Masuk Daftar
My Getplus

Arsip Pembentukan ASEAN Menuju Memori Dunia

Dokumen terkait berdirinya ASEAN diajukan sebagai memori dunia. Didalamnya terkandung nilai-nilai yang menjaga perdamaian antara negara Asia Tenggara.

Oleh: Martin Sitompul | 26 Jul 2023
Para penandatangan Deklarasi Bangkok, cikal bakal ASEAN pada 8 Agustus 1967. Ki-ka: NarciscoRamos (Filipina), Adam Malik (Indonesia), Thanat Khoman (Thailand), Tun Abdul Razak (Malaysia), dan Sinnathamby Rajaratnam (Singapura). Sumber: asean.org.

Arsip KTT Gerakan Non Blok (GNB), Arsip Pidato Sukarno, dan Naskah Hikayat Atceh telah ditetapkan UNESCO sebagai memori dunia. Kini, giliran Arsip Pembentukan ASEAN yang diajukan menjadi memori dunia. Arsip Pembentukan ASEAN merekam peran dan perjalanan Indonesia dalam hubungan antar-negara Asia Tenggara sejak dibentuk tahun 1967.

“Arsip Pembentukan ASEAN memiliki signifikansi regional yang tinggi, khususnya sebagai organisasi regional yang berperan penting dalam menjaga stabilitas politik keamanan di kawasan Asia Tenggara pada khususnya dan dunia pada umumnya,” ujar Kepala Arsip Nasional Imam Gunarto dalam pembukaan seminar “Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW & International Seminar on ASEAN’s Formation Archives” di Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta Selatan (26/7).

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967. Berdirinya ASEAN senapas dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN di Bangkok, Thailand. Lima negara pendiri ASEAN diwakili oleh delegasi masing-masing yakni: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik, Menteri Luar Negeri Filipina Narcisco Ramos, Menteri Luar Negeri Singapura Sinnathamby Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman, dan Wakil Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak.

Advertising
Advertising

Baca juga: Pidato Sukarno Menuju Memori Dunia

Dalam membangun sinergi, negara-negara anggota ASEAN mengusung spirit “ASEAN Way” atau cara ASEAN. Sebagaimana kultur Asia Tenggara, ASEAN Way lebih mengedepankan cara-cara dialog, tidak mengintervensi urusan dalam negeri masing-masing anggota, serta menyelesaikan konflik secara damai. ASEAN Way ini yang kemudian diterapkan dalam meresolusi pertikaian negara-negara di kawasan Asia Tenggara, seperti yang pernah terjadi pada perang saudara Vietnam dan krisis pemerintahan di Kamboja.

“Keberadaan ASEAN sesungguhnya tidak lepas dari spirit Konferensi Asia Afrika di Bandung (1955) dan spirit Gerakan Non Blok (1961),” sambung Imam, “Musyawarah dan mufakat adalah spirit Bandung, adalah juga spirit GNB."

Seiring waktu negara anggota ASEAN terus bertambah. Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984, diikuti Vietnam pada 28 Juli 1995. Laos dan Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997, kemudian Kamboja pada 30 April 1999. Terbaru, Timor Leste bergabung ke dalam ASEAN pada 2022 silam. Hingga saat ini, tercatat 11 negara anggota ASEAN atau semua negara yang terhimpun dalam kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Gaya Busana Pemimpin Asia Tenggara

Pakar militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai keberadaan ASEAN sebagai simbol persatuan, persahabatan, dan solidaritas antara negara-negara Asia Tenggara. Para pendiri ASEAN, menurutnya, adalah adalah model terbaik dalam penyelenggaraan organisasi antar-pemerintahan yang sukses membangun dunia berkembang sampai saat ini. Dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, para pendiri ASEAN menandatangani dokumen yang dikenal sebagai Deklarasi ASEAN.

“Berpegang pada nilai-nilai itu, lahirlah ASEAN,” imbuh Connie.

Arsip Pembentukan ASEAN selanjutnya akan dinominasikan pada register Memori Dunia Komite Asia Pasifik (MOWCAP). Dewan Eksekutif Asia Tenggara Cabang Regional Dewan Arsip Internasional (SARBICA) menunjuk Indonesia (ANRI) sebagai koordinator untuk berkoordinasi dengan Sekretariat ASEAN membentuk tim kerja dalam rangka mempersiapkan nominasi.  

 Baca juga: Arsip Pidato Sukarno dan Hikayat Aceh Ditetapkan sebagai Memori Dunia

TAG

arsip memori dunia asean

ARTIKEL TERKAIT

Arsip Merekam Anak Yatim Zaman Kolonial Arsip Foto Merekam Jakarta di Era Bung Karno Dedikasi Peter Carey Meneliti Pangeran Diponegoro UNESCO Tetapkan Naskah dan Arsip Sejarah Indonesia Sebagai Memori Dunia Tiga Negara Berbagi Sejarah lewat Dokumenter Kunjungan Nehru Kemaritiman Era Sukarno Produk Hukum Kolonial Terekam dalam Arsip Peradaban Islam dalam Sehimpun Arsip Percobaan Pembunuhan Presiden Soeharto di KTT ASEAN Menengok Arsip-Arsip Pergerakan Kiri Indonesia di Belanda