Masuk Daftar
My Getplus

Cerita di Balik Gambar Sunan Kalijaga

Dua orang bermimpi didatangi Sunan Kalijaga. Dibuatlah lukisannya. Pelukisnya meninggal karena kecelakaan.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 06 Jul 2017
Gambar Sunan Kalijaga karya Joko, mahasiswa Akademi Seni Rupa Yogyakarta, berdasarkan mimpi Suhadi dan R. Akhmad Mulyadi, juru kunci makam dan masjid Sunan Kalijaga. Masjid Sunan Kalijaga (kanan). (Wasif Yafhisam/Selecta, No. 780 30 Agustus 1978).

Pernahkah Anda bertanya siapa yang menggambar Walisongo atau sembilan wali penyebar Islam di Jawa? Gambar itu sangat terkenal karena dibuat posternya dan dijual. Gambar Kalijaga berbeda dengan delapan wali lainnya. Kalijaga digambarkan berkumis tanpa jenggot, memakai pakaian surjan, dan mengenakan blangkon. Sedangkan delapan wali lainnya mengenakan jubah dan sorban sebagai ikat kepala.

Ternyata, ada dua gambar Kalijaga. Selain gambar di poster yang telah diketahui masyarakat luas, terdapat gambar Kalijaga yang lebih awal, sekitar tahun 1970-an.

Baca juga: Sebelum Tobat, Sunan Kalijaga Pernah Jadi Begal

Advertising
Advertising

Cerita lahirnya gambar Kalijaga bermula ketika Suhadi, berusia 102 tahun dan tinggal sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Demak, bermimpi didatangi orang yang diyakini Sunan Kalijaga. Berdasarkan mimpi itu dibuatlah lukisannya. Lukisan itu ditunjukkan kepada R. Akhmad Mulyadi, sesepuh (juru kunci) makam dan masjid Sunan Kalijaga. Dia terperanjat karena lukisan itu persis dengan orang yang hampir sepuluh kali datang dalam mimpinya.

“Dilakukanlah kompromi apa yang dilihat mereka dalam mimpi adalah wajah Sunan Kalijaga. Kemudian diminta kepada salah seorang mahasiswa Akademi Seni Rupa Yogyakarta untuk membuatkan lukisannya berdasarkan hasil mimpi itu,” tulis Wasif Yafhisam dalam majalah Selecta, No. 780, 30 Agustus 1978.

Setelah menyelesaikan lukisannya, pelukis bernama Joko itu bernasib malang. Dia tabrakan dan meninggal dunia. Lukisan asli Sunan kalijaga itu dipinjam oleh Bardosono, ketua umum PSSI (1975-1977). Sedangkan Akhmad Mulyadi hanya menyimpan duplikatnya.

Baca juga: Toleransi Beragama ala Sunan Kudus

“Lukisan Sunan Kalijaga dipajang di sebuah ruangan dalam rumah sesepuh yang berada di desa Kadilangu,” tulis Wasif. “Ketika ingin mengambil foto tersebut, seorang pegawai Departemen Agama Kabupaten Demak, yang menemani wartawan Selecta berulang kali membisikkan agar membaca bismillah.”

Selain duplikat lukisan Sunan Kalijaga, Akhmad Mulyadi juga menyimpan beberapa peninggalan Sunan Kalijaga di antaranya dua buah tombak yang ujungnya terbuat dari emas bernama Kiyai Sirikan dan Kiyai Panatas.

TAG

walisongo sunan kalijaga

ARTIKEL TERKAIT

Dakwah Walisongo Revolusi Kultural Walisongo Kisah Leluhur Walisongo Samar-Samar Siti Jenar Toleransi Beragama ala Sunan Kudus Sunan Kalijaga Sebelum Menjadi Wali Koko Masuk Islam Maqluba Tak Sekadar Hidangan Khas Palestina Eric Carmen dan "All By Myself" Warrior, Prahara di Pecinan Rasa Bruce Lee