FEBRUARI 2017, masyarakat Pulau Nongsa, Kepulauan Riau, dikejutkan oleh “kapal hantu”. Kapal tanker berbendera Malaysia yang sudah berkarat terdampar tanpa satu pun awak di dalamnya.
Kapal bernama MT Pisces itu lantas diamankan petugas PLP (Penjagaan Laut dan Pantai) Tanjung Uban, lantaran posisinya membahayakan pipa gas bawah laut dan jalur pelayaran. Saat dicek petugas PLP dengan KN Rantos P210, keadaan kapal seperti ditinggalkan nakhoda dan anak buah kapal.
Terdamparnya kapal itu menjadi misteri bagi masyarakat setempat. Sebagaimana misteri di lepas pantai yang sama dan dialami empat prajurit komando (prako) KKO TNI AL (kini Marinir) kala berpatroli pada masa konfrontasi dengan Malaysia tahun 1960-an.
Salah satu yang mengalaminya adalah Riyono, veteran KKO berpangkat terakhir pembantu letnan satu (peltu). Riyono yang saat itu berpangkat prako berangkat bersama rombongan Kompi RR Batalyon II ke perbatasan sekitar Batam sejak Desember 1963.
Markas utama mereka di Ksatrian TNI AL Tanjung Uban. Sementara pos-pos terdepan di beberapa pulau lainnya, termasuk Pulau Nongsa, di mana Riyono dan beberapa rekannya ditempatkan. Pada saat patroli, Riyono dan tiga temannya berpangkat prako sempat mengalami kejadian misterius bertemu “Hantu Laut”.
“Saya tidak ingat betul tanggal berapa dan bulan berapa saat kejadian itu. Yang pasti saat kami berempat bergiliran patroli dengan perahu kayu yang dipasangkan mesin. Tim kami ada saya, Wahadi, Muhani dan Suratno,” tutur Riyono kepada Historia.
Riyono dan tiga rekannya bergiliran patroli setiap sore sampai malam. Ketika sudah berada di lautan lepas perairan Nongsa, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan sebuah kejadian mistis.
“Tiba-tiba di tengah laut itu, kita melihat seperti ada tembok. Kelihatannya seperti tembok hitam. Tidak bisa kita tembus,” kenang Riyono.
Tidak butuh waktu lama untuk saling diskusi, mereka memutuskan untuk balik kanan. Kejadian itu pun sempat pula ditanyakan Riyono pada masyarakat setempat.
“Kalau cerita orang situ, memang ada kisah-kisah hantu laut. Lha, kita KKO sendiri kan disebutnya Hantu Laut. Bisa ketemu hantu laut yang begitu. Kata orang situ, untung kita tidak lepas tembakan ke arah tembok hitam itu. Kalau ditembak, mungkin nasib kita beda,” kata pensiunan berusia 75 tahun itu.
Baca juga:
Kala Hantu Pindah ke Kota
Khazanah Hantu Indonesia
Baret Merah vs Baret Ungu
Mengapa Baret Marinir Berwarna Ungu?