Masuk Daftar
My Getplus

Pengawal Raja Charles Melawan Bajak Laut

Mayor J.J.E. Roy memimpin penyerangan ke markas bajak laut. Dia kehilangan banyak anak buahnya.

Oleh: Petrik Matanasi | 25 Mar 2024
Pasukan yang dipimpin Mayor J.J.E. Roy saat menyerang benteng markas bajak laut di Belitung. (Repro "Orang Indonesia dan Orang Prancis")

BARU  juga dua minggu Mayor Just Jean Étienne Roy (1794-1871) pulang dari Solo, tugas baru sudah datang padanya. Bersama satu batalyon dari resimennya, Mayor Roy dikirim ke Belitung. Misinya: melawan bajak laut. Buku Gedenkschrift Koninklijk Nederlands-Indisch Leger 1830-1950  menyebut tentara kolonial Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) dikirim untuk misi tersebut pada 1835.

“Saya menerima perintah itu dengan senang hati, setidak-tidaknya menyelingi kehidupan monoton yang saya jalani sejak tiba di Pulau Jawa,” aku Mayor Roy, yang sudah dua tahun bertugas di Solo, dalam Quinze Ans De Séjour À Java (1861) yang dikutip Bernard Dorleans dalam Orang Indonesia dan Orang Perancis.

Baca juga: Pengawal Raja Charles Masuk KNIL

Advertising
Advertising

Pengiriman pasukan ke daerah yang merupakan sarang bajak laut itu dilatari oleh perampokan dua kapal pemerintah oleh bajak laut. Tak hanya merampok isi kapal, awak kapal dan tentara yang ikut kapal pun juga dihabisi. Para perompak kapal itu menurut Mayor Roy adalah orang Melayu pemberani.

Roy menjadi orang penting di dalam satuan tentara yang belakangan disebut KNIL itu. Pasukan yang dibawanya dibagi di dalam tiga kapal kecil. Mereka dibawa kapal Angkatan Laut untuk menuju. Ketiga kapal yang membawa pasukan Roy itu, setidaknya memuat 300 personel militer. Selain ke-300 tentara itu, ada pula 150 pelaut.

Ketika tiba di sebuah perairan, rombongan tiga kapal kecil itu bertemu satu kapal layar bertiang dua dengan dikawal tiga perahu meriam dan dua perahu sekunar. Saat itu kekuatan Belanda setidaknya terdapat 650 orang yang siap tempur.

Pasukan yang dipimpin Roy memasuki selat dangkal untuk mendarat. Setelahnya pasukan bergerak dengan perahu. Mereka lalu menuju sarang bajak laut. Para perompak itu tinggal di desa yang dibentengi dengan meriam artileri. Pasukan infanteri Mayor Roy lalu menyusup ke dalam hutan. Ketika pasukan infanteri bergerak menuju sarang bajak laut, kapal-kapal dijaga para pelaut.

Mayor Roy membagi pasukannya menjadi dua, untuk menyerang benteng yang berada di timur dan di barat sarang bajak laut. Setelah benteng diterobos, terjadi pertempuran jarak dekat. Pasukan Roy memilih tak langsung pakai senjata api tapi dengan bayonet terlebih dahulu. Pertempuran satu lawan satu membuat banyak korban jatuh.

Pasukan bajak laut terus didesak pasukan Roy. Benteng barat mereka akhirnya direbut pasukan Roy.

Mayor Roy sendiri hampir terbunuh dalam pertempuran melawan bajak laut itu. Namun nyawanya diselamatkan Roger Marcellin. Padahal, Roger sebelumnya adalah penentang Raja Prancis Charles X dalam Revolusi Juli 1830. Dalam revolusi itu, Roy adalah pengawal Raja Charles X.

Baca juga: Pengawal Raja Charles Dilumpuhkan Orang Bali

Bajak laut yang terdesak ada yang mencoba kabur naik perahu, namun mereka dihadang oleh para pelaut yang menunggu di perairan. Bajak laut yang tersisa makin terdesak dan mencoba untuk tidak lebih lebih nekat di benteng barat. Utusan bajak laut lalu menawarkan akan membayar demi kebebasan mereka. Mereka bersedia membayar 20 piastre untuk laki-laki mereka, 10 piastre untuk wanita, dan 5 piastre untuk anak-anak serta benteng diberikan kepada pasukan Belanda.

Namun Mayor Roy menolak. Ia ingin semua tawanan bajak laut, di antaranya terdapat tentara Belanda, dibebaskan. Mayor Roy hanya ingin para bajak laut yang menyerah menjadi tawanan saja.

Utusan bajak laut pun kembali ke bentengnya. Mereka sadar tidak bisa meneruskan perlawanan sebab sudah banyak anggota tangguh mereka terbunuh. Setengah jam kemudian, mereka kembali lagi dan rela ditawan.

Pasukan Roy pun bisa masuk benteng. Roy kehilangan setidaknya 50 orang anak buah terbunuh dan 100 terluka dalam serangan itu. Setelah menumpas bajak laut, Roger naik pangkat menjadi kopral.

“Di akhir operasi, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menugaskan saya ke Palembang sebagai Residen Sipil ad interim Belanda. Saya berangkat ke Palembang dengan kapal uap kecil,” aku Roy yang  mendapatkan tanda jasa Bintang Singa Belanda dan pangkatnya dinaikkan menjadi letnan kolonel atas jasanya menumpas bajak laut.*

TAG

hindia belanda revolusi prancis bajak laut belitung

ARTIKEL TERKAIT

Desa Bayu Lebih Seram dari Desa Penari Dewaruci Menuju Negeri Laskar Pelangi D.N. Aidit, Petinggi PKI yang Menutup Diri Perebutan yang Menghancurkan Timah dan Tuan Besar Hanandjoeddin dan Sejuta Pesona Pariwisata Belitung Hanandjoeddin Perintis di Tengah Keterbatasan Kekalahan Besar Janssens Bekas Kantor Redaksi De Locomotief di Semarang Dihancurkan Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung