenijs menjadi gubernur Coromandel– digantikan oleh Hendrik Brouwer (1632-36). Hal ini dapat dipahami, sebab besarnya pengaruh hubungan kekerabatan di antara pejabat VOC tak hanya membantu mereka untuk mendapatkan jabatan penting dan strategis, tetapi juga melindungi mereka dari berbagai kemungkinan buruk yang berkaitan dengan aktivitasnya di wilayah koloni. Tak heran bila salah satu patron mereka kehilangan jabatan penting atau kekuasaan di tubuh VOC, perlindungan yang sebelumnya didapatkan oleh orang-orang terdekatnya juga ikut melemah.*

TAG

voc korupsi

ARTIKEL TERKAIT

Awal Mula Meterai di Indonesia Ambisi van Goens Membangun Batavia Baru di Ceylon Kisah Dua Anak Gubernur Jenderal VOC yang Bermasalah Nepotisme Sudah Terjadi Sejak Zaman VOC Kembali ke Sunda Kelapa Bermula dari Nazar Anak Yatim Piatu dan Terlantar pada Masa VOC Asal Nama Wakatobi Tanpa Pajak, Palembang Kaya Kecakapan Elie Ripon Sang Sersan Swiss di Banda