Masuk Daftar
My Getplus

Cara Gratis Dapat Kapal Perang

Indonesia dapat tiga kapal perang dari Amerika Serikat. Dibarter dengan rongsokan.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 19 Jan 2018
Laksdya TNI Soedibyo Rahardjo (tengah) berbincang dengan para penerbang muda TNI AU. Foto: Repro "The Admiral."

SUATU hari, India meluncurkan satelit barunya, tetapi jatuh di Samudra Hindia. Pecahannya terdampar di perairan Aceh. Begitu mendapat laporan, Asisten Operasi Kasum ABRI Laksda TNI Soedibyo Rahardjo segera mengirim pesawat C-130 Hercules untuk mengambil pecahan itu.

Tak banyak yang tahu, rongsokan apa yang harus buru-buru diambil itu. Waktu diangkut, pilot mengomel, “rongsokan gini aja kok harus dibawa ke Jakarta.”

Begitu mendarat di Halim Perdanakusumah, Soedibyo menyimpannya di gudang khusus. Dikunci dan dijaga ketat.

Advertising
Advertising

“Saya yakin ada pihak-pihak yang berminat. Benar juga, pihak Amerika yang berminat, cuma tidak tahu kepada siapa mereka harus berhubungan,” kata Soedibyo dalam memoarnya, The Admiral.

Rupanya ada yang membisiki, “We can talk to the Admiral.” Akhirnya, Atase Pertahanan (Athan) Amerika Serikat mendatangi Soedibyo. “Admiral, apakah aparat Anda menemukan sesuatu?”

“Tidak ada,” jawab Soedibyo.

“Ini ada report satelite was in a shore of Aceh.”

Ndak, ndak ada itu,” kata Soedibyo.

Athan kemudian membuka gambar satelit lengkap dengan peta dan menunjukkannya kepada Soedibyo. “Oh, ini maksudnya,” jawab Soedibyo seolah-olah tidak tahu. “Ya, ini, kenapa?”

“Ini bagian dari peluru kendali India. Yang kita ingin tahu metalurginya apa?” kata Athan.

“Metal ya? Diganti metal tidak?” Tanya Soedibyo.

Si Athan bingung, “Maksudnya apa?”

“Ya, saya minta diganti kapal perang. You boleh ambil itu tapi kita dapat kapal,” kata Soedibyo.

Athan kemudian melapor ke atasannya di Washington DC. Mereka setuju. “Kita diberi tiga kapal perang bekas, tetapi masih bisa beroperasi secara utuh. (Rongsokan, red) diangkut, baru ketahuan sistemnya India. Itu kan dari Rusia. Jadi, mereka mendapatkan nilai intelijen yang besar. Senilai tiga kapal fregat gratis dari sana untuk TNI AL,” kata Soedibyo.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Bukan Belanda Yang Kristenkan Sumut, Tapi Jerman Antara Lenin dan Stalin (Bagian I) Situs Cagar Budaya di Banten Lama Pemusnah Frambusia yang Dikenal Dunia Perupa Pita Maha yang Karyanya Disukai Sukarno Musik Rock pada Masa Orde Lama dan Orde Baru Pasukan Kelima, Kombatan Batak dalam Pesindo Tertipu Paranormal Palsu Poorwo Soedarmo Sebelum Jadi “Bapak Gizi” Antiklimaks Belanda Usai Serbuan di Ibukota Republik