Masuk Daftar
My Getplus

Tanaman untuk Penghijauan dari Relief Candi

Jenis tanaman yang terdapat pada relief candi menjadi referensi program penghijauan lingkungan candi.

Oleh: Risa Herdahita Putri | 08 Apr 2021
Candi Barong di Yogyakarta. (Fehmiu Roffytavare/Shutterstock).

Tiga candi di Yogyakarta mendapat giliran untuk dihijaukan dan diperindah. Tanamannya dipilih berdasarkan referensi yang tersua dalam relief di dinding candi.

Kegiatan Candi Darling From Home yang diluncurkan Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) menargetkan 10.000 pohon yang akan ditanami di kawasan Candi Sambisari, Candi Banyunibo, dan Candi Barong. Tanaman itu dipilih dari bibit pohon dan tanaman dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Djarum Foundation di Kudus, Jawa Tengah.

Abdurrachman Aldila, program associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, mengatakan pemilihan tanaman dilakukan berdasarkan kecocokan dengan karakteristik tanah lingkungan candi berada.

Advertising
Advertising

“Candi berdiri di lahan dengan vegetasi berbeda. Jadi, proses pemilihan tanamannya cukup rumit,” kata Aldila dalam acara media gathering Candi Darling From Home, Rabu, 7 April 2021.

Baca juga: Mempercantik Candi-candi di Yogyakarta dengan Semak Berbunga

Tanaman-tanaman yang dipilih kemudian diajukan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta untuk mendapat persetujuan. “Sesuai saran dari BPCB, kami harus memilih tanaman yang akarnya tidak terlalu merusak, menghindari tanaman yang memiliki buah dan menarik perhatian burung, dan memilih yang berbunga dan cantik,” kata Aldila.

Kendati pemilihan tanaman cukup rumit, Aldila menjelaskan, candi di Jawa kebanyakan berdiri di tanah yang cukup subur. Karenanya banyak tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lingkungan candi.

“Tanaman yang kita pilih adalah tanaman-tanaman lokal dan tidak asing di daerah tersebut, jadi tidak mengganggu ekosistem lainnya di sekitar candi,” kata Aldila.

Selain pertimbangan lingkungan, tanaman yang dipilih untuk penghijauan candi juga berdasarkan sejarah dan budaya yang ada pada candi. “Ada berbagai relief yang menceritakan tentang lingkungan di berbagai candi. Candi Darling memperhatikan relief-relief candi untuk mengetahui tanaman apa saja yang bisa ditanam di sekitar candi tersebut,” kata Aldila.

Baca juga: Riwayat Pertapaan di Lereng Gunung Ungaran

Tanaman pada Relief Candi

Beberapa candi menyimpan informasi jenis-jenis tanaman. Misalnya, pohon mangga di relief cerita Kresnayana yang terpahat pada dinding Candi Wisnu, salah satu candi di Kompleks Candi Prambanan.

Menurut arkeolog Hari Setyawan dalam “Prasasti dan Naskah Jawa Kuno sebagai Alat Interpretasi Penggambaran Jenis Tanaman pada Relief Cerita Candi Prambanan” yang termuat dalam Menggores Aksara, Mengurai Kata, Menafsir Makna, pohon mangga diketahui dari bentuk daun, arah tumbuh cabangnya, dan bentuk buahnya. Pohon mangga dan pohon waru juga terpahat di relief cerita Ramayana pada dinding Candi Siwa dan Brahma yang juga di Kompleks Candi Prambanan.

Selain pada relief, informasi tanaman juga didapat dari data prasasti sezaman. Misalnya, pohon tanjung tersua dalam Prasasti Siwagrha (778 Saka/856 M).

Baca juga: Singgah di Rumah Dewa Siwa

Prasasti Siwagrha diduga merupakan prasasti tentang pembangunan Candi Prambanan. Di dalamnya disebutkan tentang pohon tanjung yang tumbuh di timur candi induk Siwagrha.

Pohon mangga dan pohon tanjung menjadi dua jenis pohon yang ditanam di Kompleks Candi Prambanan pada program Candi Darling 2019. Selain itu, tanaman lain untuk menghijaukan kawasan Candi Prambanan antara lain pohon trembesi, flamboyan merah, flamboyan kuning, kecrutan, sawo manila, sawo kecik, melinjo, bodhi, nagasari, kepel, waru merah, kamboja putih, keben, maja, dan cassia javanica.

Referensi tanaman juga ditemukan di candi lain. Misalnya, tanaman asoka atau soka (Ixora Javanica), salah satu tanaman yang sering muncul dalam potongan kisah Ramayana di relief Candi Panataran di Blitar. Hingga kini, bunga soka masih bisa ditemui. Ia memiliki bunga merah bergerombol, kayu kehitaman, dan berdaun lebat.

Baca juga: Bunga dan Buah pada Zaman Kuno

Selain tanaman hias, dalam relief juga terdapat tanaman budi daya, seperti pohon aren (Arenga pinnata) pada relief di pendopo teras Candi Panataran. Seniman pahat menggambarkannya: batang lurus menjulang, daun berhelai-helai, dan buah menggerombol dan menggantung.

Pada relief Karmawibhangga di Candi Borobudur, ada dua jenis tanaman: tanaman pertanian basah yaitu padi dan tanaman pertanian kering antara lain jagung, sukun, pisang, tebu, nangka, mangga, dan aren.

“Relief ini sebenarnya harus kita pelajari, karena ke depannya bisa jadi referensi untuk kita. Di relief itu sudah tersematkan soal lingkungan. Jadi dengan ini masyarakat bisa belajar dari candi sekaligus sadar akan lingkungan,” kata Tania Anggriani Arbi, program associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation.

Zaimul Azzah, M.Hum, Plt. Kepala BPCB Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan pemeliharaan lingkungan cagar budaya seringkali terkendala pendanaan karena sifatnya tidak bergitu mendesak. Padahal, pelestarian dan pemeliharaan yang menjadi tugas pokok BPCB bukan hanya dilakukan pada bangunannya saja, melainkan lingkungannya.

“Kegiatan Candi Darling turut membantu pemerintah dalam menjaga lingkungan dan melestarikan cagar budaya,” kata Zaimul.

Baca juga: Melestarikan Alam ala Orang Bali Kuno

Candi Darling bisa menjadi wadah bagi generasi muda dan masyarakat luas untuk ikut serta memelihara lingkungan kawasan situs-situs bersejarah termasuk candi.

Candi Darling From Home memungkinkan masyarakat luas khususnya generasi muda untuk ikut melestarikan lingkungan walau tetap berada di rumah. Caranya, Tania menjelaskan, anak-anak muda dan masyarakat luas mengunggah kegiatan bertema peduli lingkungan di akun media sosial masing-masing, cantumkan tagar #CandiDarlingFromHome, dan tag akun resmi @siapdarling.

Kegiatan cinta lingkungan bisa dengan cara menanam bibit, membawa tempat minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik, berlari, dan bersepeda. “Sekecil apapun usaha masyarakat untuk melindungi lingkungan kami tetap akan konversikan ke bibit tanaman dan pohon,” kata Tania.

Baca juga: Bertahan di Tanah Tandus

Setiap satu unggahan yang dibuat oleh masyarakat, penyelenggara akan menghitungnya sebagai donasi satu bibit pohon. Bibit donasi inilah yang akan menjadi tanaman penghijau di kawasan Candi Sambisari, Candi Banyunibo, dan Candi Barong.

Kegiatan Candi Darling From Home dimulai sejak April 2021. Sejauh ini sudah ada 171 tanaman yang terkumpul dari target 10.000 tanaman. “Candi Darling From Home akan berhenti jika sudah mencapai 10.000 bibit tanaman,” kata Tania.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan program Candi Darling yang dijalankan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation sejak 2019. Program Candi Darling telah menghijaukan dan mempercantik beberapa candi di Indonesia di antaranya Candi Prambanan, Situs Ratu Boko, Candi Ijo, dan Candi Gedong Songo. Dari kawasan Candi Prambanan, Gedong Songo, dan Ratu Boko program ini telah menanam sebanyak 11.037 tanaman semak berbunga.

Program Candi Darling akan dilaksanakan hingga tahun 2025. “Sampai candi-candi di seluruh Indonesia habis dihijaukan,” kata Tania.

Baca juga: Senja di Atas Bukit Kapur

 

TAG

candi darling siap darling darling squad bakti lingkungan djarum foundation

ARTIKEL TERKAIT

Akhir Kisah Raja Lalim AS Kembalikan Benda Bersejarah Peninggalan Majapahit ke Indonesia Di Balik Arca Prajnaparamita, Nandi dan Bhairawa Puncak Seni Arca dari Candi Singhasari Menapak Tilas Ken Angrok Ratu Kalinyamat Menjadi Pahlawan Nasional Zhagung dan Tikus versi Pram versus Karmawibhangga Empat Arca Warisan Singhasari Akhirnya Tiba di Tanah Air Candi Singhasari dalam Catatan Thomas Stamford Raffles Perjalanan Arca Candi Singhasari Kembali ke Indonesia